Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Anak Hokben

27 Juni 2016   12:21 Diperbarui: 27 Juni 2016   15:51 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tuh si anak Hokben paling semangat (dok. pribadi)

Rasanya bahagia sekali ketika mengetahui bahwa akhirnya isteri saya hamil.   Setelah menunggu selama hampir lima tahun, penantian kami terjawab sudah.    Tuhan telah menitipkan harga paling berharga pada kami.  

Tentu saja kehamilan pertama ini membuat saya sangat khawatir.  Ini adalah pengalaman luar biasa dan perasaan yang belum pernah terjadi sebelumnya.   Perasaan bahwa saya akan menjadi seorang ayah dan tanggung jawab untuk membesarkannya.

Tanggung jawab itu dimulai sejak anak masih dalam kandungan.    Masih dalam bentuk janin.  Dimana isteri harus menjaga asupan makanan.  Saya selalu khawatir kalau isteri terlambat makan.   Apalagi saat kehamilan memasuki bulan ketiga, wah isteri seperti anak kecil saja.  Harus dibujuk untuk makan. 

Kadang dapur atau makanan rumah membuatnya mual.  Memang repot juga ya……. Memang isteri saya tidak seperti wanita lain yang mengidam rujak di tengah malam, minta mangga muda, atau minta mobil mewah.   Hanya ya itu tadi, susah makan.

Untunglah ada Hoka Hoka Bento (Hokben).  Entah mengapa saat kehamilan anak pertama ini, isteri senang sekali makan Hokben.   Setiap minggu mungkin ada empat atau lima kali makan Hokben.  Entah itu makan di tempat atau dibawa pulang.

Saya tidak khawatir karena tahu standar kebersihan dan kesegaran makanan Hokben.   Repotnya kalau minta malam hari ketika orang beranjak tidur, ia minta makan Hokben.

“Riny mana ada Hokben buka jam segini?  Besok saja ya.”

“Tidak mau, A (panggilan buat saya, Aa).   Maunya sekarang, Riny lapar.”

Malam-malam berkeliaran di kota Tangerang, walhasil tidak ada yang buka.  Ada waralaba yang buka 24 jam tapi burger.   Ya sudahlah saya belian burger saja daripada tidak makan.   Ternyata sampai di rumah, isteri ngambek ketika tahu saya tidak beli Hokben.   Ia tidak mau makan burger yang saya belikan.  

“Sudahlah, Riny mau tidur saja,” ujarnya kesal sambil berjalan ke kamar tidur.

“Makan dikit saja dong, Say.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun