Mohon tunggu...
Babeh Helmi
Babeh Helmi Mohon Tunggu... profesional -

Babehnya Saras n Faiz . Twitter : @Babeh_Helmi . . @KoplakYoBand

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

[MIRROR] Jika Listrik di Rumah Padam

21 Desember 2011   09:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:57 657
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

.

Entah kenapa malam ini sepi sekali. Tidak ada suara di luar rumah. Suasana hening seperti ini yang sering membuat Rini, yang harus bekerja memeriksa artikel-artikel di rumah, menjadi gusar. Jika ada suatu gerakan apapun pasti akan terlihat menjadi jelas. Entah itu kertas putih yang bergerak karena disapu angin ataupun jarum jam yang bergerak. Begitu juga dengan suara. Suara jarum jatuh pun akan terdengar jelas di telinga.

Saat Rini sedang asyik membaca artikel di komputer, tiba-tiba bayangan hitam melesat di pintu kamar. Wuzzzz. Entah apa itu. Spontan Rini menengok. Tidak ada apa-apa di sana. Rini termangu. Untuk meyakinkannya, dia memeriksa ke luar kamar. Hanya kesunyian yang ada di ruang tamu.

Kembali ia berkutat dengan pekerjaannya. Namun belum satu menit bekerja, ia digoda sesuatu. Layar monitor komputernya berkedip. Rini terdiam. Lalu ia berdiri, melihat kabel-kabel di belakang monitor.

Terdengar bunyi di luar kamar. Semacam desis. Rini menengok. Dia mendongakkan kepalanya, melihat ke arah ruang tamu dan mencoba mendengarkan jika ada bunyi-bunyian lagi di sana. Walau sudah ditajamkan pendengarannya, tetap saja kesunyian yang hadir. Tidak ada apa-apa. Kembali ia melihat kabel untuk memeriksa jalurnya.

Tak berapa lama terdengar lagi bunyi desis di luar. Rini pun terdiam. Namun kali ini Rini tak mau menengok. Hanya pendengarannya saja yang kembali dipertajam. Pikirannya menerawang, berharap itu hanyalah suara tikus.

Tiba-tiba, dari sudut matanya, terlihat bayangan di pintu kamar. Hitam. Bergerak pelan. Ditengoknya pintu kamar itu, dan astaga... sosok bayangan hitam seperti kabut bergerak ke arah kamarnya.

Kontan saja Rini kaget, melompat mundur. Awalnya ia bergerak pelan, namun karena bayangan itu terus bergerak menuju kamarnya, ia pun lari ke pojok kamar. Badannya tegang menempel erat di tembok. Mukanya memucat, matanya melotot memandangi pintu kamar. Nafasnya yang saling memburu berusaha diredam.

"Ah, aa... apa itu?" Badannya mulai bergetar. Tapi, dalam kepanikan itu Rini menunggu. Menunggu bayangan hitam itu bergerak masuk ke kamarnya.

"Bayangan apa itu?" Rini masih menunggu dengan tegang. "Hantu kah?"

Tidak ada tanda-tanda di pintu.

Brrtt. Tiba-tiba lampu neon kamar berkedip. "Hah!" Matanya langsung melotot melihat lampu neon. “Aneh, kenapa lampu neon berkedip di saat seperti ini?” Sambil melihat neon dan pintu kamar, pikirannya berkecamuk. Tapi dia berusaha membuang pikiran buruk jika setelah ini listrik di rumahnya padam, dan ruangan menjadi gelap gulita. “Atauuu .. jangan-jangan tangan hantu itu perlahan akan menjulur ke saklar lampu, dan mematikan lampu neon kamarnya. Huaaaaa."

Pikiran buruk terus menguasai dia. Pandangan Rini tak bisa lepas antara lampu neon, skalar lampu dan pintu kamar. Matanya bergerak cepat berpindah ke 3 arah itu. Namun karena neon masih menyala, akhirnya dia memusatkan perhatian ke pintu.

Dan...

Perlahan terlihat sedikit bayangan hitam masuk ke kamarnya. Melihat itu Rini makin memojokkan badannya ke tembok. Nafasnya memburu cepat.  Tangannya mencengkram tembok. Matanya makin melotot. Mukanya makin memucat.

Bayangan itu makin masuk ke kamar. Dan ...

Blup.

Listrik mati.

Kamar menjadi gelap.

Rini terdiam kaku. Berusaha menjerit, namun tidak keluar suara. Nafasnya serasa terhenti. Entah kenapa, Rini malah makin melotot berusaha menangkap bayangan di kamar gelap itu.

Tiba-tiba listrik menyala kembali. Dan ...

Tepat di hadapannya, wajah mengerikan muncul tiba-tiba. Dia menyeringai.

"Huaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa"

.

-----------------

.

"Bu .. Ibuuuuu .. Bangun hei." Sentakan seseorang membangunkan Rini dari tidur. Rini pun tergagap. Menoleh ke sana kemari, dan melihat Andi, suaminya sudah ada di kamar.

"Kan sudah dibilang, jangan suka tidur di depan komputer." kata Andi.

"Ee .. i .. iyaa .." jawab Rini.

"Itu monitor baru, ya? Kok ngga bilang kalo beli baru?" tanya Andi.

"Eh .. iya, tadi siang, langsung diantar oleh penjualnya. Monitor bekas kok, Pa."

"Oh, walau bekas, tapi masih bagus, ya," ujar Andi sambil mengamati monitor tersebut. Di layar monitor, terlihat tampilan situs berita, dengan headline "PENJUAL MONITOR DITEMUKAN MEMBUSUK DI SEBUAH RUMAH"

Rini pun kaget melihatnya. Dia terdiam. Tapi suaminya Andi malah terlihat asyik membaca berita itu.

Tiba-tiba .. brrt .. Monitor berkedip. Andi mengerenyitkan dahi. Beda dengan Rini. Ia kaget. Nafasnya terhenti. Andi langsung memeriksa kabel di belakang monitor.

Dan .. brrttt .. Lampu neon pun ikut berkedip. Spontan Rini memegang tangan suaminya.

"Paa..." bisik Rini.

"Kenapa, Ma?"

Dan ... Blup .. Listrik padam.

.

.

.

————————————

Babeh Helmi

No. 56

Kalau masih penasaran dengan kisah-kisah horor lainnya, silakan jelajah di sini

backsound dari youtube

gambar olahan dari sini


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun