Mohon tunggu...
Giorgio Babo Moggi
Giorgio Babo Moggi Mohon Tunggu... Lainnya - Pembelajar yang tak berhenti untuk menulis

Dream is My Life's Keyword.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menuju Usia Seabad, Bank Tabungan Negara (Belum) Merakyat?

11 Februari 2019   05:43 Diperbarui: 11 Februari 2019   14:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber: Bisnis.com)

Entah di bagian lain di negeri ini, dalam konteks NTT, BTN belum menunjukkan sebagai institusi perbankan yang "merakyat". Tesis ini dibenarkan oleh rendahnya sosialisasi BTN ke seluruh lapisan masyarakat terkecil, hanya menjangkau masyarakat menengah keatas yang umumnya PNS, pegawai swasta dan wiraswasta yang ada di ibukota provinsi.

Kedua, program-program pro rakyat masih terbatas pada perumahan  yang belum tentu dapat dijangkau oleh kelompok masyarakat menengah kebawah.  BTN harus perluas layanan berdasarkan situasi dan kondisi geografis wilayah pelayanan.

Ketiga, karena segmen utamanya adalah perumahan, sehingga penetrasi dan perluasan bank tidak sampai ke tingkat kabupaten apalagi tingkat kecamatan. Ini menjadi hambatan keterjangkaun BTN ke lapisan masyarakat bawah.

Harapannya, menuju usia emas, BTN harus sungguh-sungguh "merakyat" dengan cara mendekatkan pelayanan kepada seluruh lapisan masyarakat. Hadirkan program-program pro rakyat yang berskala kecil yang dapat dijangkau kelompok masyarakat menengah ke bawah. Terutama program-program yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. BTN dapat belajar dari salah satu bank nasional yang mendekatkan pelayanan kepada rakyat. Mereka mendatangi masyarakat seperti yang disaksikan penulis di Kampung Wolotopo, Kabupaten Ende, NTT (Desember, 2018). Para petugas mendatangi setiap individu dan kelompok masyarakat di Kampung Wolotopo untuk memungut angsuran. Kelihatan pekerjaan petugas bank melelahkan, tetapi inilah strategi "jemput bola" yang harus dilakukan pihak bank di tengah persaingan antar lembaga jasa keuangan yang kian kompetitif.

Di saat itulah, BTN harus menunjukkan bank memiliki tanggungjawab dan keberpihakan dalam pemberdayaan ekonomi rakyat melalui kegiatan usaha yang produktif bukan yang konsumtif. Bank yang merakyat adalah bank yang terjun langsung atau hadir di tengah masyarakat; memberikan akses dan kemudahan bagi  semua golongan rakyat; dan memberikan pelayanan yang prima kepada nasabah. Hal-hal ini menjadi bukti dan pembenaran tagline BTN sebagai "Sahabat Keluarga Indonesia". Jika ini tidak dilakukan, maka penggunaan diksi "keluarga" hanya tontoan verbalistis dan sloganistis, kenyataannya jauh dari harapan dibalik kemasan tagline, visi dan misi BTN.

Memang, upaya pendekatan secara fisik dengan nasabah sangat kontras dengan kemapanan teknologi digital yang memungkikan pertemuan antara bank dan nasbah tanpa batas ruang dan waktu. Kenyataan itu  tak bisa dipungkiri, tapi kita dihadapkan dengan kenyataan pula bahwa masih ada sebagian besar masyarakat yang belum  menjangkau teknologi tersebut. Nah, ini menjadi tantangan bagi BTN untuk mewujudkan teknologi digital yang murah bagi kelompok masyarakat tersebut. Membangun teknologi dan strategi yang menjembatani atau mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Bila ini dilakukan BTN, maka impian masyarakat digital pun mendekati kenyataan. Nasabah BTN akan melek dengan teknologi. Mau tak mau, nasabah sedikit "dipaksakan" untuk menghadapi kenyataan ini. Atau dengan lain kata, nasabah tak boleh dimanjakan. Digitalisasi diharuskan. Ini pula bentuk lain pendidikan bagi masyarkat menyongsong digitalisasi perbankan di era mileanial ini. Muaranya, BTN kelak mentranformasi diri menjadi bank yang "merakyat". Tak tersegmentasi pada strata sosial tertentu. Dan, kiranya, kehadiran teknologi digital dapat mengatasi 'keterbatasan' geografis dan memperluas pelayanan yang pro rakyat.  BTN harus mampu  mewujudkan nasabah dalam satu keluarga digital yang terkoneksi tanpa sekat ruang dan waktu. 

Selamat merayakan Ulang Tahun ke-69. Semoga BTN semakin jaya dan merakyat di era milenial ini. BTN bisa! ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun