Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ajinomoto, Bahagia itu Sederhana

8 Maret 2017   22:31 Diperbarui: 8 Maret 2017   22:49 835
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selama ini kita mengenal 4 rasa dari indera pengecap kita, yaitu : manis, pahit, asin, dan asam.  Ternyata masih ada satu rasa lagi yang agak terlupakan, yaitu Umami atau rasa dasar. Sebenarnya rasa umami ini sudah ratusan bahkan ribuan tahun lalu dikenal manusia, seperti pada produk kaldu daging, kecap ikan, tomat, dan lainnya. Namun baru pada 1908 definisi umami diperkenalkan pertama kali oleh Prof. Kikunae Ikeda.

Apa sih Umami Itu?

Umami /uːˈmɑːmi/ yang secara populer merujuk pada rasa gurih atau lezat. Umami adalah kata serapan dari bahasa Jepang umami yang berarti "rasa gurih yang enak". Kata khusus ini dipilih oleh Profesor Kikunae Ikeda (1908) dari umai yang berarti "lezat" dan miberarti"rasa".

Mono Sodium Glutamat (MSG) berawal dari penelitian Ikeda yang menemukan bahwa glutamat sumber rasa gurih (umami) saat itu berhasil mengisolasi glutamat dari kaldu rumput laut dari jenis Kombu. MSG tersusun atas 78% glutamat, 12% natrium dan 10% air. Kandungan glutamat yang tinggi itulah yang menyebabkan rasa gurih dalam segala macam masakan.

MSG atau vetsin atau sering disebut micin pertama kali diperkenalkan di Jepang pada tahun 1909. Sedangkan perusahaan pertama yang memproduksi secara massal adalah Ajinomoto. Ajinomoto yang secara harfiah berarti cita rasa (essence of food) digunakan sebagai merek dagang perusahaan MSG. Ajinomoto saat ini memproduksi sekitar 33 persen MSG di dunia. Ajinomoto Umami Seasoning menggunakan hasil permentasi tebu pilihan.

Bahagia itu sederhana

Saya sudah mengenal MSG Ajinomoto sejak lebih dari tiga puluh tahun lalu (Ajinomoto hadir di Indonesia sudah hampir 60 tahun). Berarti saya sudah tua dong? He..he.., iyalah. Tapi bukan itu yang akan kita bahas. Saya pribadi suka sekali dengan kentang goreng.Sejak kelas 5 SD saya sudah bisa memasak kentang goreng sendiri. Masa itu di Samarinda (Kalimantan Timur), masih jarang orang menggunakan tabung gas. Kebanyakan orang menggunakan kompor minyak tanah. Kita harus atur dulu sumbunya. Asap hitam langsung membumbung tinggi. Besarnya api juga harus diatur.

“Nak, jarigen minyaknya jangan dekat-dekat kompor!” kata Ibu mengingatkan.

Jaman itu sekitar pertengahan 80-an, harga minyak tanah masih murah. Rumah pun dekat dengan Pasar Pagi Segiri Samarinda. Hingga jika ingin buat kentang goreng tidaklah sulit. Tinggal berjalan kaki sekitar 1 kilometer untuk membeli kentang segar.

Kulit kentang sudah dikupas dan MSG Ajinomoto sudah ditabur. Siap untuk digoreng (dok. pribadi)
Kulit kentang sudah dikupas dan MSG Ajinomoto sudah ditabur. Siap untuk digoreng (dok. pribadi)
Bumbunya sederhana. Kupas kulit kentang dan potong memanjang dengan ketebalan sekitar 1 cm. Untuk potongan tiga sampai empat kentang besar taburi saja ¼ sendok teh (sdt) MSG dan garam secukupnya. Lalu aduk-aduk agar bumbu merata. Biarkan sebentar biar meresap. Siap deh digoreng. Goreng kentang dengan api sedang hingga warnanya berubah kuning keemasan. Rasanya luar biasa.
Kentang goreng ala Chief Herman Wahyudhi (dok. pribadi)
Kentang goreng ala Chief Herman Wahyudhi (dok. pribadi)
Adik-adik saya pun hingga kini masih mengikuti resep saya. Rasanya tak pernah berubah. Mengingatkan kebersamaan kami di masa lalu. Meskipun saat ini saya tinggal di Tangerang serta adik-adik yang tinggal di Bandung dan Samarinda, kebiasaan membuat kentang goreng ini masih berlanjut.

Bahagia itu sederhana, tak harus makanan yang mewah dan mahal. MSG Ajinomoto membuat makanan sederhanapun menjadi lezat. Maka tak aneh jika dalam tulisan Kompasianer lain ada yang menggunakan MSG untuk sayur kangkung, sayur asam, capcay, dadar, dan makanan lainnya. Harganya pun terjangkau. Ajinomoto kemasan 100 gram harganya hanya Rp. 3.500.

Isteri saya sejak awal tahun ini memutuskan berhenti bekerja dan sepenuhnya jadi ibu rumah tangga. Isteri selalu menyiapkan makanan untuk bekal anak-anak di sekolah dan menyiapkan makanan di rumah dengan penyedap rasa Ajinomoto. Anak-anak jadi senang makan di rumah. Saya juga jadi lebih sering makan di rumah dibandingkan makan di luar. Selain lebih hemat, makanan di rumah lebih enak, sehat, dan halal.

“Mah, resepnya apa sih kok makannya jadi enak-enak? Mamah pinter masak!” puji si sulung.

“Resepnya cinta, Nak. Kalau masak pakai perasaan, makanan jadi enak.”

Ya, resepnya cinta dan Ajinomoto tuh!Memasak adalah salah satu cara mengungkapkan kasih sayang. Maka tak aneh jika memasak dianggap sebagai kegiatan yang emosional.

Isteri akan senang sekali jika makanan yang dimasak dilahap habis oleh semua anggota keluarga. Rasanya bahagia banget, gitu. Coba para Kompasianer bayangkan, seorang isteri sudah cape dan berpeluh ria di dapur namun makanan yang dibuatnya tidak habis atau tidak laku dimakan, bagaimana perasaannya? Kecewa? Sudah pasti. Sedih? Sudah pasti juga. Ujung-ujungnya, suami suruh tidur di sofa, ha..ha...

Masih ingat pepatah jaman dulu, yang biasa diucapkan seorang Ibu pada anak perempuannya yang sedang jatuh hati. “Jika kamu mencintai laki-laki, pikatlah ia dengan mengenyangkan perutnya.”

MSG Bikin Anak Bodoh?

Hingga saat ini masih ada yang salah kaprah dan ragu dalam menggunakan MSG terutama untuk dikonsumsi anak-anak.

“Takut ah, nanti anak saya jadi bodoh,” ungkap seorang teman.

Atau teman saya selalu wanti-wanti ke penjual bakso ,”Bang, jangan pakai micin ya!”

Teman ini menganggap MSG adalah racun dan membahayakan kesehatan.

Begitu berbahayakan MSG atau micin ini?

Seperti kita tahu, MSG diproduksi oleh perusahaan Jepang dan dikonsumsi luas oleh masyarakat di sana. Buktinya, orang Jepang terkenal cerdas dan penuh inovasi. Bahkan produk Ajinomoto sudah diekspor ke banyak negara.

Dalam sepuluh tahun terakhir berbagai lembaga yang sangat kompeten baik di Amerika Serikat maupun di Eropa dan bahkan badan-badan dunia seperti FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization), mengklasifikasikan MSG sebagai bahan tambahan pangan yang aman untuk dikonsumsi. Sangat berbeda yang selama ini dianut masyarakat bahwa MSG adalah bahan makanan yang paling ditakuti saat menyantap kuliner.

Glutamat adalah asam amino yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk protein. Selain membantu pengiriman sinyal-sinyal ke otak, glutamat juga membantu fokus, ingatan, dan konsenterasi. Glutamat adalah penyedap rasa alami yang kita temui juga dalam makanan sehari-hari seperti tomat, keju, daging, dan lainnya. Selain itu glumat juga diproduksi sendiri di dalam tubuh seperti Air Susu Ibu (ASI). Itu sebabnya MSG diijinkan peredaran oleh Pemerintah karena dianggap tidak berbahaya asal dikonsumsi secara tidak berlebihan. Lha, gula dan garam saja kalau dikonsumsi berlebihan juga berbahaya kok.

Dalam kemasan Ajinomoto juga diberikan contoh penggunaan Umami Seasoning. Misalkan untuk telur dadar takaran adalah ¼ sendok teh (sdt) untuk 3 butir telur. Atau sup dan sayur asam untuk konsumsi 5 hingga enam orang butuh takaran ½ sdt.

Tahun 1987, Joint Expert Committee on Food Additives (JECFA) dari Badan Pangan Dunia milik PBB serta WHO, menempatkan MSG dalam kategori bahan penyedap masakan yang aman dikonsumsi dan tidak berpengaruh pada kesehatan tubuh. Pernyataan ini diperkuat oleh European Communities (EC) Scientific Committee for Foods pada tahun 1991.

EC Scientific Committee for Foods mengklasifikasikan MSG sebagai “acceptable daily intake” (ADI) MSG sebagai “not specified”. Istilah “not specified” untuk ADI menunjukkan bahwa MSG sebagai ingredient pangan benar-benar aman bagi tubuh(the most favorable designation for a food ingredient).

Seperti di Autralia dan Selandia Baru, Food Standards Australia New Zealand (FSANZ) berdasarkan sejumlah penelitian, menolak secara segala hal yang berkaitan reaksi negatif yang serius dan jangka panjang dari penggunaan MSG. FSANZ menyatakan MSG aman untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat mengklasifikasikan MSG sebagai Generally Recognized as Safe (GRAS/Secara Umum Diakui Aman) dan Uni Eropa sebagai zat tambahan makanan. Laporan final FASEB diterbitkan untuk FDA pada tanggal 31 Juli 1995. Berdasarkan laporan ini, FDA berpendapat bahwa tidak ada bukti ilmiah apa pun yang membuktikan bahwa MSG atau glutamat menyebabkan gangguan otak dan penyakit kronis. FDA juga menyatakan bahwa MSG termasuk sebagai bahan bumbu masakan, seperti halnya garam, merica, dan gula, sehingga aman bagi tubuh

Penggunaan MSG dalam makanan dapat mengurangi konsumsi garam dapur 20-40% dengan tetap mempertahankan rasa enak dan lezat makanan tersebut. Hal ini dapat membantu pengurangan resiko hipertensi dan jantung dengan tetap memberikan rasa yang enak dalam masakan tersebut.

Halal

Ini yang penting, makanlah yang halal. Sebagai umat muslim, sari makanan yang tak halal akan mengalir dalam darah kita selama 40 hari. Seperti Sabda Nabi Muhammad SAW : “Ketahuilah, bahwa suapan haram jika masuk dalam perut salah satu kalian, maka amalannya tidak diterima selama 40 hari.” Doa-doa kita pun akan terhalang selama itu. Itu sebabnya umat muslim selalu menjaga asupan makanannya.

Belakangan ini banyak isu tak bertanggung jawab (hoax) beredar di masyarakat bahwa produk Ajinomoto mengandung babi. Isu ini cukup meresahkan masyarakat. Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Komestika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI) pada Jum’at (30/12/2016) menyatakan bahwa produk MSG Ajinomoto, Masako, Tepung Bumbu Sajiku, dan Saos Tiram Saori, berdasarkan hasil laboratorium dari sampel pasar yang menggunakan metode real time PCR juga menguatkan hasil audit yang telah dilakukan sebelumnya yaitu tidak terdeteksi adanya kandungan babi dalam produk tersebut.

PT. Ajinomoto juga telah mendapatkan Sertifikat Halal MUI Nomor : 00060008910908 yang berlaku hingga tanggal 24 November 2017. Setiap dua tahun, sertifikat halal ini diperpanjang. Selain itu untuk menjaga kesinambungan proses produksi halal sesuia dengan ketetuan LPPOM MUI, Ajinomoto menerapkan Sistem Jaminan Halal (SJH) yang mulai diberlakukan sejak 2005. Komite Halal yang dibentuk perusahaan baik di kantor pusat Jakarta maupun di pabrik di Mojokerto untuk memastikan terjaganya pelaksanaan SJH.

Selain itu, Kompasianer dan masyarakat bisa mengecek kehalalan suatu produk melalui situs www.halalmui.org maupun melalui aplikasi “Halal MUI” di smartphone berbasis Blackberry 10, Android, dan iOS.

Aplikasi
Aplikasi
Home Sweet Home

Jadi saat berkumpul di rumah, saya menyempatkan diri untuk membuat kentang goreng ini. Feel like going back home.  Ingat saat berkumpul di Samarinda tiga puluh tahun lalu. Saat kami bersama-sama menyantap hidangan kentang goreng yang saya buat. Ada Bapak, Ibu, dan kedua adik saya. Tak ada namanya gadget atau siaran televisi, yang ada hanya suara radio memutarkan lagu-lagu. Masa lalu yang indah.

Dan kali ini saya menikmati kentang goreng bersama isteri dan anak-anak tercinta. Sambil mendengarkan lagu dari MP3 Player dan bercerita kegiatan apa saja yang telah kami lalui hari ini. Eat Well, Live Well. Bahagia itu sederhana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun