Mohon tunggu...
Badi Uzzaman
Badi Uzzaman Mohon Tunggu... -

writer di badinesia.com\r\nDiponegoro University\r\nfollow @badinesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ini Awal dari Gerakan Aku Cinta Baca

30 Oktober 2013   21:00 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:48 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sedang iseng seperti biasa baca-baca media online. Terbersit sejenak berfikir, kira-kira berapa orang yang sedang membaca media ini sekarang ya. Awalnya pikiran itu dibiarkan sejenak, namun kembali terpicu kala membaca artikel dari tribunnews yang menyatakan bahwa tingkat baca di Indonesia adalah0,01%. Jelas menyayat hati sekali sebagai bangsa Indonesia.

0.01% dari 240 juta jiwa rakyat bangsa kita. Itu berarti bahwa dari 10.000 orang

di Indonesia hanya 1 orang yang gemar/suka/cinta membaca. Entah itu membaca buku, novel, koran dan lain sebagainya. Kapan negeri ini akan maju jika hanya 1 orang dari puluhan ribu itu yang mau untuk membaca.

Membaca. Sebuah kebiasaan yang tak asing bagi kita, hampir setiap orang pasti diajari ini kala menempuh pendidikan. Apa jadinya jika di jaman sekarang ini masih ada yang buta huruf alias tidak bisa membaca. Walaupun bisa membaca pun belum tentu mau untuk membaca, butuh dorongan kuat untuk menjadikan diri kita sebagai insan yang cinta baca. Mungkin buku yang saat ini sedang kita baca tidak bisa memberikan dampak langsung saat ini, tapi pasti di waktu yang akan datang diperlukan. Entah itu saat kebetulan ataupun saat yang direncanakan.

Buta huruf Bicara soal buta huruf. Beberapa saat yang lalu, ketika saya sedang berkunjung ke salah seorang teman di desa yang tak cukup terpencil sebenarnya. (nama desanya dirahasiakan). Masih ada pria seumuranku yang buta huruf. Sekolah hanya sampai SD, itupu SD swasta yang asal lulus. Kebetulan malam sebelum saya datang, berlangsunglah akad pernikahan si dia dengan salah seorang gadis disana. Ada kejadian lucu yang menggelikan dan sebenarnya tak pantas untuk ditertawakan. Ketika itu si mempelai pria (buta huruf) diminta untuk membacakan ijab qobul dan diminta untuk tanda tangan. Si mempelai pria itu hanya terdiam dan merenung. Setelah lama ditunggu akhirnya ada seseorang dari belakang yang membacakan untuknya pelan. Alhasil si mempelai ini hanya bisa mengikuti ucapan dari belakang ini. Saya nggak habis pikir, setelah para saksi menyatakan sah, sebenarnya yang dimaksud sah menjadi suami itu si mempelai pria ini atau orang yang membisikan naskah ijab di belakang mempelai. haha... Kita patut bersyukur karena telah bisa membaca bahkan lebih dari yang dibayangkan sebelumnya. Tidak biasa membaca Enggan membaca terkadang memang menyulitkan kita saat akan menjalankan sesuatu. Wayang OVJ saja harus membaca naskah sebelum tampil di depan layar kaca. Naskah dialog dan storyline tidak tau, kacau sudah. Menjadi pembantu rumah tangga pun harus mau dan mampu membaca, saat menggunakan perlengkapan rumah yang baru dan ada petunjuk penggunaannya. Saya sering beberapa kali mengikuti seminar yang mengharuskan peserta untuk membaca seminarkit. Paling tidak mendengarkan arahan dari panitia perihal isi dari seminar kit tersebut. Suatu ketika ada seorang mahasiswa, (boleh saya tebak, pasti dia enggan banget untuk baca). Dia bertanya pada panitia,

"Maaf mas, boleh tau nanti ada istirahat jam berapa ya..?" "Jam 12.15 mas, ada ko di rundown acara."

Malu setengah mati nggak tuh. ada lagi nih yang masih saya ingat.

"Pak, ada daftar list kategori tema fotografi yang dilombakan nggak?"
"Ada mas, di kertas yang mas pegang."

Itulah akibatnya jika kita enggan untuk membaca. Ingat membaca itu penting. berawal dari sebuah kata, menjadi kalimat, menjadi paragraf, menjadi halaman dan seterusnya hingga satu buku pun selesai dibaca. Nah berawal dari keprihatinan inilah, saya bersama kawan kawan di Griya Pustaka, mencetuskan sebuah gerakan yang kita namakan GERAKAN AKU CINTA BACA. Gerakan seperti ini sepertinya sangat sedikit sekali, atau bahkan sangat jarang karena saya belum pernah menemukan yang serupa. Yakni gerakan untuk mendorong orang-orang di sekeliling kita untuk gemar membaca. Semua hal harus pernah dibaca, apapun itu. Sesuka hati. Rencana kedepan, gerakan ini akan mengadaka workshop di Jogjakarta dan Solo serta mengadakan gerakan-gerakan simpatisan untuk mendukung Cinta Baca ini. Ikuti dengan like fans page http://on.fb.me/16jL5XH Dan #AkuCintaBaca --------------------------------------------- Reading is Smart Life Style----------------------------------------------- Semarang, 29 Oktober 2013 @badi_uzzaman selengkapnya di badinesia.com

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun