Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Money

BTN dan Sisi Demand Suplai Generasi Milenial di Sektor Perumahan

28 Februari 2019   23:38 Diperbarui: 1 Maret 2019   00:39 345
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Logo HUT 69 Tahun Bank BTN (sumber: bisnis,com)

Terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi khususnya sektor properti tidak lepas dari peran generasi milenial.  Bank BTN menilai generasi milenial bukan hanya menjadi objek tapi juga subjek yang akan menjadi pendorong utama sektor properti.   Bank BTN berupaya mengoptimalkan peran mereka di sektor properti baik dari sisi supply maupun demand.   Apalagi sekarang digitalisasi sudah memasuki seluruh sendi bisnis, termasuk sektor perbankan.  

Ini selaras dengan gaya hidup generasi milenial yang pada dasarnya generasi techno-literate, technosavvy, dimana mereka menjalankan aktivitas sehari-hari sangat bergantung pada dukungan teknologi informasi. Sebagai generasi techno-literate, mereka biasanya mengembangkan komunikasi lewat text massaging, instant massaging, blogging, atau video blog.   Media sosial telah menjadi platform pelaporan dan sumber berita utama bagi mereka.

Logo HUT 69 Tahun Bank BTN (sumber: bisnis,com)
Logo HUT 69 Tahun Bank BTN (sumber: bisnis,com)
Pada ulang tahunnya ke 69, BTN mengajak milenial untuk bisa menjadi innovator dan akselerator untuk mempercepat pencapaian program satu juta rumah, tidak harus dengan menggerakkan bisnis properti, tetapi dapat dengan bisnis lain yang menunjang perkembangan bisnis properti, misalnya desain interior, bahan bangunan, furniture dan bisnis lain yang dapat mengangkat ekonomi keluarga Indonesia.Sebuah pekerjaan rumah untuk mengurangi backlog perumahan yang ditargetkan bisa turun hingga 5,4 juta rumah pada tahun 2019.

"Kamu harus ingat, Rud.  Gagal merencanakan berarti merencanakan kegagalan itu sendiri."

Tiba-tiba saja Rudi bangkit dari kursinya dan bergegas membayar makanan dan kopi.

"Lho, mau ke mana kamu, Rud?"

"Saya hampir lupa,Mas.  Hari ini tanggal jatuh tempo bayar cicilan kartu kredit.   Bulan lalu baru ambil handphone.  Gawat, kalau terlambat bayar bisa kena denda."

Rudi...Rudi, padahal baru kemarin dia bayar kost.  

"Jangan ditanya kemana aku pergi...Jangan ditanya mengapa aku pergi," dendang si doyan combro.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun