Mengirimkan AHY yang adalah Kogaska Demokrat merupakan bagian dari strategi politik Demokrat. Ibarat AHY adalah kail, Jokowi sebagai ikannya dan istana adalah kolamnya. Bukan politik namanya, bila para politisi berkumpul tak lain adalah pembahasan kepentingan politik. Persoalannya, apakah Jokowi termakan umpan di kail itu?
Memuluskan Langkah JokowiÂ
Berdasarkan hasil Pileg 2019, partai-partai pengusung  Jokowi-Ma'ruf menguasai DPR RI tanpa atau dengan PAN dan Demokrat. Jokowi mungkin saja memiliki pertimbangan sendiri. Ia memerlukan dukungan yang lebih dominan di DPR agar program kerjanya terwujud.
Dalam rangkaian kampanye yang lalu, begitu pula dalam debat Pilpres 2019, Jokowi menyatakan  fokusnya lima tahun mendatang adalah pembangunan SDM sedangkan sektor infrastruktur dikurangi intesitasnya. Namun, dalam pertemuan terbatas yang lalu, Jokowi mengagendakan pemindahan ibukota negara.
Pemindahan ibukota sama sekali tidak disinggung Jokowi dalam janji politiknya. Pernyataannya menuai pro dan kontra tetapi tak sepanas jika dibandingkan pada masa kampanye yang lalu. Rencana Jokowi akan mendatangkan rintangan di DPR karena tak semua partai merestuinya, terutama partai oposisi. Dasar itu, Jokowi memanfaatkan situasi partai-partai opisi yang sedang kebingungan dengan sikap politik Prabowo yang mendeklarasi kemenangan berulang kali. Pada akhirnya, baik Jokowi dan partai-partai  saling memanfaatkan secara politis. Lalu, siapakah yang akan diuntungkan?
Soal negosiasi politik, Jokowi tak ragu lagi. Periode sebelumnya ia berhasil merontokan satu per satu kapal politik yang bernama Koalisi Merah Putih (KMP). Sehingga satu per satu partai koalisi KMP berbalik arah menuju Koalisi Indonesia Kerja. Seperti peristiwa yang lalu itu akan terulang lagi pada kepemimpinan Jokowi-Ma'ruf yang sekarang ini. Jokowi selalu lebih lihai melihat celah politik yang memuluskan rencananya. Hal ini sulit ditebak pihak lawan. Cepat atau lambat, partai-partai tersebut akan terperangkap dalam jebakannya.
Bagaimana dengan AHY?
Kemenangan Jokowi-Ma'ruf adalah keputusan rakyat yang final, legal dan mengikat. Siapapun tak dapat mengangkang hasil Pemilu ini. Perhitungan real count KPU adalah proses yang legal. Bila meragukan hasilnya, pihak yang dirugikan dapat menempuh jalur hukum melalui Makamah Konstitusi (MK). Bukan sebaliknya, mendeligitemasi Pemilu dan melakukan parlemen jalanan.
Bagi seorang AHY, Pilpres sudah usai. Kemenangan ada di tangan Jokowi-Ma'ruf. Ia harus mengambil langkah politik. Itu dilakukannya dengan menemui Jokowi. Persoalan masuk atau tidaknya Demokrat dalam koalisi, tujuan utamanya adalah mencitrakan diri sebagai the next. Ia memperlihatkan kenegarawannya.Â
Seorang negarawan harus menunjukkan sikap obyektif dan berjiwa besar. Mengabaikan sikap dan tindakan yang irasional serta mengutamakan kepentingan bangsa yang lebih besar.
Terlepas diundang Jokowi atau kedatangannya memang niat pribadi dan partainya, secara tak langsung ia telah menunjukkan pengakuannya kepada Jokowi sebagai pemenang. Ia tak perlu menarasikan panjang lebar dalam jumpa pers atau pernyataan. Satu aksi dengan kehadirannya sudah membuktikan posisi dimana AHY dan Demokrat berada.