Oke, coba kita lihat dulu dari yang paling sederhana. Apa yang kita kenakan sehari-hari saat ini? Ada kaca mata, ikat pinggang, cincin, anting, kawat gigi, tambalan gigi, peniti, semua mengandung bahan tambang. Coba dalam skala lebih luas lagi, di lingkungan rumah. Ada televisi, laptop, telepon genggam, kulkas, mesin cuci, semua membutuhkan material yang berasal dari hasil tambang.
Dalam skala global, apa jadinya dunia ini tanpa adanya pesawat terbang, kapal laut, kereta api, mobil, sepeda motor, sepeda, dan lainnya. Semua membutuhkan hasil tambang. Demikian pula gedung-gedung yang menjulang tinggi macam Burj Dubai, Taipei 101, Taj Mahal, Menara Eiffel, membutuhkan banyak hasil tambang. Tercatat Burj Dubai membutuhkan 330.000 meter kubik beton, 39.000 ton baja, dan 142.000 meter persegi kaca. Dibutuhkan 5.000 tenaga hanya untuk menggarap pembangunan fisik menara dan tambahan 20.000 pekerja untuk membangun distrik Burj Dubai.
Lalu coba kita renungkan bagaimana dengan kebutuhan akan air, listrik, transportasi dan komunikasi sehari-hari. Semua membutuhkan hasil tambang untuk pembangunan pembangkit listrik, jaringan perpipaan, pompa air, jaringan optik, Base Transceiver Station, dan lainnya. Tanpa hasil tambang, 101 proyek Jokowi untuk memperlancar konektivitas dipastikan gagal.
Sejak dahulu bangsa Indonesia sudah mengenal pemanfaatan hasil tambang. Cobalah sesekali mampir ke Museum Nasional atau dikenal juga sebagai Museum Gajah, banyak artefak yang terbuat dari logam.
Posisi geografis Indonesia yang strategis, berada di sisi Barat dari apa yang dinamakan “Pacific Ring of Fire” atau Cincin Berapi Pasifik yang ditandai dengan kegiatan vulkanik yang tinggi karena pergerakan lempeng-lempeng bumi yang menimbulkan gejolak tektonik di bawah permukaan bumi. Gejolak tektonik karena pergerakan lempeng-lempeng bumi ini menyebabkan bencana alam yang mengancam dalam bentuk letusan gunung berapi yang dalam situasi tertentu dapat memicu terjadinya tsunami seperti yang telah terjadi di Indonesia dalam waktu beberapa tahun belakangan ini. Di pihak lain, magma yang keluar dari perut bumi di Cincin Berapi Pasifik diperkirakan mengandung berbagai logam berharga, terutama emas dan tembaga.
• Batubara . Cadangan batubara Indonesia hanya 0,5% dari cadangan dunia namun dari sisi produksi Indonesia menempati posisi ke-6 di dunia dengan jumlah produksi mencapai 246 juta ton. Indonesia menduduku peringkat ke-2 terbesar di dunia sebagai eksportir sejumlah 203 juta ton.
• Tembaga. Peringkat ke-7 untuk cadangan tembaga dunia dengan jumlah sekitar 4,1% , jumlahnya 10,4% dari produksi dunia. Sedangkan dari sisi produksi menduduki peringkat ke-2 dunia
• Emas. Cadangan emas Indonesia berkisar 2,3% dari cadangan emas dunia dan menduduki peringkat ke-7 dunia. Dari sisi produksi menduduki peringkat ke-6 di dunia dengan produksi sekitar 6,7%.
• Minyak dan Gas