Mohon tunggu...
Bahtiar Eka
Bahtiar Eka Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

a college student

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ Mengembangkan UMKM Desa Pengatigan Melalui Digital Marketing di Era Pandemi Covid-19

11 September 2021   18:00 Diperbarui: 11 September 2021   17:59 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Desa Pengatigan, merupakan salah satu desa sasaran yang berada di Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi (Dokpri)

Desa Pengatigan merupakan salah satu nama desa di wilayah Kecamatan Rogojampi, Kabupaten Banyuwangi, dengan batas Utara Desa Benelan Lor Kecamatan Kabat dan Desa Gitik Kecamatan Rogojampi, sebelah Timur Desa Rogojampi Kecamatan Rogojampi, sebelah Barat Desa Bareng Kecamatan Kabat dan Desa Singolatren Kecamatan Singonjuruh, sebelah Selatan Desa Lemahbang Dewo Kecamatan Rogojampi. 

Luas wilayah Desa Pegatigan 313.741 m2, dengan penggunaan sebagai berikut :  luas wilayah pemukiman 39.051 Ha; luas wilayah bangunan meliputi kantor, sekolah, pasar, tempat ibadah, jalan, dll 7,5 Ha; persawahan 218 Ha; kebun kelapa 10 Ha; perkebunan swasta 39,16 Ha; tanah wakaf 10 Ha; makam 4 Ha; jalan 11 Ha; lading/tegal 38,70 Ha; olahraga 1,00 Ha, dll.

Topografi Desa Pengatigan berupa dataran rendah, dengan tinggi di atas permukaan laut ±39 mdl dan di pinggir tanah pemukiman masyarakat dikelilingi lokasi persawahan, di tengah-tenagh tanah pemukiman masyarakat terdapat jalan poros yang membujur lurus dari arah barat ke timur yeng merupakan jalan sarana penghubungan masyarakat Desa Pegatigan maupun desa lain untuk menuju kearah pusat kota. Kondisi curah hujan di Desa Pengatigan rata-rata per tahun 2000 s/d 3000 mm, dengan demikian kondisi alam Desa Pengatigan cukup subur.

Gambar 1. Situasi Kondisi Alam di Desa Pengatigan (Dokpri)
Gambar 1. Situasi Kondisi Alam di Desa Pengatigan (Dokpri)

Saat ini dunia menghadapi pandemi yang disebabkan oleh suatu virus yang bernama Corona Virus Disease 2019 / COVID-19 dimana virus ini menyerang alat pernapasan dan sangat berbahaya juga penyebarannya yang sangat cepat, bisa menyebabkan infeksi paru-paru yang berat hingga menyebabkan kematian. 

Pandemi Covid-19 juga menghantam semua sektor perekonomian termasuk sektor perdagangan, membuat para peagang di desa Pengatigan merasakan dampaknya. Hal ini diakibatkan karena diberlakukannya lockdown, PSBB, hingaa PPKM membuat adanya dilemma effect. 

Disatu sisi pemberlakuan PPKM dapat memutus mata rantai penyebaran Covid-19 per harinya, namun disisi lain PPKM juga berpotensi cepat atau lambat mematikan usaha dari masyarakat. Salah satu masyarakat yang terkena imbasnya adalah pedagang buah kelapa muda di Desa Pengatigan yang menawarkan produk olahan buah kelapa muda.

Usaha yang telah dijalankan ±2 tahun, sejak pada masa pandemi ini mengalami penurunan profit yang cukup signifikan karena adanya pemberlakuan Social/Physical Distancing, PSBB (Pembatasan, Sosial Berskala Besar) dan juga PPKM (Pemberlakuan Pembatasan kegiatan Masyarakat) oleh pemerintah pusat. 

Sehingga sebagaian besar perusahaan memberikan kebijakan ntuk bekerja dari rumah (WFH), bahkan hingga pengurangan jumlah tenaga kerja yang menyebabkan tingkat produktivitas masyarakat menjadi turun drastic, sehingga untk bisa bertahan hidup masyarakat akan cenderung mengurangi konsumsi beberapa barang. 

