Mohon tunggu...
Baca Anime
Baca Anime Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Anime Lover

Tak pernah ada saat yang lebih menggembirakan bagi seorang pecinta anime! Selamat datang di tempat yang tepat, di mana kecintaan pada anime dihargai dan dirayakan.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Maraknya Penipuan di Sektor Jasa Keuangan saat Ramadan

5 Maret 2024   16:00 Diperbarui: 12 Maret 2024   13:33 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maraknya Penipuan di Sektor Jasa Keuangan saat Ramadan | finance.detik.com

Dalam hal ini, peran positif thinking juga menjadi penting dalam menghadapi promo-promo yang dapat menyesatkan. Friderica menekankan bahwa masyarakat perlu mempertimbangkan dengan bijak dan tidak terburu-buru dalam mengambil keputusan terkait promo-promo tersebut. Dengan menjaga kewaspadaan dan tetap berpikir kritis, diharapkan masyarakat dapat menghindari jebakan penipu yang seringkali merugikan korban secara finansial.

Pentingnya edukasi dan penyebaran informasi mengenai modus penipuan di bulan Ramadan juga perlu diperkuat. Melalui pemahaman yang lebih baik mengenai skema penipuan yang umum terjadi, masyarakat dapat lebih waspada dan bersiap menghadapi upaya penipuan yang dapat merugikan mereka. Dengan adanya kolaborasi antara pemerintah, lembaga keamanan, dan masyarakat, diharapkan dapat diciptakan lingkungan yang lebih aman dan terhindar dari ancaman penipuan selama bulan suci Ramadan.

Peringatan Terkini

Pada akhirnya, Friderica memberikan catatan penting mengenai penipuan yang terjadi melalui pengiriman paket melalui pesan online menggunakan WhatsApp. Menurutnya, modus ini tidak hanya dapat merugikan secara finansial, tetapi juga mengancam keamanan data pribadi, termasuk informasi email dan kartu kredit. Friderica mengingatkan bahwa pelaku penipuan dapat memanfaatkan metode ini untuk mencuri informasi sensitif, menimbulkan potensi risiko serius bagi korban yang tidak waspada.

Friderica juga menyoroti kemungkinan pelaku penipuan menggunakan pesan WhatsApp sebagai alat untuk memancing korban membuka aplikasi tertentu, yang ternyata merupakan upaya modus penipuan yang lebih canggih. Dengan meretas melalui pesan WA, para penipu dapat mengakses informasi pribadi korban dan bahkan mencoba memanfaatkan metode "sniffing" yang dapat mengambil data secara diam-diam. Peringatan ini menegaskan pentingnya kehati-hatian pengguna dalam berinteraksi online, terutama ketika melibatkan pertukaran informasi pribadi.

Dalam konteks ini, Friderica menekankan perlunya kesadaran dan edukasi bagi pengguna WhatsApp agar dapat mengidentifikasi potensi ancaman penipuan. Langkah-langkah pencegahan, seperti tidak membuka tautan atau mengirim informasi pribadi melalui pesan WhatsApp yang mencurigakan, menjadi kunci untuk melindungi diri dari potensi penipuan dan kebocoran data yang merugikan.

Kesimpulan

Dalam menghadapi risiko penipuan ini, OJK mengajak masyarakat untuk tetap waspada, melapor jika mengalami kejadian serupa, dan tidak tergiur dengan tawaran yang terlalu menggiurkan. Semakin meningkatnya kesadaran dan kewaspadaan masyarakat diharapkan dapat mengurangi risiko penipuan di sektor jasa keuangan.(*)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun