Mohon tunggu...
Bachri.
Bachri. Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa Community development

Dilahirkan dimasa krisis, besar dimasa Pandemi

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Melamun

17 September 2020   08:24 Diperbarui: 17 September 2020   08:29 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Embun pagi hujan malam,

Meringkuk burung di dahan,

Mendung di ufuk warna hitam,

Pagi yang tak terlalu menyenangkan.

Di ruang tamu aku duduk

Kopi hitam asap mengepul,

Menghadap jendela aku duduk,

Melangkah melamun ku di teras.

Entah apa yang akan aku kerjakan selanjutnya,

Sarapan pagi atau menghabiskan kopi,

Melanjutkan melamun bisa jadi,

Namun itu tentu tidak baik buat perkembangan diri.

Sarapan pagi aku akhirnya,

Ditemani sambal dan tempe goreng,

Sayur kunci, kacang panjang dan daun bayam meramaikannya,

Benturan sendok dan garpu membuatnya semakin riuh.

Kududuk minum segelas air,

Ahhh! Lega rasanya tenggorokan,

Kembali keteras menghabiskan segelas kopi,

Entah apa selanjutnya besok aku ceritakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun