Mohon tunggu...
Bachrudin Lain
Bachrudin Lain Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Jurusan Sanitasi Poltekkes Kemenkes Maluku

Dosen Pemerhati Sanitasi Lingkungan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Artikel Utama

Dampak Jangka Panjang Pajanan Merkuri pada Masyarakat Sekitar Tambang Emas Tradisional: Studi Kasus Desa Kayeli

1 Mei 2024   13:24 Diperbarui: 14 Mei 2024   01:02 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Penambangan, Tambang ilegal. (Foto: KOMPAS/NIKSON SINAGA)

Penambangan emas yang tidak terkontrol di banyak daerah pedesaan di seluruh dunia seringkali membawa konsekuensi lingkungan dan kesehatan yang serius. Di Desa Kayeli, metode amalgamasi yang menggunakan merkuri telah menjadi teknik umum dalam penambangan emas. 

Studi yang dilakukan pada tahun 2016 telah memberikan wawasan penting mengenai dampak jangka panjang dari pajanan merkuri ini, yang meresap ke dalam kehidupan masyarakat sekitar. 

Metodologi Penelitian

Penelitian yang dilakukan di Desa Kayeli mengukur konsentrasi merkuri di sumur-sumur dan kerang Polymesoda erosa serta mengambil data antropometri dari pekerja tambang. 

Hasil-hasil ini digunakan untuk menghitung Risk Quotients (RQ), yang menilai risiko kesehatan non karsinogenik dari pajanan merkuri jangka panjang berdasarkan konsumsi harian makanan seumur hidup dan konsentrasi referensi (RfD).

Sumber: Mongabay.co.id
Sumber: Mongabay.co.id

Temuan Penelitian

Analisis menunjukkan bahwa konsentrasi merkuri rata-rata pada sumur-sumur gali adalah 0.0005 mg/l, sementara pada kerang Polymesoda erosa mencapai 7 mg/kg. 

Meskipun pada tingkat ini tampaknya tidak menimbulkan risiko kesehatan langsung, proyeksi untuk periode 15 tahun ke depan menunjukkan peningkatan risiko yang signifikan. 

Untuk penduduk desa, RQ diestimasikan mencapai 1.173, menunjukkan risiko non karsinogenik yang nyata. Sementara itu, kerang Polymesoda erosa, yang sering dikonsumsi oleh masyarakat lokal, menunjukkan risiko sangat tinggi dengan RQ 14.404, jauh melebihi batas aman.

Diskusi

Dampak kesehatan dari merkuri, yang termasuk kerusakan pada sistem saraf, ginjal, dan gangguan kesehatan lainnya, sangat terkait dengan dosis dan durasi pajanan. 

Pada kasus Desa Kayeli, walaupun tingkat pajanan awal mungkin rendah, akumulasi merkuri dalam tubuh manusia dan lingkungan dapat menyebabkan dampak jangka panjang yang parah. 

Risiko ini diperparah oleh kurangnya fasilitas kesehatan dan pengetahuan tentang bahaya merkuri.

Dampak Lingkungan

Kontaminasi merkuri tidak hanya mempengaruhi kesehatan manusia tetapi juga menyebabkan kerusakan ekologis berkepanjangan. 

Merkuri dalam kerang dan sumber air dapat mempengaruhi seluruh ekosistem, mengganggu rantai makanan dan mempengaruhi spesies yang lebih luas.

Perbandingan dengan Studi Terbaru

Penelitian terbaru di daerah lain dengan kondisi serupa menunjukkan pola yang sama: pajanan merkuri, bahkan dalam jumlah yang relatif kecil, dapat mempunyai efek kumulatif yang menyebabkan gangguan serius dalam jangka panjang. 

Studi-studi ini juga menekankan pentingnya pengawasan yang lebih baik dan teknik penambangan yang lebih aman sebagai langkah mitigasi.

Rekomendasi

Dari hasil-hasil ini, ada beberapa langkah yang bisa diambil:

  1. Peningkatan Kesadaran: Edukasi masyarakat mengenai bahaya merkuri dan cara menghindari pajanan.
  2. Pengawasan Lingkungan: Pemeriksaan dan pemantauan rutin sumber air dan makanan lokal untuk merkuri.
  3. Pengembangan Alternatif: Investasi dalam teknologi penambangan yang lebih aman dan ramah lingkungan.
  4. Dukungan Kesehatan: Meningkatkan akses ke layanan kesehatan, khususnya untuk penyakit terkait merkuri.

Kesimpulan

Pajanan merkuri di Desa Kayeli adalah sebuah contoh yang menggambarkan dampak jangka panjang penambangan emas ilegal menggunakan merkuri. 

Kajian ini menunjukkan pentingnya pendekatan holistik dalam mengatasi masalah ini, menggabungkan upaya kesehatan masyarakat, perlindungan lingkungan, dan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 

Dengan demikian, bisa mencegah dampak buruk bagi generasi saat ini dan yang akan datang.

Oleh: Bachrudin Lain, S.KM., M.Kes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun