Mohon tunggu...
Badar Sabawana
Badar Sabawana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis pemula yang membutuhkan bantuan untuk membuat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Harmoni di Antara Bintang

17 Desember 2023   11:41 Diperbarui: 4 Agustus 2024   08:56 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : https://www.pexels.com/

Di balik awan malam yang tebal, sejuta bintang berkelap-kelip memainkan tarian anggun mereka di langit. Di sebuah desa kecil di pegunungan, hidup seorang pemuda bernama Aditya yang memiliki keterikatan khusus dengan langit malam dan bintang-bintang. Keunikannya adalah kemampuannya meramal masa depan dengan melihat konstelasi bintang.

Aditya telah menyaksikan pertemuan bintang yang tak terduga membawa perubahan besar dalam hidup orang-orang di desanya. Suatu malam, ketika langit dipenuhi oleh bintang-bintang yang berkerlipan, Aditya merasakan getaran aneh dalam dirinya. Dia merasa bahwa sesuatu yang luar biasa akan terjadi.

Suatu hari, Aditya bertemu dengan seorang wanita muda bernama Aria di pasar desa. Aria adalah seorang seniman yang menciptakan lukisan indah yang terinspirasi oleh alam semesta. Mereka bertemu di bawah naungan rimbunnya pohon tua yang menjadi saksi bisu bagi banyak kisah dalam desa.

"Apa yang membuatmu begitu terpesona oleh bintang-bintang?" tanya Aria, sambil tersenyum lembut.

Aditya pun menceritakan tentang kemampuannya meramal masa depan dengan melihat konstelasi bintang. Aria, yang selalu percaya pada keajaiban dan tak terduga, tertarik untuk memahami lebih lanjut.

Aditya dan Aria memulai perjalanan bersama, menjelajahi malam-malam indah di pegunungan. Mereka mengamati bintang-bintang dan menciptakan cerita sendiri tentang perjalanan para konstelasi. Kebersamaan mereka membuat desa itu hidup dengan warna-warni yang belum pernah ada sebelumnya.

Pada suatu malam, Aditya dan Aria melihat sebuah konstelasi baru yang membentuk gambar aneh di langit. Aditya merasa getaran aneh lagi, kali ini lebih kuat dari sebelumnya.

Bulan purnama menyoroti langit malam, dan desa itu bersiap-siap menyambut pesta rakyat. Aditya dan Aria duduk di bukit, menunggu kejutan yang akan terjadi. Dan benar saja, terjadi keajaiban yang tak terduga.

Bintang-bintang di langit membentuk gambar yang jelas: gambar Aditya dan Aria yang saling berpegangan tangan, dikelilingi oleh garis-garis cahaya indah. Desa itu terdiam, terpana melihat keajaiban ini.

Keberadaan Aditya dan Aria menjadi harapan bagi desa mereka. Konstelasi baru itu memberikan perasaan harmoni dan ketenangan bagi semua orang. Aditya dan Aria merangkul peran mereka dalam memimpin desa menuju masa depan yang lebih cerah.

Desa itu mengalami transformasi positif. Orang-orang mulai bersatu, bekerja sama, dan membangun fondasi yang kuat untuk generasi mendatang. Aditya dan Aria menjadi sumber inspirasi bagi banyak orang yang ingin meraih mimpinya.

Meski desa itu mengalami perubahan positif, Aditya dan Aria menghadapi berbagai tantangan. Beberapa orang di desa mulai meragukan keberlanjutan keajaiban yang mereka bawa. Muncul ketidaksetujuan dan konflik internal yang perlu diatasi.

Aditya dan Aria menyadari bahwa keajaiban tidak selalu mudah dipahami oleh semua orang. Mereka memutuskan untuk berbicara dengan penduduk desa, menjelaskan maksud dan tujuan mereka. Dengan komunikasi yang terbuka dan pemahaman, desa itu bersatu kembali, lebih kuat dari sebelumnya.Aditya dan Aria melanjutkan peran mereka sebagai pemberi inspirasi. Mereka memimpin proyek-proyek pembangunan, mendidik anak-anak tentang keindahan alam semesta, dan menciptakan festival-festival yang merayakan kedekatan manusia dengan alam. Desa itu menjadi destinasi wisata yang terkenal, mengundang orang dari berbagai daerah untuk merasakan keajaiban yang tercipta di sana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun