Jurnalisme Online
      Jurnalisme Online dikabarkan lahir pertama kali ketika Matt Drudge memublikasikan cerita perselingkuhan Monica Lewinsky dan Bill Clinton pada 17 Januari 1998, yang saat itu masih menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat di halaman website pribadinya.
      Berkat tulisan jurnalistik pertama Drudge akhirnya pada tahun 2000an hingga saat ini banyak bermunculan situs-situs pribadi yang memuat laporan jurnalistik yang saat ini dikenal dengan blog.
      Jurnalisme online/ daring sendiri memiliki banyak nilai positif terutama dari segi khalayak yang dapat mengakses dan kecepatan pemberitaan, terutama di era teknologi saat ini.
      Jurnalisme online/ daring sendiri hadir karena efek dari kemunculan  media online atau internet sebagai media alternatif dan media baru. Asep Syamsul sendiri akhirnya merumuskan pengeritan jurnalisme online dalam bukunya yaitu, sebagai sebuah proses pengumpulan data, penulisan, penyuntingan serta distribusi berita melalui internet. Pada dasarnya Asep Syamsul berpendapat bahwa jurnalisme online sama seperti jurnalisme konvensional seperti biasa dari segi pengumpulan data, penulisan berita serta penyuntingan berita hanya saja distribusinya melalui internet yang sering disebut dengan media baru.
      Jurnalisme online juga sering disebut dengan jurnalisme generasi ke tiga, mengingat hal ini berhubungan dengan jurnalisme cetak sebagai jurnalisme era pertama dan jurnalisme penyiaran sebagai jurnalisme era kedua.
      Pekerjaan jurnalisme online merupakan penggabungan dari ketiga generasi tersebut, cetak, penyiaran dan online perbedaanya hanya pada media/ cara penyampaian kepada khalayak.
Jurnalisme online memiliki kelebihan yang menguntungkan yaitu, memiliki halaman yang tak terbatas, seberapapun banyak berita yang disajikan halaman/ page yang terdapat di website tidak pernah dibatasi. Hal ini juga sebenarnya menguntungkan jurnalis karena dapat mengulas sesuatu tanpa batasan dan hingga sejelas-jelasnya. Kedua, jurnalisme online memiliki audiens/ pembaca yang luas dan tanpa kontrol. Dalam hal ini pembaca memiliki keleluasaan untuk memilih konten yang ingin dikonsumsi. Ketiga, Pada portal berita online pembaca dapat melihat berita-berita lama hanya dengan mengetik kata kunci berita tersebut. Penyimpanan berita pun dapat diakses dengan mudah. Keempat, jurnalis dapat menentukan sajian apa yang ingin ia berikan kepada audiens, berita dapat berupa teks yang diselipkan foto, video maupun grafik tambahan yang membuat menarik. Kelima, portal online membuat halaman yang interaktif sehingga jurnalis yang diwakilkan oleh redaksi dapat berhubungan langsung dengan pembaca. Kemudian pembaca juga dapat dengan leluasa memberikan masukan atau memroduksi berita dan memberikan kelanjutan berita. Keenam, kesalahan dalam berita dapat dengan mudah diperbaiki. Ketujuh, sirkulasi berita dapat mencakup seluruh penjuru dunia tanpa terkecuali.
Â
Multimedia dan Multitalent
      Proses penggabungan ketiga generasi tersebut merupakan karakteristik dasar jurnalisme online, bukan hanya media yang menjadi satu jalur melainkan produsen berita/ jurnalis juga harus memiliki bekal dan pengetahuan dari ketiga generasi tersebut. Jurnalis harus paham bagaimana cara mencari data, mengolah data dan mengoreksi data untuk menjadikannya sajian berupa produk berita.
      Penggabungan semua jenis media akhirnya menuntut kemampuan jurnalis untuk multimedia dan multitalent.
      Dalam jurnalisme online penggabungan seluruh media menjadi satu media sangat jelas terlihat. Produk jurnalistik cetak yaitu tulisan dan foto dan produk jurnalisme penyiaran yaitu video. Maka, dalam jurnalisme online jurnalis media online harus mampu menguasai semuanya. Jurnalis mampu menulis teks, mengambil foto, video berita dan menyunting teks, foto dan video. Tidak ada lagi fokus dalam produksi berita, semuanya harus dikuasai oleh setiap jurnalis yang bekerja di bidang ini.
      Seperti salah satu karakteristik jurnalisme online, yaitu jurnalisme online sepakat bahwa ia tidak menciptakan lapangan kerja bagi banyak orang, karena mereka menuntut jurnalis yang mampu menguasai semua bidang, baik tulisan, penyiaran maupun daring. Saat ini sering kita temukan berbagai portal pribadi yang memberikan laporan baik secara teks, foto, grafis dan video.
      Kemampuan seorang jurnalis untuk menguasai semua skill dalam produksi berita melalui berbagai macam media akhirnya membuat sebagian besar pekerja media was-was, tenaga kerja yang dibutuhkan tidak lagi banyak dan perusahaan media dapat mengurangi biaya produksi mereka, karena tenaga kerja yang digunakan juga sedikit.
      Hal ini pada akhirnya berdampak pada sedikitnya pekerja media dan menjamurnya jurnalisme warga (citizen journalism). Memang hal ini menjadi salah satu dampak keuntungan jurnalisme online yaitu interaktif, yang akhirnya membuat semua orang dapat menjadi jurnalis, menulis berita baik lewat forum online atau memiliki website dan blog pribadi. Skill yang dimiliki saat ini membuat semua orang berlomba-lomba menyediakan konten yang menarik sehingga dapat mendatangkan pembaca yang berkunjung ke situs mereka.
      Bahkan saat ini perusahaan media dapat mengurangi kerjanya dengan menerima berita-berita yang ditulis oleh warga. Hal ini cukup menguntungkan pekerja media namun merugikan pekerja media yang sudah lama berkecimpung dalam satu spesialisasi bidang.
      Sebagai salah satu contoh acuan yaitu portal berita online yang merupakan website resmi yang dibangun untuk mengikuti konvergensi media http://tvku.tv, TvKU hadir sebagai sebuah media lokal yang mampu memenuhi kebutuhan berita lokal di Semarang. Pada awalnya TvKU berkiprah di dunia penyiaran dan akhirnya melahirkan portal berita online yang dapat diakses dengan mudah, murah keseluruh penjuru Indonesia bahkan Dunia. Siapapun yang merasa kota Semarang adalah Rumah tempat asalnya dapat mengakses berita-berita lokal dan tahu mengenai perkembangan kotanya.
Â
Sumber:
Romi, Asep Syamsul M. (2012). Jurnalistik Online. Bandung: Nuansa Cendikia.
Nurudin. (2009). Jurnalisme Masa Kini. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Jones, Janet; Salter, Lee. (2012). Digital Journalism. Jakarta: Sage Publications.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H