[caption id="attachment_348163" align="aligncenter" width="424" caption="Leuwi Liyet - Little Green Canyon Rasa Bogor"][/caption]
Mendengar nama Green Canyon mungkin akan membawa kita ke salah satu tempat wisata yang terletak di Pangandaran dengan panorama alam barisan tebing yang menjulang tinggi dengan hamparan air mengalir yang berwarna hijau. Namun, di wilayah Sentul terdapat sebuah lokasi yang hampir mirip dengan Green Canyon yang bernama Leuwi Liyet.
Tentu saja tempat ini ada sedikit perbedaan dengan Green Canyon yang terdapat di wilayah Pangandaran. Di Leuwi Liyet terdapat tebing yang berbentuk huruf U dan tidak terlalu tinggi dengan hamparan air mengalir yang berwarna hijau toska namun sangat jernih, sementara di sisi kanan tebing terdapat aliran air yang mengalir layaknya air terjun mini dihiasi dengan pepohonan yang tumbuh di sekitar tebing.
Lokasi Leuwi Liyet terdapat di atas Leuwi Hejo dan Curug Barong yang saat ini menjadi primadona lirikan baru wisata di kawasan Sentul oleh para traveller. Jika posisi Leuwi Hejo terdapat di spot paling bawah, Curug Barong berada di spot tengah, maka Leuwi Liyet berada di spot paling atas dengan jalur trekking yang berbeda.
Untuk mencapai ke lokasi Leuwi Liyet membutuhkan tenaga ekstra karena medan trekking yang sedikit menanjak dengan tekstur tanah yang berwarna coklat yang berpasir dan sedikit licin, melewati jalan setapak yang sudah dibentuk oleh si pemilik tanah dengan panorama alam perkebunan di sisi kanan dan kiri dan alunan gemericik suara air dari kejauhan.
Tanggal 17 Januari 2015, saya mengajak teman-teman dari Backpacker Jakarta untuk mengunjungi lokasi tersebut dan sebanyak kurang lebih 50 orang yang ikut dalam trip ini dan di antara mereka terdapat salah satu teman yang berasal dari Jerman dan kebetulan sedang tinggal di Jakarta karena pertukaran pelajar, saya ajak untuk bergabung dalam trip ini.
[caption id="attachment_348164" align="aligncenter" width="482" caption="Trekking menuju lokasi dengan panorama alam yang mempesona"]
Dengan menggunakan motor masing-masing yang saling berboncengan, kami berangkat pagi hari dengan titik temu di Cibinong City Mall, nuansa cuaca mendung sudah menyambut perjalanan kami menuju lokasi, sedikit ragu yang tebersit di dalam benak saya karena suasana cuaca yang tampaknya tidak bersahabat.
Namun sesampainya di rumah Pak RT Neneng tempat kami memarkirkan motor, cuaca berubah menjadi cerah. Beberapa teman segera mengganti celana dan baju. Setelah semuanya beres, kami memulai trekking menuju lokasi dengan jalur yang berbeda. Jalur yang saya gunakan bukan jalur umum yang biasanya dilewati oleh para pengunjung. Hal ini saya lakukan untuk mempercepat trekking menuju lokasi.
Namun sesampainya di atas, kami dihadang oleh oknum-oknum yang mengatasnamakan sebagai pengelola tempat tersebut dan memaksa kami untuk membayar tiket masuk yang belum ada tiketnya dengan nada yang emosi dan cara meminta yang membuat rombongan kami hampir naik darah. Beraneka macam alasan yang terlontar dari oknum tersebut saat meminta uang masuk.
Terjadi adu argumen yang sangat sengit dengan menahan emosi yang hampir pecah. Persoalannya bukan pada nominal harga, yang kami minta hanya tiket masuk. Namun oknum tersebut ngotot meminta uang masuk dan selalu beralasan jika tiket masuk sedang dalam proses pembuatan tiap kali saya meminta tiket masuk. Alasan yang sama yang selalu saya dengar dari dulu, namun tiket masuk tersebut belum pernah ada.
Ditambah lagi untuk mengunjungi lokasi Leuwi Liyet wajib menggunakan guide dan harus membayar Rp 100.000 per 8 orang. Jelas kami menolak karena tidak ada prosedur harus diwajibkan menggunakan guide. Oknum tersebut beralasan karena melewati lahan orang dan harus membagi hasil, kemudian kami mencoba untuk menantang oknum tersebut untuk memanggil si pemilik lahan. Kalau memang diharuskan membayar karena melewati lahan perkebunannya, kami lebih memilih membayar langsung ke si pemilik lahan.
[caption id="attachment_348165" align="aligncenter" width="499" caption="Dihadang oleh oknum setempat yang meminta uang masuk dengan cara memaksa"]
Karena kalah berargumen, oknum tersebut pergi kemudian kami melanjutkan trekking menuju lokasi dengan sedikit menanjak dan tekstur tanah yang sedikit licin karena malam sebelumnya turun hujan membuat kami harus berhati-hati melewati jalur tersebut. Kesan sepi dan sunyi menyambut kedatangan rombongan kami dengan hamparan hijaunya dedaunan yang terdapat di sisi kanan dan kiri dan semilir angin yang berhembus menerpa dedaunan tersebut, dari kejauhan terdengar alunan gemericik air mengiringi gerak langkah kaki kami.
Setelah 30 menit trekking, kami tiba di lokasi dengan hamparan bebatuan dan air jernih yang mengalir. Pada spot pertama bernama Leuwi Cipet, kami menaruh tas dan beristirahat sejenak kemudian beberapa teman segera bermain air sempat turun hujan sebentar kemudian cerah lagi. Leuwi Cipet merupakan 2 tebing yang mengapit yang dialiri air jernih yang mengalir berwarna hijau toska di tengahnya.
Untuk mencapai ke Leuwi Liyet, harus menyebrangi aliran air Leuwi Cipet dengan kedalaman awal sepaha lalu sedada, kemudian 2 meter. Beberapa teman berjalan di pinggir kemudian menaiki tebing tersebut yang sudah terbentuk tangga secara alami untuk menghindari kedalaman air lalu melanjutkan trekking dengan jarak yang tidak begitu jauh.
Sesampainya di Leuwi Liyet kami sangat berdecak kagum melihat panorama alam di area sekitar. Tebing yang tidak terlalu tinggi yang membentuk huruf U, sekilas layaknya sebuah lembah yang dialiri air yang sangat jernih dan segar berwarna hijau toska, sementara dedaunan pepohonan sekitar melambai-lambai karena semilir angin yang berhembus.
Kami segera bermain air di areal tersebut. Beberapa teman menaiki tebing yang membentuk tangga secara alami lalu melompat ke dalam air, sementara beberapa teman yang lain berenang kesana-sini. Di lokasi ini kedalaman air sekitar 3 meter, sementara di sisi kanan terdapat aliran air yang membentuk air terjun mini yang diapit oleh tebing tersebut.
[caption id="attachment_348166" align="aligncenter" width="475" caption="Trekking menuju lokasi yang tidak begitu ekstrim"]
Surga tersembunyi lainnya yang berada di wilayah Karang Tengah 6, Sentul yang menyajikan panorama alam yang sangat luar biasa indah. Lokasi Leuwi Liyet masih sangat jarang dikunjungi oleh orang banyak karena tempat yang sangat tersembunyi. Sementara, Curug Barong dan Leuwi Hejo sudah banyak pengunjungnya.
Setelah puas bermain di areal tersebut dan karena waktu sudah menjelang sore hari, beberapa teman ingin kembali ke rumah Pak RT Neneng, sementara saya dan teman-teman yang lain masih berada di lokasi untuk beres-beres sampah bekas makanan dan minuman yang harus kami bawa kembali.
Setelah membersihkan semuanya kami turun dan berjalan ke rumah Pak RT. Namun, di pertengahan jalan, kami kembali dicegat oleh oknum tadi dan menyuruh kami untuk ke parkiran motor Mitun dengan nada yang sangat emosi. Dengan terpaksa kami harus mengikuti kemauan oknum tersebut. Sesampainya di tempat tersebut, kami bertemu dengan Mitun lalu mendiskusikan hal tersebut. Jelas kami menolak membayar karena belum adanya tiket sementara kami dipaksa untuk membayar uang masuk.
Yang saya persoalkan bukan mengenai nominal uang tapi apa jaminan untuk para pengunjung ketika membayar uang masuk? Sebab beberapa kali saya mengunjungi lokasi tersebut dan melihat beberapa kali para pengunjung yang hampir tenggelam karena ketarik arus keasyikan bermain air yang kemudian diselamatkan oleh pengunjung lainnya, sementara tak ada satu pun dari oknum-oknum tersebut yang berjaga-jaga di lokasi air terjun untuk memantau aktivitas para pengunjung. Mereka hanya berjaga di pintu masuk lalu meminta uang masuk yang tanpa tiket.
Terlintas di benak saya, bagaimana jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti tenggelam yang menyebabkan nyawa pengunjung hilang? Apakah mereka mau bertanggung jawab? Sementara oknum-oknum tersebut sudah meminta uang masuk ke para pengunjung dengan cara yang memaksa dan harus bayar, oknum tersebut tidak mau tahu yang mereka tahu pengunjung harus bayar.
[caption id="attachment_348167" align="aligncenter" width="484" caption="Untuk menuju lokasi Leuwi Liyet harus melintasi air Leuwi Cipet"]
Jika terdapat tiket masuk, berapa pun nominal harganya kami akan membayar, sebab yang namanya tempat wisata dan memiliki tiket masuk sudah pasti ada jaminan asuransi untuk para pengunjung. Asuransi tersebut setidaknya sangat berguna untuk para pengunjung jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Setelah berdiskusi panjang lebar dengan Mitun, kami terpaksa membayar sebesar Rp 300.000 untuk rombongan kami kurang lebih 50 orang. Karena jika kami tidak membayar, kemungkinan besar kami akan ditahan oleh mereka. Sebelum kami memulai trekking ke lokasi, Pak RT memberitahukan ke saya jika belum ada tiket masuk jangan mau bayar karena tiket masuk sedang dalam proses pembuatan dan tiket tersebut akan tersedia tanggal 19 Januari 2015.
Setelah semua urusan clear, kami berjalan menuju rumah Pak RT untuk bilas dan mengganti baju. Sesampainya di sana beberapa teman yang turun duluan menceritakan ke saya bahwa mereka pun dihadang oleh oknum-oknum tersebut dan dipaksa harus membayar. Kemudian teman-teman menjadikan saya sebagai jaminan mereka sehingga mereka bisa kembali ke rumah Pak RT dengan aman.
Karena waktu sudah mau gelap, kami membubarkan diri pulang ke rumah masing-masing. Namun sebagian teman berwisata kuliner di wilayah Pemda Cibinong dengan beraneka macam menu yang disajikan dengan harga yang sangat terjangkau.
[caption id="attachment_348168" align="aligncenter" width="463" caption="Leuwi Liyet sebuah kolam alami dengan barisan tebing dan air yang sangat jernih"]