Mohon tunggu...
bachtiar hamzah
bachtiar hamzah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Hukum

Saya merupakan pribadi yang suka akan hal-hal baru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN Undip Olah Ikan Teri Menjadi Makanan Tambahan untuk Atasi Stunting

16 Agustus 2023   00:55 Diperbarui: 16 Agustus 2023   01:03 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemalang (9/08/23) Desa Asemdoyong, Kecamatan Taman, Kabupaten Pemalang merupakan salah satu daerah di Jawa Tengah yang kaya akan potensi laut. Desa ini memiliki pelabuhan serta tempat pelelangan ikan yang beroperasi setiap hari.

Sebagian besar penduduk Desa Asemdoyong bermata pencaharian sebagai nelayan. Mereka biasanya berangkat ke laut pada malam hari dan paginya pulang untuk menjual hasil tangkapannya di tempat pelelangan ikan. Jenis tangkapan yang dijual di TPI beraneka ragam, mulai dari ikan, cumi-cumi, udang, dll.

Ikan atau makanan olahan laut merupakan salah satu sumber protein yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan. Selain itu, ikan juga dapat menjadi solusi untuk mencegah dan mengatasi stunting.

Hingga saat ini stunting masih menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Desa Asemdoyong. Hal ini terjadi karena beberapa hal seperti adanya kepercayaan bahwasanya ibu hamil tidak boleh memakan telur dan olahan laut. Melihat permasalahan tersebut, tim II KKN UNDIP tahun 2022/2023 mencoba memanfaatkan potensi laut, yaitu ikan teri menjadi makanan tambahan bagi anak-anak yang mengalami stunting. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Program kerja multidisiplin ini dilaksanakan selama 2 hari yaitu pada tanggal 9-10 Agustus 2023. Kegiatan yang dilakukan berupa sosialisasi terkait stunting dan gerakan makan ikan, kemudian diselingi dengan pengenalan dan pemberian PMT berupa cilok ikan teri.

Cilok ikan teri ini merupakan inovasi yang dibuat oleh mahasiswa. Hal tersebut didasari dari pernyataan beberapa kader kesehatan yang menyatakan bahwa beberapa anak yang diindikasi stunting tidak mau makan ikan. Oleh karena itu, dengan cilok ikan teri ini harapannya anak-anak akan tertarik dan asupan proteinnya terpenuhi.

Sasaran dari program kerja ini yaitu 10 anak stunting di Dusun Karanganyar dan Bulusari. Kegiatan dilaksanakan secara door to door, dimana mahasiswa mengunjungi rumah warga dengan didampingi kader kesehatan kedua dusun tersebut.

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

Kegiatan ini disambut dengan baik oleh warga. Mereka menyimak penjelasan yang telah diberikan dengan baik dan antusias. Harapan dari program kerja ini yaitu bertambahnya pengetahuan orang tua terkait stunting. Selain itu, pemberian PMT ini diharapkan dapat menjadi ide kreatif terkait pemberian makanan tambahan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada disekitar masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun