Biarlah orang lain melihat obrolan kita dengan pandangan aneh dan berusaha meraba apa yang sebenarnya kita bicarakan. Tapi, seperti yang sering kamu bilang padaku, "Jangan perdulikan orang lain, biarlah kita ada di dunia kita sendiri."
Nduk...
Berteman denganmu membuat aku makin tegar lho, makin yakin dengan diriku sendiri. Kamu itu orang yang paling perduli padaku. Kamu itu orang yang paling mengerti keadaanku. Selalu saja kamu menggenggam tanganku, meremas jariku untuk memberikan kekuatan padaku agar aku tegar, yaitu saat kita ada di depan tempat karaoke, saat kita hanya bisa melihat orang lain bernyanyi dengan senangnya di balik kaca kotak karaoke. Ah, kita memang ditakdirkan ngga bisa ambil bagian di kotak itu.
Tapi, Nduk...
Jujur, aku ingin sekali menyanyikan lagu cinta untukmu, ngga perduli suaraku parau dan aneh di telingamu. Ngga perduli walau yang terlihat hanya gerakan-gerakan kita seolah-olah kita bisa menyamai suara penyanyi di kotak karaoke itu. Jujur, aku ingin sekali nyanyi untukmu.
Nduk...
Aku memang ngga seperti orang lain yang bisa mengungkapkan dengan mudah kata-kata romantis, kata-kata pujian. Tapi, gerak isyaratku tetap sama, tetap berarti, kalau aku memang ... mencintaimu.
.
.
.