Mohon tunggu...
Badar Sabawana
Badar Sabawana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Penulis pemula yang membutuhkan bantuan untuk membuat tulisan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Biografi Ummul Mukminin Khadijah Binti Khuwailid Al-Quraisyiyah Al-Asadiyah

14 Desember 2023   13:23 Diperbarui: 14 Desember 2023   13:25 64
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Islam adalah sebuah agama yang menjadi bagian dari sejarah perkembangan perdaban dunia. Sejarah peradaban dunia tidak dapat dipisahkan dari sejarah agam Islam. Dan jika kita membicarakan sejarah Islam maka tidak mungkin bisa dilepaskan dari tokoh-tokoh pelaku sejarah tersebut, diantaranya Ummul Mukminin Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu anha.

  • Khadijah pada masa pra-Islam

Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu 'anha adalah wanita Quraisy yang terhormat dan dihormati, dari garis keturunan yang mulia. Dia adalah perempuan yang terkaya dari mereka, seorang pedagang yang sering memakai jasa laki-laki untuk menjalankan bisnisnya dengan imbalan upah. Az-Zubair bin Bakkar rahimahullahu berkata "Pada masa jahiliyah, ia disebut at-Thahirah (wanita suci). Ibnu Syihab di dalam ath-Thabaqat menjelaskan bahwa sebelum dinikahi oleh Rasulullah shallahu alaihi wa sallam, beliau dinikahi oleh dua orang laki-laki, pertama adalah Atiq bin Abid bin Abdillah bin Amr bin Makhzum dan melahirkan satu orang anak yaitu Haritsah. Setelah Atiq meninggal, beliau dinikahi oleh Abu Halah at-Taimi dan melahirkan dua orang anak laki-laki. Ibnu Ishaq dalam ath-Thabaqat dua orang anak, yaitu satu laki-laki dan satu perempuan.

Rasulullah shallahu alaihi wa sallam menikahi Bunda Khadijah dalam rentang waktu dua bulan sepulangnya beliau shallahu alaihi wa sallam dari Syam untuk berdagang dengan barang dagangan dari Bunda Khadijah. Usia Bunda Khadijah sendiri ketika itu empa puluh tahun dengan maskawin dua puluh ekor unta muda. Semua putra-putri Rasulullah shallahu alaihi wa sallam kecuali Ibrahim, dilahirkan oleh Bunda Khadijah.

  • Khadijah pada masa Islam 

Beliau termasuk As-Sabiqunal Awwalun atau orang-orang pertama yang masuk Islam sesaat setelah Rasulullah shallahu Alaihi wa sallam diangkat menjadi nabi. "Orang yang paling pertama beriman kepada Allah adalah Khadijah, menurut pendapat yang paling kuat," tulis Ibnu Katsir di dalam Al-Fushul fii Ikhtishorir Rasul. Bunda Khadijah juga membantu Rasul dalam berdakwah dengan bentuk bantuan mulai dari harta, tenaga dan pikirannya. Beliau radhiyallahu anha selalu setia mendampingi Rasulullah shallahu alaihi wa salam dalam menyebarkan ajaran Islam baik ketika periode dakwah secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan.

  • Keutamaan Bunda Khadijah

Banyak sekali keutaman yang dimiliki oleh Bunda Khadijah diantaranya, beliau adalah wanita yang cerdas dan sangat mendukung suaminya, terbukti ketika Rasul bergetar setelah mendapatkan wahyu yang pertama, Khadijah menyelimuti dan menghibur serta menenangkan beliau shalallahu alaihi wa salam. Beliau juga kelompok Assabiqunal Awwalun, yaitu kelompok pertama yang masuk Islam bersama dengan Abu Bakar, Utsman bin Affan, Thalhah bin Ubaidillah, Zubair bin Awwam, Abdurrahman bin Auf dan Ali bin Abi Thalib.

Beliau adalah Ummul Mukminin yang mendapatkan salam dari malaikat Jibril dan dikabarkan tentang sebuah istana di surga yang Allah siapkan untuk beliau radhiyallahu anha. Beliau juga adalah istri yang paling Rasulullah shallahu alaihi wa sallam cintai, dan Rasul shallahu alaihi wa sallam sangat sering memuji beliau di hadapan istri-istrinya yang lain.

  • Wafatnya Bunda Khadijah radhiyallahu anha

Ibnu Ishaq berkata, "Khadijah radhiyallahu anha dan Abu Thalib wafat pada tahun yang sama. Keduanya wafat sepuluh tahun setelah Rasulullah shallahu alaihi wa sallam diangkat menjadi nabi pada usia enam puluh tahun. Penderitaan Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam pada saat itu sangat bertumpuk-tumpuk yang disertai dengan siksaan yang semakin menjadi-jadi dari kalangan kaum musyrikin dikarenakan meninggalnya pelindung Rasul kala itu yaitu Abu Thalib. Karena penderitaan yang bertumpuk-tumpuk pada tahun itu, maka beliau menyebutnya sebagai "Amul Huzni" (tahun duka cita), sehingga julukan ini pun terkenal dalam sejarah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun