Mohon tunggu...
Badrul Jannah
Badrul Jannah Mohon Tunggu... Guru - gpai sdn Sukolio Barat 2

Hobby Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eksplorasi Konsep Forum Diskusi Modul 3.2 Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

5 Mei 2023   16:03 Diperbarui: 5 Mei 2023   16:22 5989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

 Studi Kasus   Modul PPGP - 3.2  Pemimpin dan pengelolaan Sumber daya Manusia

Kasus 1

Ibu lilin adalah salah satu guru SMP favorit yang selalu diincar oleh para orang tua sekolah tersebut juga selalu menduduki peringkat satu dan ada perolehan nilai UN murid-murid begitu kompetensi memperoleh nilai ulangan dengan prestasi lainnya dan dalam usaha yang proses belajar mengajarnya boleh terlihat sangat patuh dan tertib bahkan ada yang bergurau bahwa murid di sekolah favorit tersebut tetap antusias belajar meskipun jam kosong. 

Badan berubah semenjak regulasi PPDB zonasi dikeluarkan Ibu lilin mulai sering marah-marah di kelas karena karakter dan Tingkat kepandaian murid-muridnya yang heterogen.

Sering terdengar meja guru digebrak oleh ibu lilin karena kondisi kelas yang susah dikendalikan. Apalagi jika murid-murid tidak kunjung paham terhadap materi pelajaran yang Ibu lilin jelaskan.seringkali Begitu keluar dari kelas raut muka b. Lilin merah, padam dan kelelahan suatu hari ada laporan berupa foto dari layar telepon genggam yang menunjukkan jurusan tentang ibu lilin menjadi bulan bulanan murid-murid di grup WhatsApp. Beberapa murid dipanggil oleh guru BK ibu lilin juga berada di ruang konseling saat itu beliau marah besar dan tidak terima penghinaan yang dilontarkan lewat pesan wa murid-muridnya. Bahkan beliau memboikot tidak akan mengajar jika murid-murid yang terlibat pembicaraan tersebut tidak dikeluarkan dari sekolah. 

Kasus tersebut terdengar pula oleh guru-guru sekolah non favorit, " Saya mah sudah biasa menghadapi murid nakal dan bebal" Kata Bu Siti Yang mengajar di sekolah non favorit.

 

Pertanyaan:

Bagaimana anda melihat kasus Ibu lilin ini? Hubungkan dengan segala aspek yang bisa didiskusikan dari materi modul ini apa yang akan anda lakukan apabila anda sebagai kepala sekolah?

Saya melihat kasus Ibu lilin hal ini berawal dari kecenderungan beliau melihat pada aspek kekurangan peserta didik di kelasnya,  yaitu  melihat karakter dan Tingkat kepandaian murid yang heterogen dianggap menjadi kekurangan sehingga menyebabkan sulitnya Ibu lilin menyampaikan materi dan juga kesulitan peserta didik untuk memahami materi yang disampaikannya. 

Selain itu Ibu lilin juga melihat kondisi kelas yang susah dikendalikan sehingga mengganggu aktivitas dan konduktivitas pembelajaran yang dilakukan akibat dari melihat dan memandang dari aspek kekurangan tersebut menimbulkan ketidaknyamanan secara emosional dari Bu lilin sehingga beliau mudah marah atau emosi dan kelelahan yang mengakibatkan ketidaksukaan dari murid-muridnya.

Apabila saya sebagai kepala sekolah maka saya akan berbicara dari hati ke hati untuk melakukan kucing untuk mengetahui permasalahan dan berupaya menyadarkan Bu lilin akan potensi yang dimilikinya sehingga Bu lilin akan lebih percaya diri atas kemampuannya dalam mengelola pembelajaran titik saya juga akan menggali dan memahamkan Bu lilin bahwasanya siswa yang heterogen juga merupakan aset sekolah dan Jangan dianggap sebagai kelemahan di mana masing-masing murid mempunyai potensi dan dikembangkan secara terarah serta bisa dikolaborasikan agar menjadi berdaya guna titik-titik pembelajaran yang digunakan agar jangan berfokus pada kemampuan akademik saja namun juga Non akademik sesuai minat Bakat dan potensinya sehingga pembelajaran yang disampaikan juga harus memperhatikan kebutuhan belajar murid

Kasus 2

Pak pupur, guru yang dicintai para muridnya. Cara mengajarnya hebat ramah dan menyayangi murid layaknya anak sendiri titik suatu ketika Dinas Pendidikan daerah membuka lowongan pengawas sekolah. Kepala sekolah merekomendasikan Pak bubur untuk mendaftar seleksi calon pengawas sekolah. Kepala sekolah  memilih Pak pupur untuk mengikuti seleksi karena selain berkualitas dewan guru pun begitu antusias mendukung Pak pupur mengikuti seleksi calon pengawas sekolah. 

Secara portofolio penghargaan kejuaraan perlombaan guru karya alat peraga perubahan limbah yang Pak bubur ikuti selalu bisa sampai mendapatkan penghargaan Lomba tingkat nasional. Kecenderungannya pun juga luar biasa di mana nilai uji kompetensi gurunya atau UKG bisa mencapai nilai 90, namun Pak bubur justru merasa sedih direkomendasikan Kepala Sekolahnya mengikuti seleksi calon pengawas sekolah

 Pertanyaan

Bagaimana pendapat anda mengenai sikap Pak Pupur? Apabila anda sebagai kepala sekolah apa yang bisa anda lakukan?

Jawab:

Menurut saya Pak pupur seharusnya dapat menerima rekomendasi dari kepala sekolah bahkan merasa senang serta bersyukur karena mendapatkan rekomendasi tersebut yang belum tentu diberikan kepada guru lain yaitu untuk mengikuti seleksi pengawas sesuai dengan potensinya walaupun beliau lebih mencintai profesinya sebagai guru profesional.

Seandainya saya kepala sekolah saya akan mengajak mengobrol Pak bubur menanyakan baik-baik Mengapa bersedih jika dipromosikan sebagai calon kepala sekolah. Saya akan memberikan saran kepada Pak bubur untuk memahami bahwa Pak bukon mempunyai aset kekuatan yang sangat bagus sebagai guru tetapi akan lebih baik lagi Jika asetnya Bapak bubur miliki disebarluaskan atau ditularkan kepada banyak guru salah satunya dengan cara berbagi adalah menjadi pengawas sekolah. Karena salah satu tugas pengawas sekolah adalah mengarahkan guru untuk menjadi guru yang baik dalam kegiatan belajar mengajar. Jadi Pak pupur dapat menjadi salah satu aset penting dalam kemajuan komunitas sekolah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun