Mohon tunggu...
Namira ZahrahR
Namira ZahrahR Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Hi, I am a communication student who interested in Communication, and photography. In collage, I love to interact with others. I am highly motivated, confident, and energic. My skills are good at social media, and speaking in public.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Badan Sehat adalah Mental yang Sehat

26 Oktober 2023   21:20 Diperbarui: 26 Oktober 2023   21:30 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada topik kali ini mengenai Bagaimana Saya Mengatur Kesehatan Mental Saya Sebagai Pelajar/ Mahasiswa. Topik ini sangat menarik untuk saya karena sangat relate pada kehidupan saya saat ini. Yang saya pelajari sejauh ini, Mahasiswa adalah seseorang yang sedang menempuh dan berjuang mencari ilmu guna di kehidupan masa yang akan datang. 

Dalam menempuh perjalanan – perjalanan tersebut pastinya terdapat rintangan yang akan dan telah dihadapi. 

Rintangan – rintangan tersebut dapat bersifat eksternal (dari luar), dan juga internal (dari dalam). Rintangan dapat juga disebut dengan proses dan membentuk jati diri kita akan bagaimana kedepannya nanti. Tidak sedikit orang yang terbawa arus ombak laut (re:menyerah) di perjalanan menempuh tujuannya. 

Perlu diketahui tentunya jalan cerita kehidupan setiap orang itu berbeda. Jadi, menyamaratakan suatu hal mengenai cerita kehidupan seseorang adalah hal yang tidak patut dilakukan. 

Dalam konteksnya, salah satu sifat yang wajib dimiliki oleh mahasiswa adalah bertanggung jawab. Bertanggung jawab atas apapun yang telah dipilih, atas apapun yang telah dan akan dilakukan. 

Mahasiswa harus menyelesaikan studi yang sedang diambil dan mengawali kehidupan baru dengan gelar yang telah didapatkan nantinya juga merupakan bentuk dari tanggung jawab itu sendiri. Disini lah peran lingkungan dan diri sendirinya diuji. 

Apakah orang tersebut didukung oleh lingkungannya? Apakah dia memiliki support system? Apakah dirinya memiliki ambisi dan semangat dalam menjalani hari – hari nya sebagai seorang mahasiswa? Apakah tujuannya hanya untuk sekedar mendapatkan gelar? Wah ini adalah pertanyaan – pertanyaan yang membuka dan menjadi refleksi terhadap diri saya sebagai seorang mahasiswa. 

Mental Health atau Kesehatan Mental ini adalah suatu hal yang klise untuk saya. Karena banyak sekali hal yang terbesit dalam benak saya mengenai Kesehatan Mental. 

Mental adalah hal yang paling dasar di dalam diri kita untuk dapat menjalani hari, melakukan aktifitas, menghadapi berbagai situasi hingga hal – hal yang remeh – temeh. Mental juga tentunya berteman baik dengan otak dimana ada pengetahuan, perilaku, emosional, perasaan, hingga spiritual. 

Sebagai seseorang yang masih belajar disegala hal, saya mendapati pengalaman yang saya rasakan sendiri dan kemudian saya percayai. Sebuah kalimat “penyakit itu datang dari pikiran” adalah benar adanya. 

Saya mulai percaya ketika saya mencoba sendiri apakah itu benar adanya atau tidak? Biasanya pada saat saya mendapati hal yang kurang enak, misalnya dibilang gemuk oleh teman, saya akan berpikir bahwa saya benar benar gemuk dan saya harus tidak makan (berhenti makan). 

Saya bahkan bisa menangis berhari – hari dengan hanya teman saya mungkin secara tidak sengaja berkata seperti itu. Akhirnya, saya jatuh sakit dan berimbas tidak masuk kuliah. 

Pada kasus yang serupa, saya mecoba untuk tidak tersugesti bahwa saya ini, saya itu. Saya hanya cukup tersenyum dan melanjutkan apa yang harus saya lakukan. Saya merasa lepas dan Bahagia. 

Maka dari itu, saya mengambil judul “Badan Sehat adalah Mental yang Sehat”. Badan yang sehat yang saya maksud adalah bukan gemuk ataupun kurus, bukan keduanya. 

