Secara fungsi televisi yang merupakan sarana komunikasi dan bagian dari media massa adalah memberi informasi, menghibur, mendidik, serta membujuk masyarakat luas. Dengan beragam tanggapan mengenai kondisi televisi saat ini baik dari segi bisnis, segi kesehatan informasi, dan segi tayangan yang konotasi nya merujuk ke arah negatif dalam hal ini mengatakan bahwa tayangannya justru tidak mendidik dan ketinggalan jaman rasanya komentar ini tidak bisa dibenarkan.
Tanggapan semacam ini bisa saja muncul dikarenakan semakin maju nya teknologi dan akses informasi yang semakin tidak terbatas membuat konsumennya mampu memilih sendiri per jenis tayangan dan dirasa sesuai dengan kebutuhan maupun keinginan per seorangan. Tapi kondisi ini juga tidak mengubur fakta bahwa penyajian tayangan oleh media massa saat ini secara langsung menggunakan format dasar sajian segmen pada televisi. Tentu saja kegiatan perubahan disesuaikan dengan perkembangan daya tarik masyarakat di masa sekarang yang kemudian tidak disadari secara langsung mampu menarik perhatian masyarakat secara masif.
Tanpa mengabaikan beberapa hal yang mendasari bahwa banyaknya alternatif media massa saat ini yang belum sesuai dikarenakan masih adanya beberapa regulasi dan undang -- undang dalam tahap penyusunan, Rupanya masyarakat lupa atau melewatkan sedikit hal yang mampu berakibat fatal, karena pada dasarnya televisi dan segala macamnya berada dibawah naungan beragam regulasi dan kode etik penyajian segmen/program tayang.
Mengesampingkan sedikit dari permasalahan yang ada bahwa tidak sedikit masyarakat sedang dalam fase kesal dengan pemerintah dan segala kebijakan, regulasi serta undang -- undang rupanya membuahkan hasil yang sepele namun tidak nampak pada masyarakat secara riil. Hal ini dikarenakan peraturan tersebut berisi sejumlah nilai moral dan sikap dengan bahasa lain bertujuan agar masyarakat Indonesia memiliki karakter dan sikap baik berdampingan dengan perkembangan pendidikan dan pekerjaan saat ini.
Sama halnya pada media massa alternatif saat ini salah satunya bisa dilihat dari beberapa platform digital yang sedang digemari banyak masyarakat walaupun angka peminatnya sudah mulai turun tergantikan dengan media baru. Ujaran kasar serta kalimat atau bahkan pembahasan yang belum tentu bisa dikonsumsi secara general tersedia tanpa batas pada media massa tersebut. Lagi -- lagi ada beberapa pihak disalahkan karena masalah tersebut.
Apabila dilihat secara sederhana, sejatinya Indonesia belum mampu mengakses secara baik tayangan ataupun program acara yang disajikan media alternatif tersebut. Dikarenakan masih adanya regulasi belum mencapai kata sempurna, badan pemerintah maupun swasta dibidang penyaringan program belum memperoleh hasil secara signifikan, pihak edukasi maupun pemberdayaan lagi -- lagi belum siap menggunakan teknologi saat ini, dan masyarakat nya sendiri juga belum bisa dikatakan memahami secara utuh media massa alternatif yang jauh dari kata sempurna. Kembali lagi, pada konteks ini masyarakat belum mengakui bahwa saat ini kita masih dalam tahap mencerna program-program tersebut. Serta menyadari bahwa saat ini masyarakat masih dalam pola konsumsi layaknya mengonsumsi program dari televisi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H