Dan menurut kedua pria paruh baya yang berendam tersebut, air panasnya dipercaya sebagai terapi pengobatan seperti gatal-gatal, panu dan penyakit kulit lainnya. Sementara di sekeliling air panas ditumbuhi rimbunnya pepohonan yang sangat asri. Cukup lama kami berendam di kolam air panas dengan aroma belerang yang tidak terlalu kuat.
Saat aku sedang bercengkarama dengan kedua pria paruh baya itu, Yen beranjak dari dalam kolam dan berpindah ke sungai dengan aliran airnya yang sangat dingin dengan kedalaman sebetis orang dewasa. Lalu Yen memanggilku untuk merasakan sensasi dingin air sungai tersebut. Aku pun tergoda dan beranjak dari kolam air panas berpindah ke sungai berendam bersamanya.
Berhubung waktu sudah semakin sore, sekitar pukul 16.30 WIB, aku mengajak Yen untuk menyudahi aktifitas berendam. Setelah itu, kami berjalan menuju kamar mandi umum untuk mengganti pakaian dan kemudian berjalan menuju parkiran sepeda motor, lalu membayar parkiran kepada bapak tua yang menjaga sepeda motor. Setelah itu, kulajukan sepeda motor untuk kembali ke homestay dengan menggunakan Google Map sebagai petunjuk jalan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H