Mohon tunggu...
BADINUR RASYIDIN
BADINUR RASYIDIN Mohon Tunggu... Freelancer - Trying to reach something

saya adalah gamers dan writer, mencintai segala sesuatu yang pedas :D

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berpikir Bodo Amat Terkadang Bisa Menyelamatkan Anda

15 Juli 2019   07:27 Diperbarui: 15 Juli 2019   07:29 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Terlalu banyak ikut campur dalam kehidupan orang lain memang terkadang malah membuat diri Anda terjebak dalam suatu mala petaka. Seperti yang pernah saya alami niat hendak menolong malah balik terkena imbas, memang berbuat baik itu suatu hal yang baik tapi terkadang setiap orang harus menikmati ujiannya masing masing. 

Tanpa ada bantuan orang lain sedikitpun, aneh memang cara dunia ini berkerja itu mungkin yang membuat banyak orang berubah watak menjadi murni hedonisme tanpa memperdulikan orang lain. 

Hanya sekedar sharing semoga kisah saya bisa menjadi sebuah pembelajaran bagi kalian semua. Beberapa tahun kebelakang saya berkerjasama dengan teman, ia seorang yang di tinggalkan oleh kedua orang tuanya dan juga memang sudah tiada sanak saudara untuk meminta pertolongan. Ia satu bulan bekerja tapi tidak di bayar bagaimana saya tidak iba kami dulu pernah bekerja bersama, sebagai seorang yang memang susah untuk mendapatkant teman diri ini selalu menghargai siapapun yang hampir di kehidupan ini. 

Lalu pada akhirnya ia meninggalkan pekerjaannya, setelah itu saya saja untuk tinggal saja di kostan bersama lebih hemat dan tentu akan saya cover masalah makanan dan lain lain. 

Beberapa minggu sudah berjalan dan memang saya pribadi juga bukanlah pekerja yang memiliki gaji besar, akan tetapi karena rasa iba ini dan pernah merasakan bagaimana rasanya kelaparan yang sebenarnya saya terus mendukungnya. Sampai pada akhirnya keluarganya luluh dan kembali mau menerimanya, ia mendapatkan pekerjaan yang layak dan berbagai hal baik lainnya. 

Dan disini saya mulai kecewa ketika pada suatu waktu, saya sedang jatuh ekonomi bukan niatan meminta pamrih tapi hanya sekedar minta bantuan hasilnya nol besar. 

Dengan sejuta dalih ia tidak bisa membantu saya seakan memang diri ini adalah orang asing yang tidak bisa di percaya, hancur memang perasaan ini. 

Terkadang memang saya merenung " apa memang saya terlalu lembek dan mengorbankan demi orang lain ketimbang kebahagian sendiri?". Peristiwa ini sudah kerap kali saya alami, ada pepatah inggris yang mengatakan ( kebaikan terkadang akan membunuh mu) ironis memang tapi terkadang kita harus mengutamakan diri sendiri dahulu baru orang lain. 

Itu juga yang sering terjadi di Indonesia ini, banyak orang yang sibuk terjun kedalam urusan pribadi orang lain sedangkan urusannya sendiri amburadul sungguh ironis. Sibuk mengoreksi orang lain tapi dirinya sendiri ada di level lebih rendah, sibuk menjudge ini dan itu padahal pengetahuannya kosong. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun