Mohon tunggu...
Herman Wahyudhi
Herman Wahyudhi Mohon Tunggu... Insinyur - PNS, Traveller, Numismatik, dan Pelahap Bermacam Buku

Semakin banyak tahu semakin tahu bahwa banyak yang kita tidak tahu. Terus belajar, belajar, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Revolusi Mental Berbasis Keluarga : Renungan dari Acara Nangkring Bareng BKKBN

7 Agustus 2015   23:06 Diperbarui: 7 Agustus 2015   23:06 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Behind every great man there’s a great women.    Dibalik keberhasilan anak ada seorang ibu, dibalik keberhasilan suami ada seorang isteri.  

Tulisan ini merupakan renungan dari acara nangkring bareng Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang diselenggarakan oleh Kompasiana. com pada tanggal 8 Juli 2015.   Bertempat di Hotel Santika, Teraskota Entertainment Center, CBD Lot VII B, Jalan Pahlawan Seribu, Serpong BSD City, Tangerang,  Tema yang diusung adalah Membangun Keluarga, Membangun Bangsa sebagai Wujud Revolusi Mental.

Terus terang ini pengalaman pertama saya mengikuti acara kompas nangkring.    Saya berminat karena selain materinya menarik juga dekat dengan lokasi tempat tinggal saya di Tangerang.   Sekitar 15 km dari rumah.   Namun ternyata perkiraan saya salah.  Saya sempat beberapa kali tersasar mencari lokasi hotel Santika di BSD.  Maklum saja, BSD bukan daerah ‘jajahan’ saya selama ini.  Akhirnya ketemu juga lokasi acaranya walau sempat nyasar ke kompleks perumahan (saya sempat sebal ketika bertanya kepada beberapa tukang ojek yang ‘nangkring’ di depan Teraskota menjawab tidak tahu ketika ditanya dimana lokasi Hotel Santika, hiks.....). 

Pembicara yang dihadirkan adalah Airin Rachmi Diani SH, MH (Walikota Tangerang Selatan), Dr.Abidinsyah Siregar (Deputi Advokasi Penggerak dan Infiormasi BKKBN Pusat), dan Suyono Hadinoto MSc (Direktur Dampak Kependudukan BKKBN).

Pada sesi pertama, Ibu Airin Rachmi Diany tampil sebagai pembicara.   Beliau memaparkan agenda rencana pelaksanaan Harganas XXII pada 2015 dan terpilihnya Kota Tangerang Selatan sebagai tuan rumah pada acara yang dilangsungkan pada 1 Agustus 2015.   Terpilihnya Kota Tangerang Selatan sebagai tuan rumah tentu dengan beberapa pertimbangan diantaranya dilatarbelakangi oleh beberapa prestasi dari wilayah yang baru terbentuk pada 29 Oktober 2008 sebagai pemekaran dari Kabupaten Tangerang dalam bidang kependudukan.   Menjadi salah satu dari kota terbaik di Indonesia dalam hal pengurusan Akta Kelahiran oleh Institut Kewarganeraan Indonesia (2013), juga penetapan Kota Tangerang Selatan sebagai Kota Layak Anak.   Selain itu Ibu Airin Rachmi Diany juga meraih penghargaan Manggala Karya Kencana dari BKKBN dan Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.

Beliau mengatakan sambil tersenyum bahwa masih banyak orang menyangka bahwa Harganas adalah singkatan Hari Olah Raga Nasional.    Langsung saja disambut gelak tawa para kompasianer dan menghangatkan suasana di dalam ruang diskusi (maklum lagi pada puasa, jadi AC terasa lebih dingin dari biasanya).  Ups, jangan-jangan pembaca juga belum tahu ya?

Harganas adalah Hari Keluarga Nasional yang diperingati setiap tanggal 29 Juni.  Bangkitnya kesadaran keluarga Indonesia untuk membangun dirinya  ke arah keluarga kecil melalui Keluarga Berencana (KB).  Dengan latar belakang itu pula, maka tanggal 29 Juni ditetapkan sebagao Hari Keluarga Nasional yang bertepatan dengan dimulainya Gerakan KB Nasional pada 1970.    Harganas dicanangkan di Lampung pada 29 Juni 1993 dan selanjutnya setiap tahun diperingati di Indonesia.  

Ibu Airin mengatakan bahwa pertumbuhan penduduk di Kota Tangerang Selatan mencapai lebih dari 15 persen.  Dari sebelumnya 1,2 juta jiwa menjadi 1,4 juta jiwa.  Namun jumlah tersebut bukan karena angka kelahiran yang tinggi tetapi karena didominasi banyaknya jumlah pendatang  (migrant).  Tangerang Selatan memang menjadi daerah penyangga bagi Ibu Kota Jakarta, tentu menarik perhatian para pencari kerja termasuk saya.   Namun seperti kata pendiri Apple, Steve Jobs, bahwa kualitas lebih penting dari kuantitas.  Jadi kalau tidak punya ketrampilan dan berpotensi besar jadi pengangguran, lebih baik jangan ke Tangerang Selatan, he...he... Siapa suruh datang ke Tangsel?  Siapa suruh datang ke Tangsel?

Berdasarkan data Kota Tangerang Selatan dalam Angka 2014, jumlah penduduk hasil pendataan BPS Kota Tangerang Selatan mencapai 1.443.403 jiwa.   Jumlah yang hampir sama dengan salah penduduk salah satu negara Eropa, Estonia.   Tapi jangan salah kalau siang hari jumlahnya menyusut tajam, karena sebagian besar bekerja di Jakarta.    Coba perhatikan, kalau  siang hari jalanan di daerah BSD cukup lengggang .  Sebaliknya saat jam berangkat kerja dan pulang kerja, macetnya ruarrr biasa (saya saja yang ke lokasi naik motor, ketika pulang acar sempat terjebak macet). 

 

SESI DUA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun