Pemilihan menggunakan selendang sumba bermotif kuda adalah bentuk pengakuan dan apresiasi terhadap budaya yang ada di Pulau Sumba, sekaligus juga mempromosikan dan mengenalkan kekayaan budaya Indonesia kepada masyarakat dunia.
Tetapi, selendang Sumba bermotif kuda juga dapat diartikan sebagai simbol hubungan yang harmonis antara calon pemimpin dan rakyatnya. Kuda tidak hanya mewakili kekuatan dan keberanian pemimpin, tetapi juga mencerminkan loyalitas dan kepatuhan yang diharapkan dari rakyat. Seorang pemimpin yang baik adalah orang yang dapat memahami dan mewakili aspirasi serta kebutuhan rakyatnya. Dalam menjalankan tugas kepemimpinannya, seorang calon pemimpin harus memiliki hubungan yang kuat dan harmonis dengan rakyatnya.
Dalam sebuah pemilihan, masyarakat tidak hanya mencari sosok pemimpin yang kompeten dan berintegritas, tetapi juga pemimpin yang dapat menyatukan pendapat dan kepentingan rakyat.
Selendang Sumba bermotif kuda berfungsi sebagai pengingat dan peringatan untuk para calon pemimpin bahwa mereka harus menjadi pemimpin yang membawa persatuan serta dapat merangkul berbagai kelompok dan budaya, tanpa memandang perbedaan status sosial, suku, agama, dan budaya.
Dalam dunia politik yang sering kali diwarnai dengan perpecahan dan konflik, selendang Sumba bermotif kuda dapat memberikan pesan yang kuat bagi para calon pemimpin dan masyarakat secara keseluruhan. Pesan politik yang diungkapkan melalui filosofi selendang Sumba ini adalah tentang pentingnya membangun dan memelihara kerukunan, semangat persatuan, dan rasa saling menghormati dalam kehidupan berpolitik.
Kesimpulannya, selendang Sumba bermotif kuda yang digunakan dalam pendaftaran capres dan cawapres di Komisi Pemilihan Umum memiliki makna dan pesan filosofis yang dalam dan komprehensif. Selendang ini merupakan simbol kekuatan, penghormatan, dan kesetiakawanan yang harus dimiliki oleh seorang calon pemimpin. Pesan politik yang terkandung dalam motif kuda mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang memiliki keberanian, integritas, dan kemampuan untuk menghormati serta merangkul keanekaragaman budaya dalam mencapai persatuan dan kemajuan bangsa.
Dengan memahami dan menghargai filosofi selendang sumba bermotif kuda ini, semoga para calon pemimpin dapat lebih bersungguh-sungguh dalam menjalankan peran mereka dan masyarakat dapat mendapat pemimpin yang mampu mempersatukan dan menghasilkan perubahan positif bagi negara. (*)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H