Tetapi badan yang cukup nutrisi, badan yang mampu mengusir aura negatif, juga badan yang dapat menyerap banyak energi positif. Kalau untuk saya, makan makanan yang lezat adalah suatu obat ketika saya merasa ada yang tidak beres dalam diri saya. Entah mungkin emosi saya yang kurang stabil. 

Saya dan Burger
Saya dan Burger

Hal yang sedang saya bicarakan sebenarnya adalah tentang “Happy Pills”. Faktanya kita semua memiliki Happy Pills tersebut. Namun tidak semua orang tahu bagaimana bahkan apa itu Happy Pills. 

Sependek pengetahuan saya, Happy Pills ini adalah sebuah hormon pada otak kita. Yang awam orang – orang ketahui termasuk saya, ada 4 jenis hormon bahagia itu. Yang saya bahas adalah mengenai Dopamine

Dopamine ini berfungsi untuk Reward yaitu dengan makan makanan yang enak, lezat dan juga bergizi, selain itu mungkin menyelesaikan game favorit juga termasuk. 

Adapun Seretonin yaitu untuk menstabilkan mood kita dengan meditasi, olahraga, dan berdiri diatas matahari sebelum jam 10 pagi. E

ndrophin adalah hormon Bahagia yang kebanyakan orang lakukan ketika sedang merasa sedih khususnya. Dengan melakukan hal – hal yang dianggap ?.,m ./l,m .,,, mm,./, m. Seperti mendengarkan musik, memonton film di bioskop, menonton video lucu, tertawa dan masih banyak lagi kegiatan – kegiatan lain. 

Sumber: Loretta Grazino Breuning, PhD
Sumber: Loretta Grazino Breuning, PhD

Dan satu terakhir, yakni Oxytocyn. Ialah hormon “Cinta”. Dengan melakukan hal hal menebarkan cinta seperti membuatkan sarapan kepada ibu, mendengarkan curhat sahabat, berbicara kepada pacar, mengelus kucing dan hal serupa. 

Tanpa sadar, hormon – hormon bahagia yang kita lakukan akan terus membuat diri kita terus melakukan hal – hal yang memang kita suka. 

Memang, sebagai mahasiswa, tentu kita harus melakukan kewajiban – kewajiban yang tidak boleh dilupakan. Mengerjakan tugas yang diperintahkan dosen, duduk kemudian masuk ke dalam ruang kelas dan mendengarkan penjelasan dosen, berorganisasi untuk mendapatkan relasi dan koneksi, memberi kesan yang baik dan menjaga nama baik kampus atau hal yang lebih berat dari itu. 

Tetapi diluar itu, kita tentu juga mesti menjaga mental kita agar tetap sehat. Hal yang kemudian menjadi persoalan diri atas anggapan orang lain tidak perlu dianggap suatu hal yang berat. 

Pada awal nya memang sulit, tetapi bisa karena terbiasa itu adalah nyata. Berteman dengan orang – orang yang memang secara mental sudah matang juga penting karena akan sangat berpengaruh kepada diri kita. Adapun kunci agar kita tetap stabil secara fisik dan mental adalah bersyukur. 

Sumber : Freepik
Sumber : Freepik

Bersyukur memang tidak mudah. Manusia itu sifatnya dinamis, dan tidak puas. Lambat laun dengan diri kita memegang prinsip bersyukur, maka banyak hal yang akan terasa nikmat. 

Bersyukur dapat menduduki bangku perkuliahan, bersyukur mendapat kesempatan belajar setiap hari tentang hal – hal yang baru. Maka tidak akan terasa berat rintangan – rintangan yang akan diarungi. Akan ada banyak kejadian yang menyenangkan. 

Sampai disini, saya dan pembaca pun tahu bahwa Kesehatan mental itu penting untuk tetap dapat menjalani kehidupan dengan semestinya.

Orang pintar itu bukan orang yang minum tolak angin, tetapi orang yang melek soal mental health. Tidak bisa dianggap remeh persoalan ini. Tidah heran Kesehatan Mental ini cukup populer di semua kalangan khususnya Mahasiswa.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun