Mohon tunggu...
Arul Ihzul
Arul Ihzul Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga 2024

Mahasiswa Prodi S1 Ekonomi Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga 2024

Selanjutnya

Tutup

Financial

Ekonomi Digitalisasi: Disrupsi dan Adaptasi Cerdas dalam Era Globalisasi

3 Desember 2024   19:40 Diperbarui: 3 Desember 2024   19:48 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
fintech (Sumber: pinterest/BuzzWebzine)

Di era modern ini, digitalisasi telah menjadi angin segar yang mengubah wajah ekonomi global. Kita semua merasakan dampaknya, baik sebagai konsumen maupun pelaku bisnis. Dari belanja online yang semakin mudah hingga layanan keuangan yang lebih cepat, teknologi telah merombak cara kita berinteraksi dan bertransaksi. Artikel ini akan mengajak Anda untuk menjelajahi bagaimana digitalisasi mengubah struktur ekonomi tradisional, tantangan yang dihadapi, serta langkah-langkah yang dapat diambil untuk beradaptasi.

Disrupsi dalam Struktur Ekonomi Tradisional

  1. Peralihan ke E-Commerce Siapa yang tidak mengenal belanja online? Menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), pada tahun 2023, jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 202 juta orang. Ini adalah pasar yang sangat besar! Dengan semakin banyaknya orang yang beralih ke platform e-commerce seperti Shopee dan Tokopedia, bisnis harus cepat beradaptasi untuk menjangkau konsumen yang kini lebih memilih berbelanja dari kenyamanan rumah mereka. Bayangkan, Anda bisa membeli barang hanya dengan beberapa klik, tanpa harus terjebak dalam kemacetan! Ini bukan hanya tentang kenyamanan, tetapi juga tentang efisiensi waktu dan biaya. Banyak konsumen yang kini lebih suka membandingkan harga dan membaca ulasan sebelum memutuskan untuk membeli, sehingga bisnis harus lebih proaktif dalam memasarkan produk mereka secara online.
  2. Inovasi dalam Layanan Keuangan Sektor keuangan juga tidak luput dari perubahan. Layanan fintech, seperti dompet digital dan pinjaman online, semakin diminati. Laporan dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi digital di sektor ini meningkat 50% pada tahun 2023. Ini artinya, semakin banyak orang yang mengandalkan teknologi untuk mengatur keuangan mereka. Namun, dengan kemudahan ini, kita juga harus waspada terhadap risiko penipuan dan perlindungan data. Oleh karena itu, perusahaan fintech harus memastikan bahwa mereka memiliki sistem keamanan yang kuat untuk melindungi data pelanggan dan membangun kepercayaan. Selain itu, mereka juga perlu memberikan edukasi kepada pengguna tentang cara menggunakan layanan ini dengan aman.
  3. Transformasi Model Bisnis Perusahaan-perusahaan besar kini mulai mengadopsi model bisnis berbasis langganan. Siapa yang tidak menikmati menonton film atau mendengarkan musik tanpa batas? Netflix dan Spotify telah mengubah cara kita mengakses konten. Namun, bagi perusahaan tradisional, ini adalah tantangan besar. Mereka harus berinovasi dan beradaptasi agar tidak tertinggal. Misalnya, banyak perusahaan retail yang kini menawarkan layanan langganan untuk produk tertentu, seperti makanan atau kecantikan. Ini tidak hanya memberikan kenyamanan bagi konsumen, tetapi juga membantu perusahaan dalam memprediksi permintaan dan mengelola inventaris dengan lebih baik.

