Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Ayo ke Labuan Bajo

5 Mei 2018   09:00 Diperbarui: 5 Mei 2018   09:12 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Labuan Bajo adalah ibukota dari Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT).   Yang membuat saya heran, banyak motor di kota ini tidak punya pelat nomor (pelat nomor kendaraan di sini EB).  Motor memang jadi penguasa di sini.  Sedangkan mobil tidak begitu banyak.   Saya banyak melihat kendaraan pelat DK (Bali) yang beredar.  Mungin mereka turis yang berwisata menggunakan perjalanan darat dari Bali.

Kalau soal kuliner, rata-rata makanan di sini adaah makanan laut (seafood).  Harganya terjangkau. Saya makan empat ekor ikan dan satu ekor ayam hanya mengelurakan tiga ratus ribu rupiah.    Kenyang banget.  Itu sudah termasuk es teh manis.  Kalau di Jakarta mungkin dua kali lipatnya.  

Saya menginap di hotel Luwansa.   Setahun sebelumnya saya pernah ke Labuan Bajo dan menginap di hotel La Prima. Jika hotel Luwansa hanya dua tingkat dan mempunyai beberapa villa (biasanya terdiri dari 3 kamar dengan 2 kamar mandi),  Hotel Laprima terdiri dari 7 tingkat dan punya lebih banyak kamar.   Harganya kamarnya pun berbeda antara kamar yang menghadap pantai dengan kamar yang menghadap hutan.

Kamar yang menghadap pantai dan sunset terhitung lebih mahal.  Kalau kamar yang menghadap hutan tak banyak yang bisa dilihat,  Apalagi kalau malam hari, gelap gulita.  Itu baru dua hotel yang pernah saat singgahi.  Sudah banyak hotel baru tumbuh di kawasan ini.  Bahkan saat ini sedang dibangun sebuah hotel besar skala bintang lima dekat dengan Bandara Komodo.

Suasana Makan Malam Hotel Luwansa (dok. pribadi)
Suasana Makan Malam Hotel Luwansa (dok. pribadi)
Kalau sarapan di hotel sih standar, minimal ada nasi goreng.  Kalau di Luwansa lebih nyaman karena di pinggir pantai persis.  Kalau di La Prima, restoran berada di dekat kolam renang.   Kalau makan malam cobalah makan di Lapangan Ujung di dekat Pelabuhan Labuan Bajo.  Di lapangan ini cukup banyak penjual ikan.   Kita tinggal tunjuk ikan  yang ingin dibakar dan tunggu beberapa menit saja, santapan makan malam sudah tersedia.  Harganya persis seperti awal tulisan di atas, Kompasianer. 

"Kalau ikan di sini, mati hanya satu kali saja Mas," ujar supir mobil rental.

"Kalau ikan di Jakarta sudah mati lebih dari tiga kali," tambahnya lagi sambil tertawa.

Memang benar, ikan di sini segar-segar.  Banyak juga turis asing yang makan asing di tempat ini.   Mereka sibuk memilih-milih ikan.  Malam itu terlihat beberapa turis dari Eropa, Taiwan, dan Jepang.   Selain itu, ada beberapa warga masyarakat yang menjajakan kain tenun khas Flores kepada kami.   Maaf ya, ngga beli dulu. 

Sebelumnya kami pernah makan di sebuah restoran (nama dirahasiakan).  Sudah makanan lama dihidangkan, rasanya mengecewakan.   Kami lama menunggu, kami pikir makanan lama dimasak dan akan dihidangkan panas-panas.  Ternyata kami kecewa.  Nasi yang dihidangkan keras dan dingin, begitu pula lauk pauknya.   Sudah begitu, harganya mahal.  Hanya menang lokasi saja karena  bisa memandang Pelabuhan Labuan Bajo di malam hari. Restoran tersebut masuk blacklist kami.  Pantas saja jika wisatawan asing lebih suka makan di Lapangan Ujung. 

Lapangan Ujung Labuan Bajo (dok. pribadi)
Lapangan Ujung Labuan Bajo (dok. pribadi)
Di Labuan Bajo tak ada bioskop apalagi mall.   Kalau malam hari, suasana kota begitu sepi.  Untuk barang keperluan mandi atau makanan kecil kebanyakan dijajakan di toko-toko kecil dan warung rumahan.    Meski begitu banyak juga wisman yang menginap.   Mungkin mereka cocok dengan suasana sunyi malam seperti ini.  Bali atau Lombok dinilai sudah terlalu ramai.  Mereka biasanya berencana untuk menyelam atau mengunjungi Pulau Rinca dan Pulau Komodo.

Lapangan terbang utama kota ini adalah Bandara Komodo.  Bandara sedang dalam tahap pengembangan.  Saya rasa di masa depan kota ini akan semakin berkembang.  Apalagi Labuan Bajo termasuk salah satu dari 7 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) yang sedang dikembangkan pemerintah.  Diharapkan 7 KSPN ini menjadi penggerak sektor pariwisata nasional.   Rencana melalui Ditjen Bina Marga, akan ada dukungan jalan nasional (non tol) melalui jalan Lintas Pulau Flores dan Pulau Timur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun