Sesampainya dibawah, diliputi rasa gembira yang tak terbendung, aku berdiri diatas bebatuan tepi kolam sambil menunggu Yen yang masih jalan turun kebawah. Air yang jernih nan segar mengalir deras di antara kolam-kolam alami. Dan sejurus kemudian, Yen tiba dibawah lalu berdiri di sampingku. Sementara saat itu tidak ada seorangpun selain aku dan Yen.
Kemudian Yen melepas pakaiannya lalu berenang masuk ke dalam kolam, aku pun tergoda oleh kesegaran airnya lalu kulepas pakaian dan masuk ke dalam kolam, berenang bersamanya. Belum cukup puas, beberapa menit kemudian, Aku dan Yen beranjak dari dalam kolam lalu berjalan di atas bebatuan tepi kolam melawan aliran air sungai.
Melewati tanah bekas longsor, melompat dari satu batu ke batu yang lain, menyebrangi aliran air sungai yang dangkal sampai akhirnya kami melihat 3 air terjun yang bertingkat dari jarak yang masih jauh. Aku dan Yen sangat terkesima melihatnya, dan terus berjalan menyusuri tempat tersebut hingga tiba di salah satu air terjun dengan debit air yang deras menghujam kolam alaminya yang tidak begitu besar.
Sampai diatas, debit air terjun yang kedua tidak jauh berbeda dengan yang pertama, hanya saja kolam alaminya begitu luas dan panoramanya cukup membius mata. Aku dan Yen merehatkan diri sejenak diatas bebatuan sambil memandang air terjun yang jatuh menghujam yang diiringi dengan alunan air yang mengalir.
Tidak sampai disitu, aku semakin penasaran dengan air terjun yang berada diatasnya lagi, lalu kulihat sekitar mencari cara untuk menggapai air terjun yang ketiga. Namun sangat disayangkan, aku tidak menemukan jalan untuk naik keatas dan juga tidak mau memaksakan diri lagi untuk merayap di tebing tanpa pengamanan karena jalurnya cukup sulit.
Waktu yang terus bergulir dan cuaca yang berubah, aku dan Yen memutuskan untuk kembali ke parkiran sepeda motor dengan  melewati jalur yang kami lalui sebelumnya kemudian trekking ke atas memutari bukit hingga tiba di saung yang bersandingkan batu besar. Sejenak aku merehatkan diri duduk diatas ilalang dengan peluh yang membanjiri tubuh. Usai itu, kembali berjalan mengikuti jalan setapak hingga tiba di parkiran sepeda motor.
Dan menurut bapak tua itu, aku telah salah jalur, air terjun bertingkat yang kutemui adalah Air Terjun Triban 1 dan 2 sementara untuk Air Terjun Watu Lawang jalurnya ke kanan dengan rute saat masuk ke dalam perkebunan mengikuti jalan setapak lalu sampai di ujung turun ke bawah yang menurutku jalurnya sangat curam.
Hanya orang-orang yang berjiwa petualang yang mengetahui keberadaan air terjun yang berada di Desa Ngepung, Kecamatan Sukapura, Probolinggo. Sementara di dalam lokasi tersebut terdapat beberapa air terjun seperti Air Terjun Watu Lawang, Air Terjun Triban 1 dan 2, Air Terjun Kedung Amis dan Air Terjun Sumber Pakis.