Mohon tunggu...
Badong Fatkhurrokhman
Badong Fatkhurrokhman Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya orang suka dengan hal baru, itu yang membuat saya ingin mencoba apapun

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di Bengkel Tambal Ban

31 Oktober 2024   10:51 Diperbarui: 31 Oktober 2024   11:21 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Kegiatan tambal ban memiliki risiko tersendiri, terutama bagi pekerja di bengkel tambal ban yang berhadapan dengan alat berat, mesin, dan bahan kimia setiap hari. Berikut beberapa aspek K3 yang perlu diterapkan di bengkel tambal ban untuk melindungi keselamatan dan kesehatan para pekerja:

1. Identifikasi Risiko
Dalam aktivitas tambal ban, risiko yang paling sering muncul adalah cedera akibat alat-alat berat, paparan bahan kimia seperti lem atau vulkanisir ban, serta risiko tertimpa ban atau kendaraan. Identifikasi risiko ini perlu dilakukan sejak awal untuk menentukan langkah pencegahan yang sesuai.

2. Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
Setiap pekerja di bengkel tambal ban wajib menggunakan APD yang sesuai, seperti sarung tangan anti panas untuk menangani ban yang panas saat proses vulkanisir, masker untuk melindungi dari asap atau bau bahan kimia, serta kacamata pelindung. Sepatu keselamatan juga penting untuk melindungi kaki dari benda berat.

3. Pengelolaan Bahan Kimia
Bahan kimia yang digunakan dalam proses tambal ban, seperti lem atau cairan vulkanisir, bisa berbahaya jika terhirup atau mengenai kulit. Penyimpanan bahan kimia harus dilakukan di tempat yang aman, jauh dari sumber api, dan selalu tertutup rapat. Selain itu, pekerja harus diberikan pelatihan terkait cara penanganan bahan kimia dengan benar.

4. Pemeliharaan dan Penggunaan Alat
Alat-alat yang digunakan, seperti kompresor udara, mesin vulkanisir, dan alat pembuka ban, harus diperiksa secara rutin agar berfungsi dengan baik dan aman digunakan. Pengoperasian alat-alat tersebut harus dilakukan oleh pekerja yang terlatih dan mengikuti prosedur yang benar agar tidak terjadi kecelakaan.

5. Tindakan Tanggap Darurat
Setiap bengkel harus memiliki prosedur tanggap darurat jika terjadi kecelakaan. Alat pemadam kebakaran serta kotak P3K harus tersedia di area bengkel. Pekerja perlu mengetahui lokasi alat-alat tersebut dan dilatih untuk menangani keadaan darurat, seperti kebakaran atau cedera akibat peralatan.

6. Ventilasi dan Pengaturan Udara
Bengkel tambal ban sering menggunakan bahan kimia dengan bau menyengat, sehingga ventilasi yang baik sangat penting. Pengaturan sirkulasi udara yang cukup membantu mengurangi paparan uap kimia berbahaya yang dapat mengganggu pernapasan pekerja.

7. Pelatihan dan Edukasi K3
Penting untuk memberikan pelatihan keselamatan kerja kepada pekerja mengenai cara menggunakan alat, menangani bahan kimia, serta langkah-langkah pertolongan pertama. Pekerja juga harus memahami pentingnya menjaga K3 di lingkungan kerja mereka agar terhindar dari risiko cedera atau penyakit akibat kerja.

Kesimpulan

Penerapan K3 di bengkel tambal ban bertujuan untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat bagi setiap pekerja. Dengan menerapkan standar K3, risiko kecelakaan dan dampak kesehatan jangka panjang bisa diminimalkan, sehingga produktivitas tetap terjaga dan kualitas layanan tambal ban semakin baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun