Gelar Karya Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) menjadi momentum yang sangat dinantikan oleh siswa, guru, karyawan, orantu murid dan masyarakat. Acara ini adalah puncak dari rangkaian kegiatan pembelajaran berbasis projek (project-based learning) yang bertujuan untuk memperkuat karakter dan keterampilan abad 21 siswa melalui enam dimensi Profil Pelajar Pancasila: Beriman, Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia; Berkebhinekaan Global; Bergotong Royong; Mandiri; Bernalar Kritis; dan Kreatif.
Berikut adalah gambaran unik dan menarik dari gelar karya P5 dengan menghadirkan semua tema yang dapat menjadi inspirasi untuk berbagai sekolah di Indonesia.
Tema 1: Gaya Hidup Berkelanjutan
Pada tema ini, siswa dapat memamerkan inovasi ramah lingkungan seperti hidroponik, eco-bricks, dan produk daur ulang. Salah satu karya menarik adalah "Lampion Cantik dari Gelas Air Mineral Bekas" yang dibuat oleh siswa menggunakan limbah plastik bekas. Selain itu, ada juga simulasi pasar ramah lingkungan yang mengedukasi pengunjung untuk menggunakan bahan yang dapat didaur ulang.
Tema 2: Kearifan Lokal
Di sudut budaya, siswa dapat menyuguhkan karya bertema kearifan lokal seperti pameran batik, tarian tradisional, dan masakan daerah. Salah satu yang menjadi pusat perhatian adalah replika "Rumah Adat Nusantara" yang dibuat menggunakan bahan alami. Selain itu, ada pertunjukan drama singkat yang mengangkat legenda lokal sebagai bentuk pelestarian budaya bangsa.
Tema 3: Bhinneka Tunggal Ika
Area ini dihiasi dengan keberagaman budaya Indonesia. Siswa mempersembahkan parade pakaian adat dari berbagai daerah serta mini festival kuliner nusantara. Acara ini menjadi ajang edukasi yang menyenangkan, di mana siswa sekaligus mengampanyekan pentingnya toleransi dan saling menghargai dalam keberagaman.
Tema 4: Suara Demokrasi
Untuk tema demokrasi, siswa menghadirkan simulasi pemilu, diskusi panel tentang kebebasan berpendapat, dan pameran poster kampanye kreatif. Salah satu yang menarik adalah "Kampung Demokrasi Mini" di mana pengunjung dapat merasakan proses demokrasi dalam skala kecil, seperti musyawarah menentukan program kampung.