Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Mencicipi "Seafood" ala Rumah Kampung Batam

24 Mei 2018   14:20 Diperbarui: 24 Mei 2018   14:51 619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pulau Batam di Kepulauan Riau memang dikelilingi laut, sehingga tak aneh bila kuliner utama di pulau ini serba ikan dan udang.   Meskipun tersedia menu lain, tetapi kuliner seafood tetap dicari. Selain ikandan udangnya yang segar banget, harganya pun beda jauh bila dibandingkan dengan Jakarta.

Banyak rumah makan seafood di Batam dengan kekhasannya masing-masing. Kalau rumah makan seafood terkenal di Batam sudah beberapa kali kami ke sana.   Namun kadangkala kami mencoba mencari rumah makan lain untuk mencari citra rasa dan nuansa yang berbeda. Salah satunya adalah rumah makan sederhana Masak Kampoeng  yang lokasinya dekat dengan Jembatan Balerang. 

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Kalau dari Kota Batam, maka lokasinya ada setelah Jembatan Balerang dan berada di sisi kanan jalan.   Lokasinya agak tersembunyi. Karena berada lebih rendah dari jalan raya dan harus menuruni tangga kayu. Kami sengaja anti mainstream saja, mencari tempat makan yang agak beda.

Bangunannya terbuat dari kayu dan berada di pinggir laut (tak ada pantai-nya). Bangunan rumah makan ini memang mirip rumah kampung di pinggir laut.   Mungkin itu pula yang mengilhami nama rumah makan ini. Ada pula meja makan di bagian luar gedung (outdoor) tanpa dibatasi dengan pagar pengaman.  Jadi kalau Kompasianer kurang hati-hati bisa terjatuh ke laut.   

Ngeri juga ya..., Di area outdoor ini tersedia sebuah becak tersedia untuk mengabadikan momen dengan latar belakang Jembatan Balerang.   Awalnya agak ragu juga berfoto di atas becak, takut becaknya meluncur sendiri dan jatuh ke laut. O, ternyata roda-rodanyanya sudah diikat  dengan tali ke lantai kayu agar tidak bergerak.

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Makanan yang tersedia waktu itu terbatas, tak banyak ikan yang tersedia di kolam/tambak.  Udang saat itu juga tak sedia. Lucunya, menu ayam tersedia di sini. Sedangkan kepiting segar masih tersedia. Selain kami, tak ada tamu lain di rumah makan ini.  Karena letaknya memang tersembunyi. Kami juga tahu lokasi rumah makan ini dari pelayan hotel tempat kami menginap.

Rumah makannya sederhana banget. Siang itu hanya rombongan kami yang makan di tempat ini.   Apa karena ini rumah makan baru atau memang lagi sepi saja?   Mungkin sore atau malam hari ini rumah makan ini baru ramai? Kami memesan beberapa ekor ikan bakar, kepiting bumbu, ikan goreng, dan gonggong (siput laut khas Batam).

(dok. pribadi)
(dok. pribadi)
Bagaimana citra rasa masakannya?  Enak apalagi seafood dalam keadaan segar (hidup). Hanya saja menu minuman yang tersedia sangat terbatas, hanya ada air mineral botolan saja.  Padahal saya sudah ngidam ingin minum es kelapa atau juice.   

Selain itu proses memasaknya cukup lama, padahal menunggu itu membosankan.   Lokasi rumah makan ini kurang cocok buat mereka yang punya anak kecil. Karena kurangnya pagar pengaman, padahal rumah makan ini berdiri di air laut. Cukup riskan juga mengajak anak-anak makan di sini. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun