"Kegiatan ini dilakukan dengan metode kunjungan. Â Ada beberapa kali pertemuan tatap muka. Pertemuan pertama kami menginstruksikan agar anak-anak membentuk dua kelompok. Dimulai dari membaca, mononton dan menceritakan ulang cerita Sejarah yang diberikan baik dalam bentuk tulisan dan digital. Begitu terus hingga mereka mampu membuat vidio dan poster, " ujar Fenny.
"Diharapkan nantinya setiap anak-anak dapat menikmati cerita rakyat (floklore) di Sumatera Utara dengan mudah dan menyenangkan," tambahnya
Sementara itu menurut Rosramadhana berdasarkan permasalahan yang tim PKM-M lihat di lapangan dan diskusi dengan pendiri taman baca, serta melihat kondisi zaman saat ini, anak-anak zaman sekarang lebih tertarik melihat hp dan bermain game.
Maka dari itu, tim PKM-M membantu meningkatkan minat baca anak melalui digital folklore (cerita rakyat), dengan begitu anak-anak akan tertarik untuk membaca karena ada video yang pernah ditontonnya.
"Beberapa cerita yang sedang dikerjakan yakni, Â mengenai cerita rakyat (Floklore) tentang Pulau Si Kantan (Labuhan Batu) dan Si Baroar (Mandailing Natal)," pungkasnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI