Mohon tunggu...
Da Backpankers
Da Backpankers Mohon Tunggu... -

Simple Person, Love Travelling and easy going

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Curug Sedong, Potensi Wisata di Jonggol, Bogor

26 Maret 2018   22:01 Diperbarui: 26 Maret 2018   22:06 1464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jangan meremehkan Jonggol, meskipun hanya bagian dari Kabupaten Bogor yang letaknya cukup jauh dari pusat kota. Namun di tempat ini banyak menyimpan potensi wisata yang sangat luar biasa. Baik itu keindahan panorama alamnya yang dikelilingi bukit-bukit hingga banyaknya curug-curug yang masih tersembunyi. Bukan hanya Curug Cipamingkis, Curug Country atau Curug Ciherang yang ada di Jonggol tapi masih banyak curug-curug lainnya yang belum terjamah.

Adalah Curug Sedong, salah satu destinasi terbaru yang belum terjamah oleh orang banyak karena letaknya yang sangat tersembunyi di dalam hutan belantara yang bersolek dengan rimbunnya pepohonan dan bukit-bukit yang mengelilinginya, di tambah lagi belum begitu banyak informasi mengenai keberadaannya.

Pada hari minggu (18/03/2018), berbekal sedikit informasi yang saya dapatkan saat browsing kemudian tertarik untuk mengunjunginya. Saya pun mengajak Mey dan Rico untuk menjejakkan kaki di Curug Sedong yang terletak di Desa Cibodas, Jonggol dan tidak begitu jauh dari Jonggol Garden dan Goa Ciwadon.

Sekitar pukul 09.00 WIB, saya janjian dengan Mey dan Rico di Alfamart Jalan Mayor Oking Cibinong. Setelah bertemu, kami mencocokkan GPS sebagai penunjuk jalan lalu berangkat dengan menggunakan sepeda motor. Ada tiga rute yang tertera di GPS namun kami memilih rute yang tercepat. Kami melewati wilayah Citeurep bersanding dengan hiruk pikuknya kendaraan yang melintas. Kelokan demi kelokan kami lalui dengan mengikuti jalur yang tertera di GPS.

Kemudian memasuki wilayah Leuwi Karet, sebuah jalan sempit yang menurun hanya bisa dilalui sepeda motor lalu melewati jembatan besi dan rumah-rumah penduduk hingga memasuki perkebunan yang sangat hening yang menjadi titik akhir medan jalan yang terbeton. Kemudian memasuki medan jalan yang berbatu, kami tidak menaruh curiga, kami terus melanjutkan perjalanan.

Tapi di lokasi inilah yang menjadi malapetaka buat kami karena di sepanjang jalur ini medan jalan rusak parah penuh bebatuan, tanah lembab bahkan lumpur yang terkadang landai, menanjak dan menurun. Tidak ada satupun rumah penduduk, kami terus melewati hutan belantara yang dipenuhi rimbunnya pepohonan.

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Rasa lelah terus menghardik kami, bahkan beberapa kali Mey harus turun dari sepeda motor dan berjalan kaki saat Rico mencoba berjalan menanjak di medan jalan yang penuh bebatuan bercampur tanah lembab yang licin. Kami terus berjalan mengikuti jalur tersebut. Hingga pada akhirnya, kami berhenti di salah satu rumah penduduk dan bertanya kepadanya mengenai Curug Sedong.

Orang tersebut pun memberitahu jika keberadaannya masih jauh. Kami melanjutkan perjalanan kembali hingga di pertigaan Cioray yang dipenuhi rumah-rumah penduduk dan terlihat beberapa orang rombongan sepeda. Sejenak kami beristirahat sambil bertanya kepada salah satu penduduk yang sedang duduk di depan teras rumahnya dan orang tersebut pun mengarahkan kami untuk berjalan lurus.

Kemudian kami melanjutkan perjalanan kembali, hingga pada di satu titik dengan medan jalan yang penuh bebatuan bercampur tanah lembab dan sangat menanjak, masing-masing sepeda motor kami tidak sanggup untuk jalan menanjak. Rasa lelah meliputi tubuh kami dibawah hujaman teriknya matahari yang menyengat.

Saya dan Rico beristirahat sejenak karena kelelahan, sementara Mey menunggu diatas. Di tengah-tengah kepelikan yang menyelimuti, Rico mendorong sepeda motor saya, namun belum sampai atas, saya merasakan kelelahan yang teramat sangat dan beristirahat kembali dengan nafas yang tersengal-sengal.

Beberapa menit kemudian, saya membantu Rico mendorong sepeda motornya namun tidak sanggup karena sudah kehabisan tenaga. Saya meminta Rico untuk beristirahat sejenak. Dan sejurus kemudian datang sebuah mobil jeep yang ingin melewati jalur tersebut. Sontak saya yang sedang duduk beristirahat pun langsung berdiri dan kembali mendorong sepeda motor Rico hingga ke atas dan di taruh di salah satu rumah penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun