Mohon tunggu...
ABDUL MUHTADIN M. (amee)
ABDUL MUHTADIN M. (amee) Mohon Tunggu... karyawan swasta -

aku bukanlah kamu atau mereka aku adalah takdir atas diriku..

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mungkinkah Masih Ada Kemurnian?

3 September 2012   04:43 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:59 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

(Lippo Cikarang, 2 September 2012)

notes ini gw bikin ketika jalan-jalan menyusuri lorong-lorong sebuah kawasan industri sore hari menjelang magrib, iseng gw berhenti di depan sebuah pabrik tua yang dikelilingi pagar kawat yang sudah berkarat, kunyalakan sebatang roko dan kurobek bungkusnya untuk dijadikan kertas tempat gw mencurahkan isi kepala gw waktu itu,,mungkin kawan2 yang membaca notes ini menemukan kata2 yang mirip dengan lirik lagu Pembakar Neraka-Boomerang itu benar karena ada beberapa kata dlm lagu itu yg sengaja gw masukin dalam catatan karena kebetulan gw sedang dengerin lagu Boomerang..

Cekidot...

MUNGKINKAH

Banyak manusia meraih ambisi dengan menginjak sesamanya

Banyak manusia mencari keuntungan dengan tipudaya dan fitnah

Dunia memerah oleh banjir darah dimana-mana

Dunia menjerit oleh tangisan di segenap penjuru bumi

Diam-diam kau tertawa diatas kegilaan kuasa

Jangan bicara kebenaran

Jangan ucapkan keadillan

Kusaksikan api menyala ditumpukan keresahan

Banyak tangisan

Banyak kehilangan

banyak dusta demi ambisi kuasa

Masihkah utara ada kemurniannya

Masihkah tanah menyimpan cinta

Masihkah manusia memiliki hati

Masihkah nyawa ada harganya

Masihkah tangisan menimbulkan iba

Masihkan dunia ini ramah bagi keadilan

Masihkan alam ini menyimpan kedamaian

Masihkah Tuhan ada...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun