Pada musim kompetisi 2014/2015 Juventus sedang berada pada performa terbaik. Pemuncak klasmen Seri A Italia, penguasa Copa Italia, dan satu langkah lagi menuju jawara Eropa jika Guinligi Buffon dan kawan-kawan mampu menaklukan Barcelona yang dikenal sebagai tim solid itu. Ini ujian berat Allegri untuk meramu tim sehingga mampu meredam trio ‘kijang’; Messi, Suarez, dan Neymar.
Juventus tidak mudah menaklukan Barcelona karena baru saja pulih dari skandal yang melilit langkahnya. Puasa gelar dan minim kompetisi Eropa menjadi kelemahan lain. Keunggulan dan kekuatan Barcelona di dua dekade terakhir menambah kokohnya ‘tembok Berlin’ sehingga sulit dirobohkan.  Namun, jika kita mengikuti perjalanan Juventus musim ini baik di liga domestik maupun perjalanannya di babak penyisihan hingga final champion, performa Tevez dan kawan-kawan terus menanjak. Tidak ada yang mustahil. Barcelona bisa tumbang di tanah Bavaria.
Memori Tembok Berlin bisa saja menjadi daya dorong Bianconerri di lapangan hijau. Menjadikannya sebagai tekad, semangat, dan spirit untuk membasuhi diri dari skandal yang melumuri ‘tubuh’nya. Satu-satunya jalan dengan berprestasi di laga ini. Sekaligus membuktikan kepada dunia bahwa kemenangan Juventus bukan hadiah wasit apalagi belas kasih tim. Final kali ini adalah kesempatan emas bagi Juventus untuk meruntuhkan ‘tembok Berlin’ (baca: berbagai persoalan dan kelemahan tim). Kemenangan ini pula menjadi pertanda kebangkitan sepak bola Italia kembali berjaya di level internasional.
Tembok Berlin adalah sebuah memori. Memori tentang reunifikasi; Berlin Timur dan Berlin Barat. Tembok Berlin bisa juga memori (re)unifikasi gelar. Baik Juventus maupun Barcelona adalah raja di liganya masing-masing dan sedang menggantongi dua trofi. Satu langkah lagi, salah satu dari kedua tim ini akan meraih treble winner.
Dewi fortuna bisa saja berpihak pada Juventus atau sebaliknya ia lebih mencintai Barcelona. Bola itu bundar. Duel ini tidak cukup andalkan kerja keras, tetapi juga kerja cerdas dan kerja tuntas para pemain, pelatih, dan suporter. Tim yang bekerja keras, kerja cerdas dan kerja tuntas hingga detik akhir pertandingan bakal pasti meraih mimpinya; me(re)unifikasi gelar; piala liga, copa, dan champion (treble winner). Siapapun pun pemenang kelak, Berlin tetap tercatat sebagai kota (re)unifikasi. ***(gbm/sumber:koepang.com)
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H