Mohon tunggu...
Badrudin Al-jauhari
Badrudin Al-jauhari Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Orang yang sedang belajar menulis http://www.islam651.wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hakikat haji

19 November 2010   00:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:29 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Haji adalah dambaan setiap orang Islam, mereka yang merasa yakin atas perintah ini tentu akan terharu setiap musim haji tiba. Akan tetapiu tidak semua orang punya kesempatan melaksanakan ibadah ini dengan segera, selain ongkos haji yang begitu mahal, juga daptar tunggu yang begitu panjang dari mulai 3 tahun bahkan sampai ada yang 5 tahun.

Hakikat haji sesungguhnya sama dengan hakikat kurban, yaitu kerelaan harta yang kita miliki ditasharupkan (digunakan ) di jalan Allah SWT. Manusia kaya pada hakikatnya adalah pelit, oleh karena itu apabila ada orang kaya yang dermawan sesungguhnya dia menjadi manusia yang luar biasa.

Adalah seorang ulama bernama syeh Mubarok R.A Beliau suatu saat melaksanakan ibadah haji, ketika beliau sedang berada dimakam Rasulullah, beliau bermimpi didatangi oleh Rasul. Dalam mimpi tersebut terjadi dialog antara beliau dan Rasul, diantaranya Rasulullah mengatakan ketahuilah Mubarok dari ribuan orang yang pergi haji tahun ini hanya segelintir orang yang saja yang diterima hajinya, salah satu orang itu adalah "TUKANG SOL SEPATU", Rasulullah pun menjelaskan identitas orang tersebut.

Ketika syeh Mubarok bangun dia pun mersa perlu bertemu dengan "TUKANG SOL SEPATU"  tersebut, akan tetapi setelah ditanyan kepada orang lain, ternyata situkang sol sepatu itu tidak menuanaikan ibadah haji. Syeh Mubarok pun semakin penasaran, ada orang tidak berangkat haji tetapi hajinya diterima oleh Allah SWT.

Akhirnya setelah pulang dari haji beliaupun menemui si tukang sol sepatu, dan merekapun akhirnya bertemu. Lalu syeh Mubarok bertanya wahai bapak mengapa engkau tidak melaksanakan haji, si Tukang sol sepatu menjawab, tadinya saya akan berangkat haji tahun ini, saya sudah menabung selama puluhan tahun. Akan tetapi ketika besok saya akan berangkat, pada malam hari tetangga saya mengetuk pintu dan dia mengatakan bahwa anaknya sakit perlu berobat sementara dia sedang tidak punya uang. Akhirnya uang untuk berangkat haji itu saya berikan kepada tetangga supaya bisa membawa anaknya ke dokter dan saya ikhlas tidak berangkat haji tahun ini, mudah-mudahan tahun depan.

Syeh Mubarok pun memeluk Tukang sol sepatu tersebut sambil mengatakan, berbahagialah saudaraku karena kerelaan mu menolong orang lain Allah berkenan menggantikan haji mu dengan para malaikat, dan haji mu pun termasuk yang diterima oleh Allah SWT.

Haji balasannya surga, akan tetapi surga tidak akan diberikan kepada orang sombong. Surga hanya akan diberikan kepada orang yang mau meringankan penderitaan orang lain.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun