Mohon tunggu...
Da Backpankers
Da Backpankers Mohon Tunggu... -

Simple Person, Love Travelling and easy going

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Curug Ciorok: Si Kecil yang Tersembunyi di Bogor

22 Juni 2015   15:19 Diperbarui: 4 April 2017   17:55 3053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan setapak yang tertutup

Jalan setapak diantara perkebunan

Kurang lebih 15 orang yang sedang bergotong royong memasak nasi liwet, saya dan Iyud segera mencari posisi duduk untuk beristirahat, saat kami mengunjungi Curug Ciorok, debit air sedang tidak deras, sehingga air terjun yang turun dari atas tidak begitu deras, tampak anak-anak remaja dan anak kecil dari rombongan tersebut sedang bermain di bebatuan areal Curug Ciorok sementara temannya yang lain sedang memasak nasi liwet.

Saya segera mengeluarkan nesting dan kompor untuk masak air untuk membuat kopi sambil menikmati suasana alam Curug Ciorok yang begitu sepi, hening dan jauh dari keramaian. Disini kami benar-benar menikmati suasana alam yang begitu asri dan sunyi yang ditemani dengan 2 cangkir kopi hangat yang kami buat dengan alunan gemericik aliran air terjun Ciorok.

Tertutup oleh pepohonan di areal curug, tampak bebatuan yang tidak begitu banyak namun licin, sementara tepat di depan kami terdapat kolam alami dengan air yang tidak begitu banyak. Sesekali Iyud naik keatas untuk mandi dari curahan air terjun yang turun dari atas, sementara saya hanya duduk diatas bebatuan dekat kolam alami sambil menikmati suasana.

Tampak dari kejauhan pemuda setempat yang sedang memasak nasi liwet.

Memasak air untuk membuat kopi dengan panorama alam curug ciorok.

Karena penasaran, akhirnya saya mencoba untuk memanjat bebatuan paling atas yang terdapat di lokasi, dan saat naik keatas, bebatuan tersebut sangat licin dan saya memutuskan untuk turun kembali dengan hati-hati, karena salah pijak bisa berakibat fatal, kemudian saya turut mandi dari curahan air terjun Ciorok.

Air yang segar dan dingin membuat sekujur tubuh saya gemetar karena menahan rasa dingin, kemudian saya kembali lagi ke posisi duduk di bebatuan untuk mengeringkan tubuh yang basah dan memasak air lagi untuk membuat kopi kedua kalinya, sementara beberapa orang dari rombongan tersebut mengajak kami untuk makan nasi liwet bersama, namun kami menolaknya karena rasa tidak enak dan baru kenal di lokasi.

Karena waktu sudah menjelang sore hari, rombongan tersebut pulang dan karena situasi lokasi sudah semakin sepi, tak lama kemudian kami beranjak dari tempat tersebut untuk pulang dengan melewati jalur setepak yang kami lalui sebelumnya. Saat berjalan menuju parkiran motor, kami menyempatkan diri untuk menikmati Brown Canyon rasa bogor lagi beberapa saat, kemudian berjalan menuju ke parkiran.

Sesampainya di posko tempat kami memarkirkan sepeda motor, Iyud mengganti pakaian yang basah, sementara saya ngobrol-ngobrol dengan salah satu penduduk setempat yang kebetulan sedang mencuci sepeda motornya, setelah Iyud selesai mengganti pakaiannya yang basah, kami melanjutkan perjalanan untuk berwisata kuliner di Pemda, Cibinong. Selesai berwisata kuliner, saya mengantarkan Iyud ke stasiun Bojong Gede dan kami pulang ke rumah masing-masing.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun