Wacana pemindahan ibukota sejak Orde Lama. Pemerintahan dibawah kepemimpinan Sang Proklamator, Soekarno-Hatta. Wacana itu terus bergulir dari satu pemimpin ke pemimpin yang lain. Hingga saat ini, tak satu pun presiden yang mewujudkan wacana itu menjadi kenyataan. Sejak kemerdekaan, Indonesia telah dipimpin 7 orang putra terbaik, mulai dari Ir. Soekarno hingga Ir. Joko Widodo.
Tulisan berikut akan menguraikan secara singkat tentang wacana pemindahan kota pada masa setiap resim yang berkuasa. Siapa saja mereka, calon ibukota apa yang diusulkan, dan seberapa jauh usaha untuk mendekatkan wacana itu menjadi kenyataan?
1. Presiden Soekarno
Awal mula wacana pemindahan ibukota dimulai pada masa pemerintahan Ir. Soekarno pada tahun 1950-an. Pilihan Soekarno adalah kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Kala itu, Seokarno mendatangkan ahli perencana kota dari Rusia yang ditugaskan untuk merancang  Kota Palangka Raya sebagai cikal bakal ibukota Republik Indonesia. Hal inilah yang menyebabkan tata bangunan Kota Palangkaraya tampak rapih, jalan dominan lurus, rumah-rumah di tepi jalan dibuat masuk ke dalam, sehingga bila sewaktu-waktu jalan dilebarkan, pemerintah tidak perlu menggusur warga, apalagi lahan yang tersedia masih mencukupi. Saat meresmikan pembangunan Kota Palangka Raya pada Tahun 1957, Presiden Soekarno mewacanakan rencana pemindahan lokasi ibu kota ke daerah tersebut. Palangkaraya adalah kota baru yang dibangun dengan membuka hutan di pinggir sungai Kahayan, Kalimantan Tengah.
2. Â Presiden Soeharto
Wacana pembangunan ibukota seakan-akan hilang pada ada era Orde Baru, kala Indonesia dibawah kendali Soeharto. Soeharto memilih langkah untuk lebih fokus pada pembangunan di Jawa dan menjadikan Jakarta sebagai pusat pemerintahan dan bisnis. Sebagai akibatnya, Â Jakarta menjadi pusat urbanisasi nasional.
Namun demikian, Presiden Soeharto bukan meneruskan gagasan Soekarno, ia malah justeru menetapkan ibukota alternatif yang baru ke Jonggol melalui Keppres 1 Tahun 1997 Tentang Koordinasi Pengembangan Kawasan Jonggol sebagai Kota Rencana pemindahan ibukota. Â Jonggol berada di Kota Bogor yang berjarak 60 Kilometer dari Jakarta. Kesiapan lahan kawasan ini sangat memadai sekitar 30.000 hektar untuk tujuan pembangunan Ibu Kota negara. Sayangnya, di masa pemerintahan Soeharto, Palangkaraya justeru tidak dikaji sebagai calon ibukota negara.
3. Presiden BJ Habibie
 Presiden Soeharto lengser, kursi kepresiden diduduki B.J. Habibie. Wacana pemindahan ibukota terus digulirkan tetapi  Presiden BJ Habibie  lebih memilih  Sidrap, Sulawesi Selatan, sebagai calon ibukota negara. Terlepas dari asal-usul Habibie dari Sulawesi Selatan, pertimbanganya letak geografis Sidrap dianggapnya berada di titik sentral wilayah kesatuan Republik Indonesia.
4. Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono
Tahun 2010, wacana pemindahan ibukota dihembuskan lagi oelh  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hal itu berlangsung sesaat kemudian "tiarap" lagi. Pada waktu itu, ibukota negara diwacanakan pindah ke Kabupaten Banyumas, Purwokerto, Jawa Tengah.
 5. Presiden Joko Widodo
Tanda pemindahan ibukota mulai nyata pada masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo periode yang kedua ini. Ia ingin mewujudkan gagasan Presiden Soekarno untuk memindahkan Ibu Kota RI dari Jakarta ke Palangka Raya meskipun hingga saat ini masih meninggalkan calon ibukota sebagai teka-teki bagi rakyatnya. Pemindahan ini bukan atas dasar politis  tetapi pelik persoalan yang melanda Jakarta seperti masalah transportasi dan lingkungan hidup. Hal ini hanya bisa diurai dengan memecah konsentrasi kegiatan nasional ke luar Pulau Jawa.
Pemindahan ibu kota bukan usaha yang gampang. Pemerintah membutuhkan waktu lama untuk menyiapkan infrastruktur dasar penunjang pusat pemerintahan seperti jalan, transportasi, air bersih, hingga energi listrik yang memadai. Dana 400-an triliun merupakan angka yang fantastis tetapi tak ada yang tak mungkin bagi seorang Jokowi. Demi mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, apapun dilakukannya.
Tujuh presiden yang pernah dimiliki bangsa ini, 5 orang yang terus mewacankan pemindahan ibukota. Gus Dur dan Megawati tidak sempat mewacanakan pemindahan ibukota. Itu mungkin sebab dari usia pemerintahan mereka yang singkat sehingga perpindahan ibukota tak ada dalam skala prioritas kepemimpinan mereka.
Lima presiden sudah mewacanakan, siapakah yang akan mendekatkan kenyataan Indonesia memiliki ibukota baru? Empat orang presiden sudah lewat masanya, tantangan dan bukti itu hanya ada pada Jokowi saat ini. Atau, kita harus menuggu pemimpin yang baru lagi?
Vini, vidi,vici. Datang, lihat dan menang. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H