Malam mencoba menikmati suasana Kota Sibolga. Dari hotel saya naik ojek motor saja.  Ojek motor yang saya naiki ini keluaran lama rupanya. Jalannya pelan banget dan berisik.  Di seberang jalan ada saya memandang iri seorang penumpang  ojeg diantar menggunakan Honda Tiger yang cukup gress.
"Mana ada yang jauh dari sini, Bang. Â Semua dekat."
Tukang ojek pun menawarkan diri untuk mengantarkan kami pulang. Â Â
"Berapa ongkosnya pulang pergi, Pak?"
"Terserah Abang saja, seikhlasnya."
Nah kalau tukang ojek sudah bilang begini, saya sebagai penumpang yang jadi kebingungan. Terus terang, saya tidak takut membayar lebih. Â Saya khawatir bayarnya kurang. Ya sudahlah, terserah saya aja yang Pak.
Tidak terlalu ramai memang. Saya mau cari buah, sudah beberapa hari ini makan daging terus. Saya mencari pusat perbelanjaan ternama. Ada supermarket terbesar di Sibolga namanya Aido. Â Hi...hi... (maaf) kalau di Jakarta lebih tepat disebut toko. Tidak ada mal besar di sini. Â
Tukang ojek masih sedia menunggu.
"Mau ke mana lagi, Bang?"
"Langsung balik ke hotel saja, Pak."
Begitu ongkos saya berikan kepada tukang ojek, dia tersenyum bahagia (berarti saya bayar lebih dong, he..he...). Â Â