Mohon tunggu...
Bachtiar RP
Bachtiar RP Mohon Tunggu... Wiraswasta - kegiatan sehari-hari sebagai guru bimbingan belajar di Ananda Ceria, aktifitas lainnya menulis buku dan artikel.

Freelance

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Ksatria di Tapal Batas #2 (Pulang ke Solo)

28 Juni 2021   20:06 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:37 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengan formasi tempur kelima pesawat tersebut mulai mendekati KRI Teuku Umar 385 dan KRI Tjiptadi 381 untuk memberikan dukungan udara./kibrispdr.org

Sore hari, suasana padat dan ramai khas terminal bus tidak menyulitkan bagi Bintang untuk segera mancari bus jurusan Bandung -- Solo.  Cukup banyak juga pilihan armada bus rute Bandung-Solo lewat jalur selatan, seperti Pahala Kencana, Bandung Express, PO Harum Prima dan Sugeng Rahayu. Ia sudah tidak sabar ingin segera bertemu dengan istri dan anak yang selama ini hanya dapat dipandanginya lewat ponsel.

Setelah menimbang-nimbang sebentar, Bintang pun segera membeli tiket eksekutive (2+1), bus Pahala Kencana  jurusan Bandung -Surabaya.  Kemudia memilih tempat duduk yang kebetulan tersisa 1 kursi hot seat persis dibelakang supir, Bintang membayar Rp210 ribu. Setelah membeli bekal perjalanan secukupnya, ia pun segera menaiki bus tersebut, yang sebentar lagi akan segera berangkat sesuai jadwalnya.

Sembari menunggu diberangkatkan, Bintang pun mengamati bus yang masih tamapk baru dan bersih ini. Tampil dengan karoseri bikinan Adi Putro yang terkenal kegagahannya, Legacy SR 2 HD Prime ini bersuspensi udara. Menggunakan chassis Hino RK8-R260 (J08E-UF) 260 PS dengan Diesel 4 Stroke-nya, ditambah 6 silinder inline turbocharger intercooler lengkap denga  balutan body Jetbus 2+ SHD. Membuat bus ini tampil istimewa, bak raksasa yang menguasai jalanan.

Tepat pukul 13.57 WIB, bus yang ia naiki mulai bergerak menuju Solo yang jaraknya sekitar 466.8 km jika lewat jalur selatan ini. Tiba-tiba ponsel Bintang bergetar, tanda panggilan video call masuk dari Melati Wijaya, istrinya. Dengan cepat ia  pun menggeser tombol hijau di ponselnya.

"Hallo, ayah dah sampe mana? ayah naik apa ke Solo-nya? Maafin bunda ya, barusan aja baca pesan ayah, tadi bunda pergi posyandu nimbangin sama  imunisasi buat Yudha." kata Melati yang merasa senang sekali mengetahui akan bertemu suaminya kembali. 9 bulan tidak bertemu hampir membuatnya menangis, mengingat Yudha Perkasa putra pertama sekaligus buah cinta mereka lahir tanpa ditungguin sang ayah yang sedang menjalani pedidikan di SESKO TNI.

"Iya bunda, ayah baru aja keluar dari terminal bus Cicaheum.  perkiraan sih 12 jam perjalanan, jadi sampai Solo sekitar jam 2 pagi. kita chatingan aja bunda, nggak enak ama penumpang lainnya!" sambil tersenyum, Bintang pun menjawab pertanyaan istrinya sambil mempelihatkan keadaan di sekitar bus yang dinaikinya.

Istana yang palladian architecture ini luasnya mencapai 2.400 m dikenal sebagai Istana Merdeka. Dibangun pada tahun 1873, istana ini di arsiteki oleh Jacobus Bartholomeus Drossaers.  pada 27 Desember 1949, istana ini pernah menjadi saksi bisu sejarah pengakuan kedaulatan Republik Indonesia Serikat (RIS) oleh Pemerintah kerajaan Belanda.  Waktu itu penandatanganan naskah oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX, mewakili RI dan A.H.J. Lovink, wakil tinggi mahkota kerajaan Belanda

Di dalam Istana Merdeka presiden Bagus Wicaksana sedang menerima laporan dari Kepala BIN LetJend TNI (Purn) Sandhi Notonagoro. Semakin beraninya kelompok kriminal bersenjata di beberapa wilayah perbatasan, cukup merepotkan dan meresahkan penduduk di wiayah tapal batas. Yang saat dikejar aparat terkait mereka lari masuk ke dalam wilayah negara tetangga. Diindikasikan beberapa kasus pencurian dan perampokan pun juga melibatkan kelompok criminal bersenjata tersebut.

Raut wajah Presiden Bagus Wicaksana pun menjadi keruh menahan kemarahannya akan peristiwa yang terjadi di wilayah perbatasan tersebut. Laporon dari Kepala Bin ini sudah cukup baginya untuk segera menindak lanjuti rencana dan strateginya berkaitan dengan segala permasalaha di tapal batas NKRI. Ia pun memerintahkan Kepala BIN segera mengerahkan kemampuannya yang ada untuk lebih memaksimalkan kontra  intelejen di wilayah perbatasan.

Setelah lebih dari 2 jam memberikan laporan khususnya, maka Kepala BIN LetJend TNI (Purn) Sandhi Notonagoro pun segera undur diri untuk melaksanakan perintah sang Presiden. Ia sadar sepenuhnya akan ketajaman strategi Presiden Bagus Wicaksana. Maka, ia pun segera kembali ke kantornya untuk menterjemahkan secara terperinci materi dan perintah presiden.

15.00 WIB, situasi perarian laut Natuna tampak normal, tiba-tiba berubah cepat. Kapal Patroli milik Mabes Polri, (KP) Yudistira 8003  yang memiliki panjang 73,67 meter dan lebar 11,35 meter ini melaju dengan kecepatan maksumum 18 knot. Tak berapa lama Kapal dengan bobot 1.110 ton ini berhasil mengejar dan menangkap 2 kapal nelayan asing berbendera Vietnam, yang tertangkap tangan sedang mencuri ikan di perairan Natuna. Dan dengan cukup sigap 10 personil Polairud langsung mengambil alih kedua kapal asing tersebut untuk digiring menuju  Pangkalan laut dan Pantai  Tanjung Uban, Kepulauan Riau untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun