Hidup manusia adalah misteri yang tak terpecahkan. Siapakah di antara kita yang dapat mengetahui atau meramalkan jalan hidupnya? Saya meyakini dan menjamin bahwa tidak ada yang mampu melakukannya. Manusia memang merencanakan hidupnya, namun tidak semua rencana tersebut bisa tercapai. Inilah sebabnya mengapa hidup manusia dipenuhi dengan misteri. Itulah mengapa saya ingin bersaksi tentang sosok Sekretaris Daerah Provinsi NTT, Kosmas D. Lana, pada hari ulang tahunnya, Rabu (27/09/2023) ini.Â
Siapa yang dapat menduga bahwa suatu saat nanti ia akan menjadi seorang Sekretaris Daerah? Dalam perjalanan karirnya, ia menjalani semua proses yang seharusnya dialami oleh seorang abdi negara dan masyarakat. Namun, apakah ia langsung menduduki jabatan tersebut setelah melewati semua proses tersebut? Jawabannya adalah tidak.
Secara pribadi, saya tidak terlalu mengenal dirinya. Namun, sejak lama saya telah mendengar namanya dari teman-teman seprofesi. Seperti biasa di lingkungan birokrasi, jika ada seorang birokrat yang unggul, baik itu karena kemampuannya maupun kisah hebat yang selalu mengundang perhatian orang-orang, maka namanya akan selalu menjadi bahan pembicaraan. Pak Kosmas, salah satu birokrat yang menjadi perbincangan karena kecerdasan dan kepemimpinannya.
Empat tahun lalu, saya berkesempatan bertemu dengan Pak Kosmas dalam suatu kegiatan di Manggarai. Saya menjadi bagian dari tim penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural (pengawas) pada kegiatan seleksi Sekda Manggarai, sedangkan beliau merupakan salah satu anggota pansel dari Provinsi NTT.
Kami menginap di Hotel Viktory, dan setiap pagi kami bertemu di restoran saat sarapan. Di setiap pertemuan tersebut, pasti ada percakapan yang terjalin antara kami. Kadang-kadang kami berbicara tentang urusan birokrasi, kadang-kadang tentang hal-hal yang tidak terkait dengan pekerjaan.
Karena rasa keakraban yang tercipta, saya pun mulai membuka diri dan membagikan pengalaman saya menempuh pendidikan di St. Klaus Kuwu. Rupanya, dia tidak pernah menduga bahwa saya pernah mengenyam pendidikan di tanah leluhurnya.
Sejak saat itu, hubungan kami semakin dekat meskipun tetap menjaga batasan antara atasan dan bawahannya. Kami sering bertemu dan kebetulan beliau menjabat sebagai Asisten III saat itu. Sebagai bagian dari koordinasi administrasi, saya beberapa kali berkomunikasi dengannya terutama mengenai hal-hal yang berkaitan dengan surat-menyurat.
Setiap kali bertemu, pasti ada ucapan yang dilontarkan dari Pak Kosmas. Kadang-kadang ia menyapa saya dengan aksen yang menunjukkan kedekatan. Setidaknya, ia hendak menunjukkan bahwa ia mengenal saya, sekalipun hanya nama.
Setahun yang lalu, kami bersama-sama menjalankan tugas di Manggarai Timur. Seperti biasa, Pak Kosmas menjadi salah satu anggota panitia seleksi dari Provinsi NTT, sedangkan saya dan tim lainnya bertugas melakukan penilaian kompetensi manajerial dan sosial kultural.
Kami berangkat dari Kupang dan turun di Turelelo, kemudian melanjutkan perjalanan darat menuju Borong. Kami terbagi dalam dua mobil, dengan saya dan beberapa rekan lainnya berada dalam satu mobil bersama Pak Kosmas.
Kami sempat mampir di Bajawa untuk makan siang. Perjalanan dari Bajawa ke Borong memakan waktu sekitar 2-3 jam. Bagi saya, perjalanan ini sangat berkesan karena bisa bersama dengan seorang pejabat senior yang berpengalaman dan memiliki pengetahuan yang luas.