Program radio di Indonesia pada umumnya dibagi menjadi empat jenis, yaitu: program informasi, program edukasi, program hiburan, dan program lain-lain (komersial, public service, announcement). Salah satu program radio yang dapat memanjakan khalayak pendengar adalah drama radio atau dalam bahasa Jawa disebut sandiwara radio. Â Drama radio menurut ensiklopedia, wikipedia, adalah sebuah bentuk penyampaian cerita yang berbasis audio dan disiarkan di radio.
Sandiwara radio merupakan media yang memberikan peluang kepada pendengar untuk berimajinasi dengan daya khayalnya. Mendengarkan sandiwara radio sama halnya membayangkan dinamika dan romantika kehidupan. Karena cerita sandiwara radio tidak jauh dari kehidupan masyarakat yang digarap menjadi sebuah drama penuh daya tarik untuk melukiskan realitas. Sehingga kekhasan sandiwara radio diharapkan mampu mengambil hati pendengarnya dengan sajian konflik dalam alur ceritanya.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Â memanfaatkan radio karena media ini berbiaya rendah dan jangkauan yang luas sehingga tepat untuk menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Radio juga sangat efektif memberikan informasi kepada masyarakat yang terdampak bencana ketika jaringan listrik mati dan alat komunikasi lain tidak berfungsi. Â Dampak bencana dapat dikurangi bahkan dihindari jika tersedia informasi yang akurat, bermanfaat, dan terkomunikasikan secara cepat.
Sebab itu BNPB kembali merilis sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana (ADB) episode 2 yang mulai disiarkan pada Rabu, 7 Juni 2017. Seperti sebelumnya, ADB ini dimaksud sebagai sarana edukasi bagi masyarakat akan budaya sadar bencana. Â ADB episode 1 mendulang sukses pada penyiaran pertamanya tahun lalu. Â Terbukti sandiwara ini berhasil menyedot sebanyak 43 juta pendengar atau hampir 20 persen dari jumlah penduduk Indonesia. Â Tingginya animo masyarakat inilah yang membuat BNPB melanjutkan ADB.Â
Radio selain sebagai sarana hiburan juga sebagai sarana pendidikan dini mitigasi bencana. Â Itu sebabnya BNPB merangkul beberapa stasiun radio di sekitar zona rawan bencana. Â ADB episode disiarkan di 80 stasiun, terdiri dari 60 stasiun radio swasta dan 20 radio komunitas. Â
Dalam UU No. 24/2007 tentang Penanggulangan Bencana, mitigasi bencana didefinisikan sebagai sebagai serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Â ADB kembali membangkitkan kesadaran akan kearifan lokal dalam kehidupan sehari-hari, termasuk pengetahuan ciri-ciri bencana dan larangan melakukan kegiatan yang merusak lingkungan atau keseimbangan ekosistem. Â
Segmen Drama Radio
Sebaiknya drama radio yang disiarkan disesuaikan dengan kondisi suatu wilayah. Â Â Misalkan daerah rawan bencana gempa bumi dan erupsi gunung api cocok dengan ADB. Â Sedangkan daerah pantai yang rawan tsunami disiapkan drama terkait fenomena tsunami. Â Sehingga setiap daerah sudah punya pengetahuan dini mitigasi bencana di wilayah mereka. Â Â Jangan sampai mereka yang tinggal di daerah rawan tsunami punya pengetahuan terkait mitigasi bencana erupsi gunung api tetapi tidak tahu mitigasi bencana tsunami. Â Sehingga sewaktu terjadi bencana tsunami mereka justru kebingungan tak tahu harus berbuat apa.
Berdasarkan catatan BNPB sebanyak 184,4 juta warga tinggal di daerah rawan gempa bumi, 3,8 juta warga di daerah rawan tsunami, 1,2 juta penduduk di daerah rawan erupsi gunung api, 63,7 juta jiwa di daerah rawan banjir, 40,9 juta juwa tinggal di daerah rawan longsor, serta 11,1 jiwa tinggal di daerah rawan gelombang tinggi dan abrasi.