Tantangan yang Dihadapi Dunia Bisnis dalam Era Digital

  1. Keamanan Siber Dengan semua kemudahan yang ditawarkan oleh digitalisasi, ada juga tantangan yang tidak bisa diabaikan: keamanan siber. Serangan siber semakin marak, dan menurut laporan Cybersecurity Ventures, kerugian akibat serangan ini diperkirakan mencapai $6 triliun pada tahun 2023. Bayangkan jika data pribadi Anda dicuri! Karena itu, penting bagi bisnis untuk berinvestasi dalam sistem keamanan yang solid agar dapat melindungi informasi pelanggan. Selain itu, perusahaan juga perlu melakukan pelatihan kepada karyawan tentang praktik keamanan yang baik, seperti mengenali email phishing atau menjaga kerahasiaan kata sandi.
  2. Kesenjangan Digital Sayangnya, tidak semua bisnis memiliki akses yang sama terhadap teknologi. Banyak UMKM yang kesulitan untuk beradaptasi dengan perubahan ini. Menurut Kementerian Koperasi dan UKM, hanya sekitar 20% UMKM di Indonesia yang memanfaatkan platform digital secara maksimal. Hal ini menciptakan kesenjangan yang semakin lebar antara perusahaan besar dan kecil. Untuk membantu UMKM, perlu adanya program pemerintah dan inisiatif swasta yang menyediakan pelatihan dan akses ke teknologi. Dengan demikian, mereka dapat berkompetisi di pasar yang semakin digital.
  3. Perubahan Perilaku Konsumen Konsumen kini lebih cerdas dan menuntut pengalaman yang lebih baik. Mereka tidak hanya mencari produk, tetapi juga bagaimana produk itu bisa memenuhi kebutuhan mereka. Menurut penelitian oleh McKinsey, 70% konsumen lebih memilih merek yang menawarkan pengalaman yang disesuaikan. Ini adalah tantangan bagi bisnis untuk memahami dan memenuhi ekspektasi yang terus berubah. Untuk itu, perusahaan perlu berinvestasi dalam analitik data untuk memahami perilaku dan preferensi pelanggan. Dengan informasi yang tepat, bisnis dapat menyesuaikan penawaran mereka dan menciptakan kampanye pemas aran yang lebih efektif.

Langkah-langkah untuk Beradaptasi dengan Digitalisasi

  1. Investasi dalam Teknologi Untuk tetap relevan, bisnis harus berinvestasi dalam teknologi terbaru. Ini termasuk perangkat lunak manajemen, alat analitik, dan platform e-commerce. Dengan teknologi yang tepat, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional dan memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan. Misalnya, penggunaan sistem CRM (Customer Relationship Management) dapat membantu bisnis dalam mengelola hubungan dengan pelanggan dan meningkatkan kepuasan mereka.
  2. Membangun Kemitraan Strategis Kolaborasi dengan perusahaan lain, terutama yang memiliki keahlian di bidang teknologi, dapat memberikan keuntungan kompetitif. Melalui kemitraan ini, bisnis dapat mengakses inovasi dan solusi yang mungkin tidak dapat mereka kembangkan sendiri. Contohnya, perusahaan ritel yang bekerja sama dengan startup teknologi untuk mengembangkan aplikasi mobile yang memudahkan pelanggan dalam berbelanja.
  3. Pelatihan dan Pengembangan Karyawan Karyawan adalah aset terpenting dalam sebuah perusahaan. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pelatihan yang memadai agar mereka dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi. Program pelatihan yang berkelanjutan akan membantu karyawan untuk tetap up-to-date dengan tren terbaru dan meningkatkan keterampilan mereka. Dengan karyawan yang terampil, perusahaan dapat lebih cepat beradaptasi dengan perubahan pasar.
  4. Fokus pada Inovasi Berkelanjutan Inovasi tidak boleh berhenti setelah peluncuran produk atau layanan baru. Bisnis harus terus mencari cara untuk meningkatkan penawaran mereka dan memenuhi kebutuhan pelanggan yang berubah. Ini bisa dilakukan melalui riset dan pengembangan, serta mendengarkan umpan balik dari pelanggan. Dengan pendekatan ini, perusahaan dapat menciptakan produk yang lebih relevan dan menarik bagi konsumen.
  5. Mengutamakan Keberlanjutan Di era digital ini, konsumen semakin peduli terhadap isu-isu lingkungan. Bisnis yang mengadopsi praktik berkelanjutan tidak hanya akan menarik perhatian pelanggan, tetapi juga dapat mengurangi biaya operasional. Misalnya, perusahaan yang menggunakan bahan baku ramah lingkungan atau mengimplementasikan proses produksi yang efisien energi dapat mengurangi jejak karbon mereka dan meningkatkan citra merek.

Digitalisasi adalah sebuah perjalanan yang penuh tantangan dan peluang. Dengan memahami disrupsi yang terjadi dalam ekonomi dan mengambil langkah-langkah yang tepat untuk beradaptasi, bisnis dapat menemukan cara untuk tetap relevan dan kompetitif. Investasi dalam teknologi, membangun kemitraan, dan fokus pada pengalaman pelanggan adalah kunci untuk sukses di era digital ini. Mari kita hadapi tantangan ini bersama-sama dan manfaatkan setiap peluang yang ada untuk menciptakan masa depan yang lebih baik.

Referensi

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII). (2023). Laporan Survei Pengguna Internet.

Bank Indonesia. (2023). Laporan Statistik Transaksi Digital.

Cybersecurity Ventures. (2023). Cybercrime Report.

Kementerian Koperasi dan UKM Republik Indonesia. (2023). Laporan tentang UMKM dan Digitalisasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun