Sebenarnya Terminal Leuwi Panjang ini sudah lama saya kenal sejak menggantikan fungsi Terminal Kebon Kalapa pada tahun 1996.  Sebenarnya Terminal Leuwi Panjang ini sudah dibangun dua tahun sebelumnya yaitu tahun 1994.   Lokasinya dekat Cibaduyut dan berada pada jalan utama Soekarno Hatta.  Luasnya membentang  4 hektar.   Kata Leuwi dalam bahasa Sunda memiliki arti bagian sungai yang dalam atau ujung sungai, dan Panjang yang memiliki artian panjang.  Secara harfiah atau literal artinya sungai yang panjang.  Meskipun sepanjang mata memandang di terminal ini saya tidak melihat adanya sungai.  Mungkin dulunya di daerah ini ada sungai yang memanjang.
Kalau ditanya senang mana lokasi Leuwi Panjang dengan Kebon Kalapa? Â Terus terang saya lebih suka di Kebon Kalapa. Â Dasarnya tukang main, di Kebon Kalapa dekat dengan alun-alun. Â Biasanya saya kalau turun di Kebon Kalapa tidak langsung pulang ke rumah orang tua tapi jalan-jalan dulu. Â Ada King Plaza (yang pernah kebakaran), lalu ada alun-alun, dekat dengan para pedagang numismatik, banyak penjual cd lagu dan film serta buku-buku bekas. Â Selain itu banyak jajanan kuliner yang enak-enak di tempat ini.
Jadi saya shoppingnya bukan dari terminal keberangkatan waktu kuliah dulu (Depok atau Kampung Rambutan) tetapi justru di Bandung. Â Di Kebon Kelapa saya bisa cari tas, es krim, es cendol, kue-kue, dan lainnya. Â Sayang area Terminal Kebon Kelapa kecil dan menyebabkan kemacetan. Â Kondisi terminal sendiri terkesan jorok. Apalagi toiletnya...... Saya rela jalan ke mall buat buang air kecil dan ketinggalan bus daripada harus ke toilet di terminal. Â Akhirnya Terminal Kelapa shutdown alias tutup.
Memang toilet di terminal tidak bisa dibandingkan dengan toilet Bandara yang jauh lebih bersih. Â Di Terminal Leuwi Panjang, toiletnya lebih baik dan lebih bersih dibandingkan dengan toilet di Kebon Kalapa. Â Hanya saja lokasi terminal ada di pinggir kota. Â Sehingga lokasinya tidak semenarik dan strategis seperti Kebon Kalapa. Â Kalau di Leuwi Panjang kebanyakan jajanan kebanyakan pedagang kaki lima. Â Ada tahu kupat, bakso, batagor, burger, dan makanan lain. Ada yang enak, ada yang ala kadarnya. Â Pilihannya lebih terbatas. Â Bedanya lagi, sekarang ada Damri dan Trans Metro Bandung. Â Banyak pilihan jurusan keberangkatan dari Terminal Leuwi Panjang.
Paling menyebalkan kalau kita buru-buru ke tujuan....eh, angkot yang kita naiki tidak jalan-jalan. Â Bisa lebih dari setengah jam ngetem (waktu itu saya tidak buru-buru dan ingin tahu sampai berapa lama angkot ini bertahan). Â Â Wow, ruar binasa........ Â Untunglah sekarang lebih banyak pilihan. Â Saya lebih suka naik ojek online (ojol). Â Bulan lalu, saya melihat orang lebih banyak memilih naik ojol. Â Saran saya, lebih baik naik ojol-nya di halte depan terminal. Â Kalau di belakang terminal banyak tukang ojek konvensional. Agak gimana gitu....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H