Jogja telah menjadi perjumpaan orang-orang dari seluruh pelosok negeri ini. Tak terkira banyak pula orang-orang dari berbagai bangsa. Mereka tersebar di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta baik swasta maupun negeri. Memiliki satu tujuan, mengenyam pendidikan di bawah langit budaya Ngayogyakarta.
Mereka memiliki segudang pengalaman, kisah dan nostalgia dengan kota yang diakrabinya bertahun-tahun. Kenangan pahit, pula manis yang dituai. Apapun kenangan itu tak pernah mati dalam benak dan terbawa terus kemanapun. Jogja tetaplah menjadi tempat "yang berhati nyaman" seperti mottonya.
Keterbukaan Jogja terhadap dunia luar selain sebagai kota pariwisata berbasis budaya juga kota pelajar yang telah dikenal sepanjang sejarah perjalanan bangsa ini. Memiliki budaya adiluhung yang tinggi, Jogja menjelma menjadi kota yang ramah bagi semua orang. Tak berlebihan  Jogja pantas dijuluki sebagai "Indonesia mini".
Entah berapa banyak anak-anak bangsa yang telah melewati pendidikan tinggi di Jogja. Mereka tersebar di seluruh penjuru dunia. Mereka telah bekerja di berbagai bidang kehidupan. Tentu saja memori tentang Jogja sangat kuat tertanam di benaknya. Kerinduan pulang ke Jogja pasti tersimpan di hatinya dan pada waktunya menyeruak. Kerinduan akan Jogja seperti yang tertuang dalam syair-syair lagu Katon Bagaskara ini.
Pulang ke kotamu
Ada setangkup haru dalam rindu
Masih seperti dulu
Tiap sudut menyapaku bersahabat, penuh selaksa makna
Terhanyut aku akan nostalgi
Saat kita sering luangkan waktu
Nikmati bersama
Suasana Jogja
Â
Di persimpangan langkahku terhenti
Ramai kaki lima
Menjajakan sajian khas berselera
Orang duduk bersila
Musisi jalanan mulai beraksi
Seiring laraku kehilanganmu
Merintih sendiri
Ditelan deru kotamu ...
Â
Walau kini kau t'lah tiada tak kembali
Namun kotamu hadirkan senyummu abadi
Ijinkanlah aku untuk s'lalu pulang lagi
Bila hati mulai sepi tanpa terobati
Kerinduan itu selalu menghinggapi di semua hati orang yang pernah mengalami kehidupan di sana. Mereka yang pernah kuliah di sana. Mereka yang pernah bekerja di sana. Jogja selalu di hati dan memori tentangnya begitu kuat. Sekuat hasratku untuk pulang ke kota Jogja meskipun dalam sekejap.
Event Mandiri Jogja Marathon ini menjadi ajakan bagi anak-anak negeri yang pernah "menyusui" ilmu di bawah langit kota budaya ini. Momentum mereka untuk bernostalgia dan melakukan napak tilas Jogja tempoe doeloe yang mungkin masih tersisa. Mandiri Jogja Marathon tak sekedar olahraga biasa pula tak sekedar Sport Tourism. Mandiri Jogja Marathon adalah sebuah ajakan pulang untuk mengenang masa-masa  berjibaku dengan ilmu di sana. Melewati lorong yang telah berubah wajah pada ruang waktu yang berbeda.Â
Mandiri Jogja Marathon adalah sebuah napak tilas bagi mereka yang pernah mengalami keistimewaan dan keramahan kota dan warga Jogjakarta. Apakah itu masih terpatri di sana? Ya, datanglah pada event Mandiri Jogja Marathon. Telusuri setiap sudut kotamu. ***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H