Mohon tunggu...
Badja Nuswantara
Badja Nuswantara Mohon Tunggu... -

Lihatlah apa yang dikatakan, jangan melihat siapa yang mengatakan [Ali bin Abi Thalib]

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi "The Brave"

4 Desember 2017   13:51 Diperbarui: 5 Desember 2017   19:10 2729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Provokasi tak henti dilakukan para anasir-anasir busuk negeri. Kita saksikan pengibaran bendera ormas terlarang HTI saat reuni 212. Hal yang disengaja untuk memprovokasi aparat agar bertindak keras. Kekerasan aparat akan dijadikan trigger & legitimasi gerakan kerusuhan dengan tagline Jihad melawan rezim anti Islam. Para oknum elit politisi negeri bukan tidak tahu situasi politik dalam negeri yang sebenarnya. Karena ketamakan, syahwat berkuasa, merekapun latah, berbondong-bondong turut serta aktif menunggangi aksi menggoyang Jokowi. Mereka tidak peduli bahwa tindakan mereka membahayakan negara.

Negara runtuh bukan karena investasi asing atau aseng. Indonesia bisa luluh lantak, hancur lebur karena ketamakan & kepandiran anak-anak bangsa sendiri.

Megawati telah memberi contoh sebagai negarawan yang bijak. Tak berfikir untuk kehormatan keluarga dan kepentingan pribadinya. Memilih Jokowi, semata-mata Megawati melihat kebutuhan dan kepentingan masa depan bangsa. Indonesia harus dipimpin dan ditangan orang yang tepat.

Kata seorang perwira menengah Angkatan udara, karena kecerdasan & nyalinya, Jokowi adalah presiden tergila yang pernah dimiliki Republik Indonesia.

Jokowi "The Brave" telah menunjukkan kelas, karakter & jati dirinya. Presiden yang tulus, santun, taat beribadah, menghormati ulama, sederhana, tidak pernah curhat walau dicaci & dihina, tidak memanfaatkan jabatannya untuk kepentingan pribadi, kepala rumah tangga yang baik, merakyat, memiliki etos kerja tinggi membangun negeri, demi bangsa tidak punya rasa takut dan tidak khawatir akan keselamatan diri & keluarganya.

Jokowi "The Brave" sebagai presiden adalah Satrio boyong pambukaning gapura. Satria yang meletakkan dasar kedaulatan ekonomi, pangan, pertahanan sebagai syarat mutlak mewujudkan Indonesia Hebat. Satria pembuka gerbang era keemasan Nusantara yang sesungguhnya.

Semestinya sebagai bangsa, kita harus bersyukur akan ketetapan Tuhan yang berkenan mentakdirkan Jokowi sebagai presiden RI. Bersyukur dengan cara bekerja bersama sesuai bidangnya, mendukung, mengapresiasi program kebijakan yang baik, mengkritik dengan solusi kebijakannya yang kurang dan perlu diperbaiki. 

 Jokowi tidak berambisi untuk yang kedua kali. Yang dia lakukan adalah memanfaatkan waktu sebaik-baiknya berbuat terbaik untuk negeri. Dua periode atau tidak, jabatan adalah ketetapan Tuhan. Kita yang harus berjuang Jokowi untuk kedua kalinya, karena Tuhan tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berusaha untuk merubahnya sendiri.

Indonesia negara demokrasi. Ada saat berkompetisi, ada saat mengkritisi, ada saat mengapresiasi demi cita-cita bersama mewujudkan negeri yang gemah ripah loh jinawi.

Salam Kompasiana!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun