Mohon tunggu...
Da Backpankers
Da Backpankers Mohon Tunggu... -

Simple Person, Love Travelling and easy going

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Goa Agung Garunggang Lirikan Baru Wisata di Sentul, Bogor

9 Desember 2014   04:38 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:44 5125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti biasa, sebelum kami memulai eksplore goa tersebut, kami mendokumentasikan areal goa sambil beristirahat sejenak di atas hamparan barisan bebatuan di bawah rimbunnya sebuah pohon yang tumbuh di antara barisan bebatuan sambil makan siang yang kami bawa dan beli di jalan yang ditemani oleh penduduk setempat.

Selain hamparan barisan bebatuan yang menghipnotis mata kami yang seakan-akan membawa kami untuk kembali pada kehidupan masa lampau, di lokasi ini terdapat Batu Gantung dan sebuah kolam pemandian yang terbentuk secara alami. Hanya saja waktu kami berkunjung ke sini, areal Batu Gantung belum bisa dikunjungi karena banyaknya tumbuhan liar yang belum dipangkas dan dapat membahayakan nyawa kami jika terperosok jatuh ke jurang karena medan yang sangat licin.

Setelah makan siang, kami meminta penduduk setempat menjadi pemandu kami untuk memasuki salah satu goa. Di areal goa ini terdapat dua pintu masuk dengan letak dan jalur yang berbeda.

“Bisa antarkan kami ke dalam goa, Mas?” tanyaku.
“Boleh Mas, tapi pada bawa senter?” tanya salah seorang dari mereka.
“Bawa kok, Mas,” ucapku.

Untuk memasuki goa ini, kami harus turun ke bawah layaknya menuruni sumur timba meskipun jarak turun tidak terlalu dalam, sebab goa-goa tersebut berada di dalam tanah lalu harus membungkukkan tubuh untuk masuk ke dalamnya, sementara di dalam goa terdapat stalagnit-stalagnit yang menggantung yang disertai alunan gemericik aliran air yang mengalir.

Saya mencoba menatap langit-langit goa yang bentuknya seperti kubah masjid dengan penerangan senter dan tampak kelelawar-kelelawar yang sedang menggantung, lalu kami berjalan menyusuri dalam goa dan ada beberapa spot dengan celah yang menyempit dan hanya bisa dilalui oleh satu orang secara bergantian.

Baru berjalan beberapa meter, kami harus dihadapi dengan spot yang harus tiarap untuk menyusuri dalam goa dengan jarak 50 meter di antara celah sempit yang hanya bisa dilalui dengan satu orang yang berbadan ramping dan harus berbaris ke belakang. Karena kami pikir hal tersebut sangat jauh dan tidak memungkinkan, kami memutuskan untuk kembali dan menyudahi menyusuri dalam goa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun