kowe nganti tego mblenjani janjiÂ
Opo mergo kahanan uripku ikiÂ
mlarat bondo seje karo uripmuÂ
Aku nelongso mergo kebacut tresnoÂ
ora ngiro saikine cidro
Petualangan penyanyi yang biasa mengenakan blankon ini belum berhenti. Setelah Suriname, Didi Kempot kemudian menginjakkan kakinya di negeri Kincir Angin, Belanda. Di kota Rotterdam, ia menggarap dan merekam lagu Layang Kangen. Konon, lagu ini ia tulis sebagai ungkapan rasa kangen terhadap orang yang ia cintai saat ia berada jauh di luar negeri. Berikut lirik lagu Layang Kangen.
Layangmu tak tompo wingi kuwi
Wes tak woco opo karepe atimu
Trenyuh ati iki moco tulisanmu
Ora kroso netes eluh neng pipiku
Umpomo tanganku dadi suwiwi
Iki ugo aku mesti enggal bali
Ning kepiye maneh mergo kahananku
Cah ayu entenono tekanku
Ora maido sopo wong sing ora kangen
Adoh bojo arep turu angel merem
Ora maido sopo wong sing ora trenyuh
Ora kepethuk sak wetoro pengen weruh
Percoyo aku, kuatno atimu
Cah ayu, entenono tekaku
Kreativitasnya sebagai musisi tak bisa berhenti. Pada tahun 2000-an, berbagai lagu kembali ia ciptakan. Namanya kembali meroket di tahun 2013 setelah mengeluarkan album Kalung Emas. Disusul kemudian Suket Teki pada tahun 2016 dan yang paling anyar adalah TATU pada tahun 2019. Selain ia bawakan sendiri lagu Tatu juga dinyanyikan oleh Arda, penyanyi cilik tuna netra. Â Â
Perjalanan karier Didi Kempot yang panjang dan penuh liku, membuatnya tetap rendah hati. Meski sekarang bisa dikatakan sudah sukses, ia tidak sombong. Didi Kempot memperlakukan para penggemarnya layaknya sahabat. Dia juga tak jarang mengajak penggemarnya untuk bernyanyi bersama di atas panggung. Dia juga sering memberikan motivasi kepada para penggemarnya untuk tidak mudah menyerah dan terus berkarya.