Hal ini akan meberikan impact yang cukup besar pada pelaku usaha, utamanya pelaku usaha UMKM. Di masa pandemi Covid-19, harga buah kelapa muda cukup stabil jika dibandingkan dengan kelompok buah yang lain. 

Melihat kondisi social yang dialami oleh pelaku usaha pedagang buah kelapa muda(Degan Jelly), maka disini saya Mahasiswa Universitas Jember yang saat ini sedang melaksanakan pengabdian Kuliah Kerja Nyata (KKN) melakukan analisis terhadap permasalahan yang dialami oleh mitra. 

Selanjutnya saya berinisiatif untuk membantu mencarikan solusi dari permasalahan yang dialami mitra tersebut agar UMKM semakin berkembang di masa pandemi. UMKM tersebut belum memiliki sosial media sebagai alat penunjang promosi produk dan kurangnya literasi keuangan sehingga pemasukan dan pengeluaran kurang terkontrol dengan baik. Untuk itu alasan saya menawarkan solusi agar penggunaan teknologi dapat dimaksimalkan pada usaha mikro tersebut. 

Hal pertama yang akan saya lalukukan adalah melakukan sosialisasi KKN kepada mitra. Kedua, saya berupaya melakukan pelatihan untuk menambahkan varian rasa dan menu ke produk olahan kelapa muda(Degan Jelly). 

Ketiga, saya akan membantu mitra dalam menganalisa pasar dengan tujuan agar mitra dapat mengenali strategi pemasaran dan menarik pelanggan. Keempat, saya akan membuat desain produk didampingi dengan mitra, agar produk-produk yang dijual oleh usaha tersebut lebih diterima masyarakat dan sebagai pengingat atau ciri khas pada UMKM Degan Jelly. 

Selanjutnya adalah dengan melakukan inovasi packaging baru pada produk usaha sasaran supaya kemasan yang dipakai pada produk menjadi lebih menarik. Kemudian membantu pembuatan akun media sosial untuk usaha Degan Jelly  agar memiliki media promosi yang lebih beragam dan jangakauan pasar menjadi lebih luas yang nantinya dapat digunakan untuk kepetingan pemasaran atau promosi varian menu, dan packaging baru pada media sosial yang telah dibuat seperti WhatsApp, Facebook, dan Instagram, dengan cara yang efektif dan menarik bagi khalayak. Selain itu, pemilik usaha juga dapat menyediakan jasa delivery order atau pesanan yang dapat diantar langsung ke lokasi/rumah agar mempermudah konsumen untuk mendapatkan pesanan tanpa perlu keluar rumah, terlebih di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.

Kegiatan selanjutnya, saya akan mengadakan pelatihan tentang pentingnya pengolahan keuangan pada UMKM. Kemudian, saya akan mengajak mitra mendaftarkan UMKM pada platform pencarian melalui sosial media. Setelah semua tercapai, saya akan melakukan evaluasi penerapan inovasi terhadap produk olahan buah kelapa muda(Degan Jelly) tersebut bersama mitra. 

Setelah diadakannya program kerja KKN pada UMKM milik mitra tersebut diharap dapat membantu meningkatkan pemasaran produk yang lebih luas serta dapat menumbuhkan keterampilan inovasi lain dan promosi guna menumbuhkan image lebih menarik pada produk yang dijual agar lebih dikenal oleh masyarakat sehingga secara tidak langsung akan memberikan dampak tersendiri terhadap pengusaha kelapa muda(Degan Jelly).

Gambar 2. Berfoto Bersama Mitra Sasaran (Bapak Satria Bagus Sanjaya) yang Merupakan Salah Satu Pemilik UMKM di Desa Pengatigan (Dokpri)
Gambar 2. Berfoto Bersama Mitra Sasaran (Bapak Satria Bagus Sanjaya) yang Merupakan Salah Satu Pemilik UMKM di Desa Pengatigan (Dokpri)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun