Mohon tunggu...
Da Backpankers
Da Backpankers Mohon Tunggu... -

Simple Person, Love Travelling and easy going

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Ini Taman Surga ? Bukan, Ini di Bogor

29 Juni 2015   21:02 Diperbarui: 29 Juni 2015   21:18 1730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat Gede sudah menaiki sepeda motor, kami melanjutkan perjalanan dengan belok kanan dan tekstur jalanan sudah mulai berkerikil yang dipadu dengan bebatuan ukuran kepalan tangan, saya berusaha mengimbangi meskipun sesekali terpanting karena medan jalan yang tidak stabil dan sedikit menanjak keatas.

Meskipun kondisi jalan yang tidak stabil, selama perjalanan mata kami disuguhkan dengan pemandangan perkebunan dan panorama alam lainnya, tampak penduduk setempat yang sedang bekerja di ladangnya dengan penuh semangat, sementara beberapa anak kecil sedang bermain di sekitar ladang.

Setelah melewati areal perkebunan, kebingungan kembali melanda di benak kami, karena suasana jalanan yang begitu sepi, kami tetap meneruskan perjalanan hingga di ujung jalan kami bertemu dengan dua orang ibu-ibu yang sedang berjalan menuju ladang, kemudian saya bertanya mengenai keberadaan curug dan salah satu dari mereka memberitahu kami untuk belok kiri untuk memutari ladang lalu belok kanan.

Kami melanjutkan perjalanan kembali dengan mengikuti instruksinya, setelah memutari ladang, saya membelokan sepeda motor ke kanan dan tekstur jalan masih berbatu yang bercampur tanah kering dengan panorama perkebunan yang bertingkat memenuhi bukit, kami tetap mengikuti jalan tersebut hingga akhirnya terdapat jalanan yang bercabang, sempat kebingungan untuk memilih jalan yang mana dan saya menghentikan sepeda motor.

Dengan inisiatif, Gede turun dari motor dan berjalan ke sebuah rumah yang tak jauh dari tempat kami berhenti untuk menanyakan keberadaan Curug Cibarjan, selagi Gede mencari informasi, saya beristirahat sambil menikmati pemandangan di areal sekitar. Tak lama kemudian Gede kembali lagi dan memberitahu untuk mengambil jalur yang kanan, dengan segera kami melanjutkan perjalanan kembali.

Dengan mengikuti jalan yang cuma satu-satunya, kami melewati sebuah bukit dan terdapat beberapa mulut goa di bukit tersebut, tampak beberapa para pekerja sedang menambang pasir dan batu di bukit tersebut, kami tetap melajukan sepeda motor dengan kondisi jalan yang penuh bebatuan ukuran kepalan tangan.

Setelah melewati bukit tersebut, kami tiba di areal parkir tempat keberadaan Curug Cibarjan, namun di pintu masuk parkir bertuliskan Curug Putri Pelangi, sedikit heran dan bertanya-tanya di dalam hati, apakah ini Curug Cibarjan yang sedang kami cari atau bukan. Saat kami memarkirkan sepeda motor, tampak penjaga parkir sedang tertidur diatas bale.

Dengan sopan saya membangungkannya, kemudian bertanya tentang keberadaan curug yang sedang kami cari, orang itu memberitahukan memang disinilah tempatnya dan curug tersebut memiliki 3 nama antara lain Curug Barjan, Curug Palasari dan Curug Putri Pelangi. Namun warga setempat mengenalnya dengan nama Curug Cibarjan atau Curug Palasari sementara penamaan Curug Putri Pelangi diberikan oleh si pengelolah tempat tersebut yang berasal dari Korea.

Di areal parkir sudah terlihat pemandangan yang menakjubkan dengan desain taman yang dibalut pepohonan yang tertata rapih, lalu kami berjalan menuruni anak tangga yang sudah di paving dan terdapat pagar besi di sebelah kiri, dan saat menuruni anak tangga tersebut terdengar gemericik air yang mengalir, sementara mata kami disuguhkan dengan barisan pepohonan di sebelah kanan yang diiringi dengan semilir angin yang berhembus, trekking menuju ke curug tidak membutuhkan waktu lama yang kemudian disambut oleh pintu loket dan gerbang yang bertuliskan Curug Putri Pelangi.

Untuk memasuki areal ini, kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp.10.000/ orang, setelah itu berjalan untuk mencari spot pemandangan yang bagus, tampak beberapa tempat duduk yang sudah disediakan yang beratapkan payung untuk menghindari panas, ada beberapa Gazebo yang di fungsikan untuk menginap para pengunjung jika ingin bermalam di lokasi ini yang dihiasi dengan sebuah warung di sebelahnya.

Sementara terlihat beberapa kolam yang berisikan beberapa ikan koi yang dihiasi jembatan yang terbuat dari bambu, areal ini benar-benar layaknya taman surga yang tersembunyi. Sunyi dan hening begitu terasa, karena saat kami berkunjung tak ada seorangpun yang mengunjungi tempat tersebut selain beberapa orang yang menjaga lokasi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun