Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Ketagihan Bakmi Godok Jowo Pak Gareng

8 Mei 2018   16:23 Diperbarui: 8 Mei 2018   18:36 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bakmi nyemek (dok. pribadi)

Setiap ke Semarang selain mampir ke Soto Pak Man, saya juga berusaha menyempatkan diri makan di Bakmi Jowo Godok Gareng.   Menu andalannya tentu saja bakmi godok (rebus).  Ada tiga pilihan adalah di tempat ini, yakni bakmi kuah, bakmi nyemek, dan bakmi goreng.     Namun diluar menu andalan tadi Bakmi Pak Gareng juga nasi goreng, nasi campur mie (magelangan), cap cay, bihun goreng maupun bihun kuah.

O iya, lokasinya ada di jalan Wot Gandul Dalam No. 173 Semarang.  What? Bukan What, tetapi Wotgandul..... Memang jalannya kecil dan bukan jalan utama.  Kalau belu pernah ke sini mungkin pakai acara nyasar dulu.  Tapi jangan khawatir, Bakmi Jowo Godok Gareng ini sudah tenar di Semarang.  Jadi ketika bertanya ke orang di sekitar tempat ini, mereka langsung bisa menjelaskan lokasi detailnya.

Tempat makannya sih sederhana banget bin jadul.  Malah kurang bukaan dan pencahayaan sinar matahari.  Kursi dan mejanya juga sederhana terbuat dari kayu.  Bangunannya dibuat seperti adanya alias masih bersekat-sekat layaknya rumah hunian. 

Bakmi nyemek (dok. pribadi)
Bakmi nyemek (dok. pribadi)
    

Kalau favorit saya adalah bakmi nyemek.  Bakmi nyemek atau mi nyemek adalah bakmi rebus (Jawa: bakmi godhog/godok). Bakmi Nyemek sebenarnya mirip dengan bakmi kuah, tetapi kuahnya agak lebih sedikit. Istilah nyemek sendiri berasal dari Bahasa Jawa Sumpiuh yang diartikan tidak basah tidak kering.  Kata Vetty Verra, yang sedang-sedang saja.  Kalau bakmi gorengnya cenderung manis.  Di setiap meja disediakan cabe rawit dan acar timun.  Juga ada stoples berisi kerupuk kampung.

Suasana Ruang Makan Bakmi Godok Pak Gareng (dok. pribadi)
Suasana Ruang Makan Bakmi Godok Pak Gareng (dok. pribadi)
Jangan salah, Bakmi Jowo Pak Gareng ini sudah berdiri sejak tahun 1970 atau 48 tahun lalu lho. Awalnya Pak Gareng, pemilik gerobak Bakmi Jowo berjualan keliling di sekitaran Jalan Wot Gandul. Bertahun-tahun, kemudian Pak Gareng membuka warung sendiri, walaupun sempat pindah dua kali tetapi masih di area Wot Gandul, Pecinan Semarang.  Akhirnya sekitar tahun 1990-an Bakmi Jawa Pak Gareng menetap di Wot Gandul ini hingga sekarang.  Setiap hari warung Bakmi Jowo Pak Gareng sudah mulai melayani para pembelinya dari jam 11 siang sampai jam 12 malam.  Harganya juga terjangkau untuk semua kalangan.  Pelanggan yang makan di ada anak-anak, pekerja bangunan, orang  mahasiswa, orang kantoran, hingga pejabat negara.

Di depan pintu masuk Bakmi Jowo Pak Gareng kita bisa melihat gerobak dagangannya.  Kita bisa melihat langsung proses pembuat bakmi ini.  Uniknya, bakmi Jawa ini dimasak di atas anglo, yaitu tungku yang terbuat dari tanah liat dan pemanasannnya menggunakan api dari arang.  Karena dengan memasak menggunakan arang akan menimbulkan aroma khas dari bakmi.  Rasanya akan berubah jika memasakanya menggunakan kompor gas.

Gerobak Bakmi Jowo
Gerobak Bakmi Jowo
Salah satu yang membuat Bakmi Jowo Pak Gareng spesial adalah resepnya yang menggunakan mi buatan sendiri, serta ayam suwirnya menggunakan ayam kampung.  Telur yang digunakan juga bukan telur ayam tetapi telur itik.  Terus terang saya sendiri tidak suka dengan telur itik.  Awalnya saya pikir telur yang digunakan adalah telur ayam.   Ternyata enak juga dan membuat ketagihan.  Kalau di tempat lain saya akan berpikir dua kali untuk menyantap telur itik.

Sedangkan kuah kaldu yang digunakan saat memasak adalah kaldu asli dari ayam kampung jago. Sebelum digoreng atau direbus, bakmi direndam dulu di kuah kaldu tersebut, tidak heran cita rasanya juara.  Menteri Keuangan Sri Mulyani juga sering mampir kemari.  Bikin ketagihan ya, Bu?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun