[caption id="attachment_360451" align="aligncenter" width="300" caption="Sumber: Susenas (2012"]
Menurut buku ‘Satu Dasawarsa Membangun untuk Kesejahteraan Rakyat’ yang diterbitkan Kantor Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Sosial (2014) terjadi peningkatan jumlah masyarakat kelas menengah dari 37 persen pada tahun 2004 menjadi 56,7 persen dari total penduduk Indonesia pada tahun 2013 (atau sekira 130 juta orang).
Selama beberapa tahun ini kelas menengah menikmati harga elpiji12 kg yang rendah.Bila kita lihat gambar dibawah bahwa angka tersebut masih jauh dari harga keekonomian, padahal harga elpiji 12 kg ini bukan termasuk yang disubsidi oleh pemerintah.Akibat selisih antara harga jual domestik dengan harga jual internasional, setiap tahun Pertamina harus menanggung kerugian sekitar Rp 5 triliun.Angka yang hampir sama dengan biaya untuk membangun 48 ribu rumah sederhana untuk rakyat.
Quo Vadis Elpiji 3 Kg?
Nah Itu baru elpiji yang 12 kg, bagaimana dengan harga elpiji 3 kg?Apakah ada kenaikan juga? Lain ceritanya kalau menyangkut elpiji 3 kg.Untuk yang satu ini tetap disubsidi oleh pemerintah sehingga jangan khawatir akan naik.
Kalau kita lihat realita kehidupan sehari-hari, pengguna tabung gas elpiji 3 kg adalah masyarakat kecil.Coba lihat deh penjaja makanan di sekeliling kita.Mulai dari tukang siomay, tukang bakso, sampai tukang gorengan keliling, mereka menggunakannya.Tapi jangan lihat tukang koran, mereka tidak memakainya saat berjualan tetapi memakainya di rumah, ha...ha...ha...Selain itu tidak ada pedagang kecil yang nekat menggunakan tabung gas 12 kg ketika berjualan.Selain mahal, berat, juga mahal lha yawww.Banyak masyarakat kelas menengah bawah menggantungkan hidupnya pada gas elpiji 3 kg.Sebab itu pemerintah berusaha melindungi ekonomi lemah ini dengan tetap memberikan subsidi pada konsumi gas mereka.
Bagaimana kalau kelas menengah atas beralih menggunakan elpiji 3 kg?
Don’t worry be happy.Pertamina sudah mengantisipasi dengan menjalankan sistem monitoring elpiji 3 kg (simol2k) yang dapat mendeteksi secara dini penyalahgunaan penggunaan elpiji termasuk migrasi dan pengoplosan akibat disparitas harga elpiji 12 kg dan 3kg.
Dengan simol3k pergerakan tabung elpiji 3 kg di 3.400 dan 143.000 pangkalan di seluruh Indonesa bisa dipantau.Jika ada lonjakan yang signifikan pada pembelian elpiji 3 kg bisa diantisipasi sejak dini.Pertamina memonitoring sejak pasokan gas diterima hingga penyalurannya hingga ke tingkat agen.